Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Remaja

Dari deretan daftar emosi tersebut, berdasarkan temuan penelitian Paul Ekman dari University of California di San Fransisico ternyata ada bahasa emosi yang dikenal oleh bangsa-bangsa diseluruh dunia, yaitu emosi yang diwujudkan dalam bentuk ekspresi wajah yang di dalamnya mengandung emosi takut, marah, sedih dan senang. Dengan demikian, ekspresi wajah sebagai representasi dari emosi itu memiliki universalitas tentang perasaan emosi tersebut dalam Ali, 2004: 63. Emosi-emosi tersebut di atas dapat mempengaruhi perilaku individu diantaranya diantaranya : a. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang dicapai. b. Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa frustasi c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup nervous dan gagap dalam berbicara. d. Terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati. e. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya di kemudian hari, baik terhadap dierinya sendiri maupun terhadap orang lain.

II.5.3 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Remaja

Perkembangan emosi seseorang pada umumnya tampak jelas pada perubahan tingkah lakunya. Perkembangan emosi remaja juga demikian halnya. Kualitas atau fluktuasi gejala yang tampak dalam tingkah laku itu sangat tergantung pada tingkat fluktuasi emosi yang ada pada individu tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat nenerapa tingkah laku emosional seperti agresif, rasa takut yang berlebihan, sikap apatis dan tingkah laku yang menyakiti diri, seperti melukai diri dendiri dan memukul-mukul kepala sendiri. Universitas Sumatera Utara Sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja adalah sebagai berikut : 1. Perubahan Jasmani, yang ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan yang sangat cepat dari anggota tubuh. Hormon-hormon tertentu mulai berfungsi sejalan dengan berkembangnya alat kelaminnya sehingga dapat menyebabkan rangsangan di dalam tubuh remaja dan seringkali menimbulkan masalah dalam perkembangan emosinya. 2. Perubahan pola interaksi dengan orangtua. Pola asuh orangtua terhadap anak, termasuk remaja sangat bervariasi. Ada yang pola asuhnya menurut apa yang terbaik oleh dirinya sendiri saja sehingga ada yang bersifat otoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh tetapi ada juga yang dengan penuh cinta kasih. Perbedaan pola asuh orangtua seperti ini dapat berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan emosi remaja. Pemberontakan terhadap orangtua menunjukkan bahwa mereka berada dalam konflik dan ingin melepaskan diri dari pengawasan orangtua. 3. Perubahan interaksi dengan teman sebaya. Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebaya secara khas dengan cara berkumpul untuk melakukan aktivitas bersama dengan membentuk semacam geng. Faktor yang sering menimbulkan emosi pada masa ini adalah hubungan cinta dengan lawan jenis. Pada masa remaja tengah, biasanya remaja benar-benar mulai jatuh cinta dengan lawan jenisnya. Keadaan ini sering menimbulkan konflik atau gangguan emosi pada remaja jika tidak diikuti dengan bimbingan dari orangtua atau orang yang lebih dewasa. Universitas Sumatera Utara 4. Perubahan pandangan luar. Ada sejumlah perubahan pandangan dunia luar yang dapat menyebabkan konflik-konflik emosional dalam diri remaja, yaitu sebagai berikut: a. Sikap dunia luar terhadap remaja sering tidak konsisten. Kadang- kadang mereka dianggap dewasa tetapi mereka tidak mendapat kebebasan penuh atau peran yang wajar sebagaimana orang dewasa. b. Dunia luar atau masyarakat masih menerapkan nilai-nilai yang berbeda untuk remaja laki-laki dan perempuan. c. Seringkali kekosongan remaja dimanfaatkan oleh pihak luar yang tidak bertanggung jawab, yaitu dengan cara melibatkan remaja tersebut kedalam kegiatan-kegiatan yang merusak dirinya dan melanggar nilai-nilai moral. 5. Perubahan interaksi dengan sekolah. Pada masa anak-anak, sebelum menginjak masa remaja, sekolah merupakan tempat pendidikan yang diidealkan oleh mereka. Sosok guru sangat penting dalam kehidupan mereka. Namun pada saat remaja sosok seorang guru yang selalu memberikan ancaman-ancaman tertentu pada para peserta didiknya dapat merusak hubungan antara guru dan peserta didiknya. Dalam pembauran, para remaja sering terbentur pada nilai-nilai yang tidak dapat mereka terima atau yang sama sekali bertentangan dengan nilai- nilai yang menarik bagi mereka. Pada saat itu, timbullah idealisme untuk mengubah lingkungannya. Kesejahteraan psikologis dan kebahagian seseorang lebih ditentukan oleh perubahan atau pengalaman emosional yang sering dialaminya. Pemahaman, Universitas Sumatera Utara penerimaan diri akan suasana emosi, mengetahui secara jelas makna dari perasaan, mampu mengungkapkan perasaan secara konstruktif merupakan hal-hal yang mendorong tercapainya kesejahteraan psikologis, kebahagian, dan kesehatan jiwa individu. Penelitian Gohm dan Clore 2001 menjabarkan empat sifat laten pengalaman emosional ketika kita sedang berada dalam sebuah suasana emosi tertentu. Keempat sifat laten pengalaman emosional ini menurut penelitian mereka ternyata sangat berpengaruh pada kebahagian seseorang, kesehatan mental, kecemasan dan gaya atribusi kita. keempat sifat laten tersebut sebagai berikut Agustiani, 2006 ; 17 :

a. Kejelasan Emotional Clarity. Dijabarkan sebagia kemampuan

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antar Pribadi Dan Kepemimpinan (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Keberhasilan Kepemimpinan Hotel Emeral Garden Medan)

0 37 110

Komunikasi Antar Pribadi Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Pengurus Panti Asuhan Terhadap Pembentukan Konsep Diri Anak-Anak Panti Asuhan Yayasan Elida Medan)

6 53 121

Komunikasi Antar Budaya dan interaksi Antar Etnis (Studi Korelasional Mengenai Pengaruh Komunikasi Antar Budaya Dalam Menciptakan Interaski Antar Etnis di Kalangan Mahasiswa Asing USU).

6 60 140

Komunikasi Antar Pribadi Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Kasus Mengenai Komunikasi AntarPribadi Orang Tua Terhadap Pembentukan Konsep Diri Remaja Pada Beberapa Keluarga di Medan)

11 139 114

Komunikasi Antar Pribadi Dan Kepribadian Anak-Anak Cacat (Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Guru Dalam Perkembangan Kepribadian Anak-anak Cacat Pada YPAC Melalui Pendekatan Behaviorisme di Kota Medan)

10 80 109

Komunikasi Antar Pribadi Orangtua Dan Anak Dalam Menanamkan Pengetahuan Bahasa Daerah (Studi Deskriptif Pada Orangtua Dan Anak Di Lingkungan III Kelurahan Tembung-Kecamatan Medan Tembung)

2 46 135

Komunikasi Antar Pribadi Ibu Dan Remaja Putri Terhadap Pengetahuan Pendidikan Seks Remaja Putri (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Ibu dan Remaja Putri terhadap Pengetahuan Pendidikan Seks Remaja Putri di SMU Sultan Iskandar Muda

1 45 92

Peran Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua Terhadap Anak Dalam Membentuk Perilaku Positif (Studi Kasus Peran Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak dalam Membentuk Perilaku Positif di Kelurahan Karang Berombak, Medan Barat)

3 84 217

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA AWAL

1 35 21

Perbedaan Kecerdasan Emosional Remaja Ditinjau Dari Keberadaan Ayah - Ubaya Repository

0 0 1