BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Analisi Tabel Tunggal
Analisa dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam katagori- katagori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan
langkah awal dalam rangka menganalisa data yang terdiri dari kolom, sejumlah frekuensi dan persentase untuk katagori Singarimbun, 1995: 226
Data yang disajikan dalam tabel tunggal ini terdiri dari 3 bagian yaitu, karakteristik responden, komunikasi antar pribadi dan kecerdasan emosional.
Berikut ini adalah penyajian tabel tunggal dengan analisis menggunakan perangkat lunak SPSS versi 15.0, berikut hasil pembahasannya.
IV.1.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden disajikan untuk mengetahui latar belakang responden. Karaktristik responden dalam penelitian ini adalah usia responden,
jenis kelamin responden, suku, anak ke-, kelas, pekerjaan ayah, dan berapa lama ayah bekerja di luar rumah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3 Usia Responden
No Usia
Frekuensi
1 14
1 1.3
2 15
25 33.3
3 16
39 52.0
4 17
9 12.0
5 18
1 1.3
Total
75 100.0
Sumber : P.02 FC.03-04 Tabel di atas menunjukkan data tentang usia responden yang di jadikan
objek pada penelitian ini. Dari tabel dapat dilihat bahwa responden yang berusia 14 tahun adalah sebanyak 1 orang 1,3, berusia 15 tahun ada 25 orang 33,3,
dan usia 16 tahun sebanyak 39 orang 52,0, pada usia 17 tahun sebanyak 9 orang 12,0 dan usia 18 tahun orang 1,3. Ini menunjukkan bahwa mayoritas
usia responden berada pada usia 15 dan 16 tahun yang duduk di bangku kelas X dan XI.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4 Jenis Kelamin Responden
No Jenis Kelamin
Frekuensi
1 Laki-laki
41 54.7
2 Perempuan
34 45.3
Total 75
100.0 Sumber: P.03FC.05
Tabel 4 menunjukkan tentang jenis kelamin responden. Dimana responden laki-laki ada sebanyak 41 orang 54,7 dan responden perempuan berjumlah 34
orang 45,3. Dengan demikian dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini jumlah responden laki-laki lebih banyak daripada responden perempuan.
Berdasarkan absen kelas X-XI selisih jumlah siswa laki-laki dengan perempuan sangat tipis yakni lebih banyak siswa perempuan dua orang, namun
mayoritas siswa yang memiliki no induk ganjil adalah siswa laki-laki.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5 Suku Responden
No Suku
Frekuensi
1 Padang
38 50.7
2 Jawa
9 12.0
3 Melayu
11 14.7
4 Lain-lain, sebutkan
17 22.7
Total 75
100.0 Sumber: P. 04 FC.06
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang bersuku padang berjumlah 38 orang 50,7, suku jawa 9 orang 12,0, suku melayu ada
sebanyak 11 orang 14, 7, dan suku lainnya ada 17 orang 22,7 yakni suku aceh ada 2 orang 2,7, batak 8 orang 10,7, batak pakpak, batak mandailing,
batak toba, betawi dan karo masing-masing 1 orang 1,3 dan sunda sebanyak 2 orang 2,7.
Dapat disimpulkan bahwa siswa siswi yang bersekolah di Al-Ulum mayoritas bersuku padang. Dimana letak sekolah SMA Swasta Al-Ulum ini
memang berada di lingkungan yang mayoritas bersuku padang. Dan berdasarkan data sekolah, sejak awal berdiri sekolah tersebut siswasiswi yang bersekolah di
SMA Swasta Al-Ulum mayoritas bersuku padang.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6 Kedudukan anak dalam keluarga
NO Kedudukan anak
dalam keluarga Frekuensi
1 1
27 36.0
2 2
21 28.0
3 3
16 21.3
4 4
4 5.3
5 5
1 1.3
6 6
2 2.7
7 7
2 2.7
8 8
1 1.3
9 9
1 1.3
Total 75
100.0 Sumber : P.5FC.07
Tabel 6 menunjukkan kedudukan anak dalam keluarga. Dimana siswa yang merupakan anak pertama berjumlah 27 orang 36,0, anak ke-dua
berjumlah 21 orang 28. Dapat disimpulkan bahwa responden mayoritas
anak sulung. Posisi anak sulung dalam keluarga merupakan posisi yang banyak mengalami kesulitan dalam keluarga. Dimana tanggung jawab seorang kakak atau
abang untuk menjadi contoh yang baik terhadap adik-adiknya sangat besar. Terkadang banyak orangtua yang terlalu khawatir melihat pengaruh luar keluarga
terhadap anak-anak mereka. Di sinilah komunikasi antar pribadi antara ayah dan
Universitas Sumatera Utara
anak sangat dibutuhkan, seperti keterbukaan dan dorongan dari seorang ayah. Karena seorang anak sulung sangat membutuhkan contoh figure seorang ayah
yang tegas dan bertanggung jawab untuk menjalankan tanggung jawabnya sebagai anak sulung.
Tabel 7 Kelas siswa
No Kelas
Frekuensi
1
Sepuluh 38
50.7
2
Sebelas 37
49.3
Total
75 100.0
Sumber: P.06FC.08 Tabel 7 menunjukkan kelas responden. Di mana responden yang duduk di
kelas sepuluh berjumlah 38 orang 50,7 dan responden yang duduk di kelas sebelas berjumlah 37 orang 49,3. Hal ini sesuai dengan catatan administrasi
sekolah sampai pada Januari 2010 dengan jumlah siswa kelas X ada155 siswa dan di kelas XI ada 149 siswa.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8 Pekerjaan ayah
No Pekerjaan ayah
Frekuensi
1 Pegawai negeri
7 9.3
2 Pegawai swasta
18 24.0
3 Wiraswasta atau pengusaha
46 61.3
4 Lain-lain sebutkan
4 5.3
Total 75
100.0 Sumber: P.07 FC.09
Tabel 8 menunjukkan pekerjaan ayah dari responden. Dimana pekerjaan ayah responden sebagai pegawai negeri berjumlah 7 orang 9,3, Pegawai
swasta berjumlah 18 orang 24,0, wiraswasta atau pengusaha berjumlah 46 orang 61,3, dan lain-lain yakni sebagai konsultan hukum, petani, dan supir
berjumlah 4 orang 5,3. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas pekerjaan ayah dari
responden adalah sebagai wiraswasta atau pengusaha. Sebagai seorang ayah yang pekerjaannya sebagai wiraswasta ataupun pengusaha tidak bisa setiap saat untuk
mengobrol dengan sang anak karena jam kerja mereka yang tidak tentu sehingga mereka tidak memiliki waktu rutin pula untuk mengobrol dengan sang anak.
Ketika mereka memiliki waktu luang lah mereka baru dapat melakukan obrolan dengan anak-anaknya. Sehingga komunikasi antar pribadi antara ayah dengan
anak tidak begitu sering dan lancar
Universitas Sumatera Utara
Tabel 9 Lama ayah bekerja di luar rumah
No Lama bekerja di luar
rumah Frekuensi
1 Lebih dari 8 jam
38 50.7
2 8 jam
11 14.7
3 Antara 4-8 jam
20 26.7
4 Kurang dari 4 jam
6 8.0
Total 75
100.0 Sumber: P.8FC.10
Tabel 9 menunjukkan lamanya ayah responden bekerja di luar rumah. dari tabel dapat dilihat bahwa ayah yang bekerja lebih dari 8 jam berjumlah 38 orang,
yang bekerja 8 jam berjumlah 11 orang, antara 4-8 jam berjumlah 20 orang, dan yang kurang dari 4 jam berjumlah 6 orang.
Dapat dilihat ayah yang bekerja di luar rumah sekitae 8 atau lebih dari 8 jam lebih banyak di bandingkan dengan yang lain. Berdasarkan wawancara
singkat dengan beberapa siswa , peneliti mengetahui bahwa beberapa ayah dari responden dalam pekerjaannya melakukan perjalanan ke luar kota dengan
intesnsitas sebulan sekali. Walaupun demikian, ayah mereka tetap mengusahakan untuk tetap
melakukan komunikasi antar pribadi dengan anak-anaknya agar kedekatan antara ayah dengan anaknya tetap terjalin. Hal ini dapat terlihat dari usaha ayah untuk
tetap menjalin komunikasi diantara jam-jam sibuk mereka, seperti pada saat
Universitas Sumatera Utara
makan malam dan nonton tv, selepas shalat fardhu magrib atau isya bahkan sebelum anaknya tidur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ayah yang
bekerja antara 8 jam hingga lebih dari 8 jam tetap melakukan komunikasi antar pribadi dengan anak-anaknya walaupun tidak bisa dilakukan sesering mungkin
namun sang ayah tetap peduli terhadap keadaan sang anak.
IV.1.2 Komunikasi Antar Pribadi Ayah Dengan Anak Remajanya Tabel 10