makan malam dan nonton tv, selepas shalat fardhu magrib atau isya bahkan sebelum anaknya tidur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ayah yang
bekerja antara 8 jam hingga lebih dari 8 jam tetap melakukan komunikasi antar pribadi dengan anak-anaknya walaupun tidak bisa dilakukan sesering mungkin
namun sang ayah tetap peduli terhadap keadaan sang anak.
IV.1.2 Komunikasi Antar Pribadi Ayah Dengan Anak Remajanya Tabel 10
Keterbukaan anak pada ayah No
Keterbukaan anak pada ayah
Frekuensi
1 Tidak terbuka
7 9.3
2 Biasa-biasa saja
40 53.3
3 Terbuka
15 20.0
4 Sangat terbuka
13 17.3
Total
75 100.0
Sumber: P.09FC.11 Keterbukaan dalam hubungan antar pribadi antara ayah dan anak remaja
mereka sangat diperlukan karena akan mndorong timbulnya saling pengertian, saling menghargai dan yang paling penting saling mengembangkan kualitas
hubungan antar ayah dan anak remaja mereka. Berdasarkan tabel di atas, mayoritas responden yaitu 40 orang 53,3
menyatakan bahwa mereka merasa biasa-biasa saja dalam hal keterbukaan bebas mengeluarkan isi hati tidak terlalu terbuka ataupun tertutup. Selanjutnya 15
Universitas Sumatera Utara
responden 20,0 mampu untuk terbuka pada ayah mereka dan 13 responden 17,3 merasa sangat mampu untuk terbuka, menceritakan hal apa saja pada
ayah mereka. Dan hanya 7 responden 9,3 tidak mampu untuk terbuka pada ayah mereka.
Berdasarkan dari pernyataan responden yang sangat mampu terbuka hingga terbuka pada ayahnya mengakui bahwa ayah mereka juga terbuka pada
mereka, ayah juga selalu mengerti keadaan pribadi mereka, mendukung dan bisa diajak untuk bertukar pikiran mengenai apa saja dan dapat menghibur mereka.
Tabel 11 Dukungan ayah terhadap ide atau hobi anak
No Dukungan dari ayah
Frekuensi
1 Tidak mendukung
4 5.3
2 Biasa-biasa saja
16 21.3
3 Mendukung
38 50.7
4 Sangat mendukung
17 22.7
Total 75
100.0 Sumber: P.10 FC.12
Berdasarkan tabel 11 diatas dapat dilihat bahwa 38 responden 50,7 menyatakan bahwa ayah mereka mendukung ide atau pun hobi yang sedang
mereka tekuni. Dan 17 responden 22,7 menyatakan bahwa mereka mendapat dukungan penuh dalam artian ayah mereka sangat mendukung ide atau hobi anak
mereka selama itu bersifat positif. Selanjutnya 16 responden 21,3 menyatakan bahwa ayah mereka bersikap biasa saja terhadap ide atau hobi yang sedang
Universitas Sumatera Utara
mereka tekuni. Dan hanya 4 responden yang menyatakan mereka sama sekali tidak mendapatkan dukungan dari ayah mereka terhadap apa yang mereka sukai.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ayah responden dapat memberikan dukungan terhadap ide, hobi atau kegiatan anak mereka selama itu
bersifat positif. Dengan dukungan dari seorang ayah, anak akan merasa lebih percaya diri dalam menjalankan aktivitasnya.
Tabel 12 Kemampuan anak untuk bersikap positif
No Kemampuan untuk bersikap positif
Frekuensi
1 Biasa saja
3 4.0
2 Mendengarkan
48 64.0
3 Sangat mendengarkan dan mengakui
kesalahan sikap positif 24
32.0
Total
75 100.0
Sumber: P.11FC.13 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa 48 responden 64,0
menunjukkan sikap untuk mendengarkan disaat ayah memberikan masukan atau nasihat atas perilaku mereka yang salah dan 24 responden 32 menunjukkan
sikap yang sangat positif dalam mendengarkan masukan dan nasihat dari ayah mereka atas perilaku mereka yang salah. Selanjutnya hanya 3 orang yang bersikap
biasa-biasa saja ketika di nasihati. Dengan pendidikan agama yang bukan hanya sekedar pelajaran agama
pada umumnya namun mereka juga mendapatkan pelajaran akhlak di sekolah,
Universitas Sumatera Utara
mampu membuat mereka mengatahui aturan-aturan atau pun tatakrama dalam keluarga seperti cara menghormati orangtua atau pun orang yang lebih tua dari
mereka. Hal ini membuat mereka mampu untuk menghormati orangtuanya dan mampu mengakui kesalahan mereka.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden masih memiliki rasa hormat pada orang tua dan mampu untuk menyadari kesalahan
mereka.
Tabel 13 Sikap positif ayah terhadap anak remajanya
No Sikap positif ayah terhadap anak
remajanya Frekuensi
1 Biasa-biasa saja
35 46.7
2 Antusias
26 34.7
3 Sangat antusias
14 18.7
Total 75
100.0 Sumber: P.12FC.14
Sikap antusias dari seorang ayah dengan menatap matanya ketika berbicara dengan anak anda sangat diharapkan oleh seorang anak ketika mereka
menceritakan apa yang terjadi pada mereka karena hal itu dapat membuat mereka merasa diperhatikan oleh keluarga khususnya oleh ayah mereka yang sehari-
harinya bekerja di luar rumah. Berdasarkan tabel diatas, 35 responden 46,7 menyatakan bahwa ayah
mereka menunjukkan sikap biasa-biasa saja terhadap apa yang mereka ceritakan
Universitas Sumatera Utara
pada ayah mereka. Dan 26 responden 34,7 menyatakan ayah mereka menunjukkan sikap antusias dan 14 responden menyatakan bahwa ayah mereka
sangat antusias mendengarkan mereka bercerita tentang apa yang telah terjadi pada mereka.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seorang ayah yang mendengarkan anaknya bercerita dengan sangat antusias ataupun antusias mampu
menunjukkan adanya sikap positif dari seorang ayah terhadap anaknya. Hal ini menunjukkan bahwa sang ayah juga menghormati dan menghargai sang anak.
Tabel 14 Empati seorang ayah
No Empati seorang ayah
Frekuensi
1 Tidak tahu
4 5.3
2 Kadang-kadang
32 42.7
3 Hanya tahu
9 12.0
Ya dan menanyakan masalah yang saya hadapi
30 40.0
Total 75
100.0 Sumber: P.13FC.15
Berdasarkan tabel diatas, sebanyak 32 responden 42,7 yang menyatakan bahwa ayah mereka kadang-kadang dapat mengetahui bahwa mereka
sedang memiliki masalah. Dan 30 responden 40,0 menyatakan bahwa ayah mereka mengetahui dan segera menanyakan masalah apa yang sedang mereka
alami. Dan 9 responden 12,0 menyatakan bahwa ayah mereka hanya sekedar
Universitas Sumatera Utara
tahu kalau mereka sedang memiliki masalah. Dan selanjutnya 4 responden yang menyatakan bahwa ayah mereka sama sekali tidak tahu jika mereka sedang
memiliki masalah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seorang ayah yang sibuk
bekerja di luar rumah masih memiliki empati atau sikap kesetaraan yakni sikap yang menghargai dan merasa perlu untuk menyumbangkan sesuatu kepada anak
mereka dengan niat untuk menolong anak mereka terlepas dari masalah. Beberapa ayah dari responden berusaha untuk membantu dengan membiarkan sang anak
terlebih dahulu menguraikan masalahnya secara mendetail. Kenudian secara bersama-sama mereka mencari solusi yang dapat digunakan untuk masalah
anaknya.Terlepas dari itu semua sang ayah memberikan kepercayaan pada anak solusi mana yang akan di pakainya untuk menyelesaikan masalahnya. Dengan
begitu sang anak akan merasa berdaya dan didukung oleh ayahnya.
Tabel 15 Frekuensi komunikasi antar pribadi
No Frekuensi komunikasi antar pribadi
Frekuensi
1 Tidak sering
13 17.3
2 Cukup sering
19 25.3
3 Sering
27 36.0
4 Sangat sering
16 21.3
Total 75
100.0 Sumber: P.14FC.16
Universitas Sumatera Utara
Tabel 15 menunjukkan data frekuensi komunikasi antar pribadi yang berlangsung antara ayah dan anak remajanya. Dari tabel tersebut dapat dilihat
bahwa 27 responden 36,0 menyatakan mereka sering mengobrol dengan frekuensi 3-4 x sehari. 19 Responden 25,3 menyatakan cukup sering dengan
frekuensi 2x sehari dan 16 responden menyatakan sangat sering dengan frekuensi lebih dari 4 x sehari. Selanjutnya 13 responden menyatakan tidak sering
melakukan komunikasi atau mengobrol dengan ayah mereka dengan frekuensi obrolan kurang dari 2 x sehari.
Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden sering mengobrol dengan ayah mereka. Dengan seringnya komunikasi antar pribadi itu berlangsung melalui
obrolan sehari-hari, kesempatan untuk lebih terbuka semakin besar. Banyak cara untuk membuka obrolan. Dengan mengobrol dengan anak membuka kesempatan
buat para ayah untuk lebih mampu merasakan emosional sang anak.
Tabel 16 Waktu yang digunakan untuk mengobrol
No Waktu yang digunakan untuk mengobrol
Frekuensi
1 Saat sarapan pagi
2 2.7
2 Saat makan siang
3 4.0
3 Saat makan malam
8 10.7
4 Saat senggang atau santai
62 82.7
Total 75
100.
Sumber: P.15FC.17
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 16 dapat dilihat responden yang menyatakan bahwa mereka sering mengobrol di saat senggang atau santai dengan jumlah 62
responden 82,7 . 8 responden 10,7 menyatakan pada saat makan malam merupakan waktu yang tepat untuk mengobrol dan 3 responden 4,0
menyatakan disaat mereka makan siang dan 2 2,7 responden biasanya mengobrol pada saat sarapan pagi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki banyak waktu untuk mengobrol dengan ayahnya pada saat mereka berdua dalam
keadaan santai ataupun sama-sama memilki waktu luang.
Tabel 17 Topik yang sering dibicarakan
No Topik yang sering dibicarakan
Frekuensi
1 Pelajaran sekolah
17 22.7
2 Masalah pekerjaan di rumah
5 6.7
3 Kejadian sehari-hari yang dialami
42 56.0
4 Hubungan dengan teman-teman
1 1.3
5 Tentang hobi kamu
9 12.0
6 Dan lain-lain, sebutkan
1 1.3
Total 75
100.0 Sumber: P.16FC.18
Tabel 17 menunjukkan topik apa saja yang sering dibicarakan oleh ayah dan responden dalam kesehariannya. 42 responen 56,0 menyatakan mereka
sering menceritakan tentang kejadian sehari- hari yang mereka alami. 17
Universitas Sumatera Utara
responden 22,7 menyatakan sering menceritakan tentang pelajaran sekolah, 9 responden 12,0 menceritakan tentang hobi mereka. Selanjutnya 1 responden
1,3 menceritakan tentang hobi mereka dan 1 responden 1.3 lainnya sering bercerita tentang berita-berita yang sedang terjadi.
Dari beberapa ayah yang telah di wawancara, mayoritas ayah selalu menanyakan apa yang telah terjadi pada anak mereka selama seharian seperti di
sekolah maupun di tempat les mereka. Dan beberapa ayah lainnya menyatakan bahwa mereka sering bercerita tentang bagaimana cara menggapai cita-cita anak
mereka, masalah hobi, berbicara tentang etika dan akhlak serta tentang pelajaran- pelajaran anak mereka di sekolah.
Dapat disimpulkan bahwa mayoritas ayah ingin mengetauhi apa saja yang telah terjadi pada anaknya selama satu hari ketika mereka berada di luar rumah
Tabel 18 Lama waktu mengobrol
No Lamanya waktu mengobrol
Frekuensi
1 Lebih dari 2 jam
8 10.7
2 Antara 1-2 jam
20 26.7
3 Kurang dari 1 jam
47 62.7
4 Total
75 100.0
Sumber: P17FC.19 Bedasarkan tabel 3.16 dapat dilihat lamanya waktu yang digunakan untuk
mengobrol dalam sehari. 47 responden 62,7 menyatakan kurang dari satu jam. Dan 20 responden 26,7 menyatakan mereka berbicara dengan ayah nya antara
Universitas Sumatera Utara
satu sampai dua jam. Dan yang menyatakan lebih dari 2 jam hanya 8 responden 10,7.
Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki waktu yang sangat sedikit untuk mengobrol dengan ayah mereka dikarenakan ayah mereka
yang sibuk dengan pekerjaannya. Kesempatan untuk melakukan komunikasi antar pribadi secara tatap muka pun sangat kecil.
Tabel 19 Suasana saat mengobrol
No Suasana saat mengobrol
Frekuensi
1 Tidak akrab
1 1.3
2 Biasa-biasa saja
19 25.3
3 Akrab
36 48.0
4 Sangat akrab
19 25.3
Total 75
100.0 Sumber: P18FC.20
Tabel 19 menunjukkan tingkat keakraban yang terbentuk antara ayah dan responden. 36 responden 48,0 menyatakan hubungan mereka dengan ayah nya
akrab, responden yang menyatakan hubungan mereka biasa-biasa saja berjumlah 19 responden 25,3 sama dengan jumlah responden yang menyatakan
hubungan mereka dengan ayahnya sangat akrab yaitu 19 responden 25,3. Dan hanya 1 1,3 responden yang menyatakan hubungan dia dan ayahnya tidak
akrab.
Universitas Sumatera Utara
Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden mampu menjaga hubungan keakraban dengan ayah mereka pada saat obrolan berlangsung.
Keakraban dalam sebuah hubungan keluarga sangat penting. Karena keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Hubungan antar pribadi
akan terpelihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan. Jika para ayah dan responden memiliki tingkat keakraban yang
tinggi, komunikasi antar pribadi diantara mereka akan semakin lancar.
Tabel 20 Tempat untuk mengobrol
No Tempat untuk mengobrol
Frekuensi
1 Di ruang makan
6 8.0
2 Di ruang TV
59 78.7
3 Diruang kerja ayah
1 1.3
4 Di luar rumah
9 12.0
Total 75
100.0 Sumber: P19FC.21
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan menggunakan ruang tv berjumlah 59 responden 78,7, responden yang
mengobrol di luar rumah berjumlah 9 orang 12,0 dan 6 responden yang mengobrol menggunakan ruang makan. Dan 1 responden yang sering mengobrol
di ruang kerja ayah 1,3.
Universitas Sumatera Utara
Dapat disimpulkan bahwa responden dan ayah sering melakukan obrolan ketika mereka sedang santai di ruang tv, bersama-sama menonton dan menjalin
komunikasi diantara keduanya.
Tabel 21 Sikap ayah ketika anak menghadapi kegagalan
No Sikap ayah ketika anak menghadapi
kegagalan Frekuensi
1 Sangat marah
8 10.7
2 Marah
40 53.3
3 Biasa saja
20 26.7
4 Tidak marah
7 9.3
Total 75
100.0 Sumber: P.21FC.22
Berdasarkan tabel 21 dapat dilihat bahwa 40 responden 53,3 yang menyatakan ayah mereka akan marah ketika mereka gagal dalam mencapai
sesuatu. 20 responden 26,7 menyatakan ayah mereka bersikap biasa-biasa saja seperti tidak merespon apa yang telah terjadi pada mereka. Selanjutnya 8
responden 10,7 mengaku ayah mereka akan sangat marah jika mereka gagal. Dan 7 responden 9,3 yang menyatakan ayah mereka tidak marah karena
mereka gagal dalam mencapai sesuatu. Kegagalan anak yang ditanggapi dengan kemarahan merupakan salah satu
cara untuk menghilangkan rasa hormat anak terhadap orangtuanya. Apabila seorang ayah yang menggunakan kata-kata yang bersifat merendahkan serta
Universitas Sumatera Utara
penghinaan karena kegagalan anak mereka, maka mereka akan cenderung lebih berminat membalas orang tuanya daripada menyenangkan mereka dan pada
akhiranya akan berujung pada pertengkaran. Selain itu anak akan merasa tertekan dan selanjutnya memiliki sikap ketakutan untuk gagal yang dapat menghambat
dorongan untuk berprestasi. Ayah yang menunjukkan sikap tidak marah merupakan cara yang terbaik,
karena sang ayah menghormati dan mengahargai atas usaha sang anak. Karena rasa hormat diantara keduanya akan menciptakan kemesraan dan dorongan yang
lebih positif terhadap anak untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dan terhindar dari kegagalan. Tidak marah bukan berarti tidak berkata-kata tetapi ayah
cenderung memberikan nasehat dengan suara lembut atas kegagalan anaknya dan memberikan motivasi agar kedepannya tidak terulang.
Tabel 22 Keterbukaan ayah terhadap anak
No Keterbukaan ayah terhadap anak
Frekuensi
1 Tidak pernah
25 33.3
2 Kadang-kadang
43 57.3
3 Sering
4 5.3
4 Sangat sering
3 4.0
Total 75
100.0 Sumber: P.21FC.23
Tabel 3.20 diatas menunjukkan keterbukaan para ayah terhadap responden. 43 responden 57,3 menyatakan terkadang ayah mereka mau
Universitas Sumatera Utara
menceritakan masalah yang beliau hadapi. 25 responden 33,3 menyatakan bahwa ayah mereka sama sekali tidak pernah mau terbuka kepada mereka.
Selanjutnya 4 responden 5,3 menyatakan ayah mereka sering menceritakan masalahnya dan 3 responden 4,0 menyatakan sangat sering.
Dengan keterbukaan dari ayah akan tercipta saling pengertian diantara mereka karena saling berbagi cerita dan pikiran. Dapat disimpulkan ayah yang
mampu terbuka pada anaknya adalah ayah yang memiliki anak yang mampu terbuka juga terhadapnya.
Tabel 23 Sikap positif anak terhadap ayah
No Sikap positif anak terhadap ayah
Frekuensi
1 Biasa saja
1 1.3
2 Mendengarkan
34 45.3
3 Sangat positif mendengarkan
40 53.3
Total 75
100.0 Sumber: P.22FC.24
Sebagian besar para ayah menginginkan agar anaknya sukses di kemudian hari, mampu bersikap mandiri untuk mewujudkan impian dan cita-citanya serta
tetap berbakti dan sayang pada orangtua mereka. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 40 responden 53,3
menyatakan sangat mampu untuk mendengarkan apa yang diharapkan ayah dari dirinya. 34 reponden 45,3 menyatakan mampu untuk mendengarkan dan 1
Universitas Sumatera Utara
responden yang bersikap biasa saja disaat ayah nya menaruh harapan pada dirinya.
Dengan demikian mayoritas responden mampu untuk menghormati dan mengahargai apa yang disampaikan oleh ayah mereka dengan sangat
mendengarkan apa yang diinginkan oleh ayah terhadap dirinya.
Tabel 24 Sikap peduli anak
No Sikap peduli anak
Frekuensi
1 Tidak peduli
1 1.3
2 Biasa-biasa saja
3 4.0
3 Peduli
33 44.0
4 Sangat peduli
38 50.7
Total 75
100.0 Sumber: P.23FC.25
Tabel 24 menunjukkan sikap peduli responden terhadap permasalahan yang sedang dihadapi oleh ayah mereka. 38 responden 50,7 menyatakan
bahwa mereka sangat peduli terhadap apa yang terjadi pada ayah mereka. 33 responden 44,0 menyatakan mampu untuk peduli dan 3 responden 4,0
menyatakan biasa-biasa saja dalam artian tidak terlalu menampakkan kepedulian mereka terhadap permasalahan ayahnya. Selanjutnya 1 responden 1,3 yang
menyatakan tidak peduli dengan apa yang terjadi pada ayahnya. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden tetap peduli terhadap
permasalahan yang sedang dihadapi oleh ayah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 25 Perbedaan pendapat antara anak dan ayah
No Perbedaan pendapat antara anak dan ayah
Frekuensi
1 Masalah hobi
4 5.3
2 Masalah nilai
14 18.7
3 Masalah minat
16 21.3
4 Masalah sikap dan perilaku
41 54.7
Total 75
100.0 Sumber: P.24FC.26
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat hal-hal yang dapat menimbulkan perbedaan antara responden dan ayah nya. Mayoritas responden menjawab karena
masalah sikap dan perilaku responden yang berjumlah 41 responden 54,7. Yang menyatakan masalah minat berjumlah 16 responden 21,3. 14 responden
18,7 menyatakan masalah nilai dan 4 responden 5,3 menyatakan masalah hobi.
Dapat disimpulkan bahwa perbedaan pendapat antara ayah dan anak mayoritas dikarenakan masalah sikap dan perilaku anak. Hal tersebut sering
terjadi di dalam keluarga. Karena pada masa remaja ini, anak sering kali melakukan sesuatu hal yang dianggapnya benar namun belum tentu benar dimata
orangtua mereka. Karena merasa sudah bisa mandiri, seringkali anak tidak menerima pendapat dari orangtua mereka tentang perilaku mereka yang salah.
Universitas Sumatera Utara
IV.1.3 Perkembangan Kecerdasan Emosional Remaja Tabel 26