pengamatan dan pemantauan kondisi tempat dan peralatan kerja guna menghindari segala sesuatu yang membahayakan para pekerja, terutama dari
segi fisik. Kegiatan lain dapat dilakukan dengan membentuk tim yang dapat memberikan respon cepat terhadap kasus gawat darurat bagi karyawan yang
mengalami kecelakaan. Dengan kata lain perusahaan perlu memiliki program keamanan kerja yang dapat dilaksanakan bagi semua karyawannya.
8. Di lingkungan suatu perusahaan, setiap dan semua karyawan memerlukan
rasa aman atau jaminan kelangsungan pekerjaannya. Untuk itu perusahaan perlu berusaha menghindari pemberhentian sementara para karyawan,
menjadikannya pegawai tetap dengan memiliki tugas-tugas reguler dan memiliki program yang teratur dalam memberikan kesempatan karyawan
mengundurkan diri, terutama melalui pengaturan pensiun. 9.
Di lingkungan suatu perusahaan, setiap dan semua karyawan memerlukan perhatian terhadap pemeliharaan kesehatannya, agar dapat bekerja secara
efektif, efisien dan produktif. Untuk itu perusahaan dapat mendirikan dan menyelenggarakan pusat kesehatan, pusat perawatan gigi, menyelenggarakan
program pemeliharaan kesehatan, program rekreasi dan program konselingpenyuluhan bagi para pekerjakaryawan.
3.1.3. Konsep Quality of Work Life QWL
4
Konsep Quality of Work Life QWL mengungkapkan pentingnya penghargaan terhadap manusia dalam lingkungan kerjanya Luthansm, 1996.
4
Nawawi, Hajari H , Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press, 1997, hal 27-30.
Universitas Sumatera Utara
David Edward 1983 dalam Arifin 1999 mendefinisikan “Quality of Work Life sebagai cara berfikir mengenai orang, kerja dan organisasi”. Dengan lebih
rinci, elemen dari Quality of Work Life terdiri atas: 1. Perhatian mengenai pengaruh kerja terhadap manusia sebagaimana terhadap
efektifitas organisasi. 2. Pandangan mengenai partisipasi untuk pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah dalam organisasi. Quality of Work Life merupakan pendekatan manajemen yang terus
menerus diarahkan pada peningkatan kualitas kerja. Kualitas yang dimaksud adalah kemampuan menghasilkan barang atau jasa yang dipasarkan dan cara
memberikan pelayanan yang selalu terus menerus disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, sehingga barang dan jasa yang dihasilkan mampu bersaing dan
berhasil merebut pasar. Program Quality of Work Life pada dasarnya mencari cara untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan menciptakan karyawanan yang
lebih baik atau tercapainya kinerja yang tinggi Gitosudarmo, 2000. Pengertian Quality of Work Life menurut Nawawi 2001 adalah
“program yang mencakup cara untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan menciptakan karyawanan yang lebih baik”. Berbagai faktor perlu dipenuhi dalam
menciptakan program Quality of Work Life, antara lain restrukturisasi kerja, partisipasi, lingkungan kerja, partisipasi karyawan, kebanggaan, pengembangan
karier, penyelesaian konflik, komunikasi, kesehatan kerja, dan lain sebagainya. Quality of Work Life mencoba untuk memperbaiki kualitas kehidupan
para karyawan, tidak dibatasi pada perubahan konteks suatu karyawanan tapi juga
Universitas Sumatera Utara
termasuk memanusiakan lingkungan kerja untuk memperbaiki martabat dan harga diri para karyawan Harvey Brown, 1992 dalam Arifin, 1999.
Dalam kaitan dengan penciptaan martabat manusia, Quality of Work Life menciptakan lingkungan dan iklim kerja yang memanusiakan manusia, sehingga
manusia lebih dilihat pada harkat dan martabat kemanusiaannya, bukan hanya sebagai alat. Inilah yang merupakan peran penting dalam penciptaan Quality of
Work Life. Randall Vandra 1981 dalam Arifin 1999, menyatakan bahwa “pada dasarnya Quality of Work Life merupakan salah satu tujuan penting dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhan karyawan”. Banyak karyawan saat ini menginginkan suatu tingkat keterlibatan yang tinggi dalam karyawanan-
karyawanan mereka. Mereka mengharapkan mendapat kesempatan untuk memberikan sumbangan yang lebih besar terhadap organisasi. Keinginan untuk
dapat berperan lebih besar ini semestinya dipandang sebagai peluang bagi perusahaan untuk memperluas kesempatan pengembangan karyawan
restrukturisasi kerja secara proporsional, bersamaan dengan pengaturan partisipasi dan lingkungan kerja yang aman dan nyaman.Pada saat ini, Quality of
Work Life berkembang sedemikian rupa. Tatkala masyarakat menjadi lebih makmur, prosentase yang meningkat dari angkatan kerja mengharapkan bukan
saja suatu karyawanan, tetapi karyawanan yang berkualitas kehidupan kerja termasuk karir yang memberi harapan lebih baik. Pada waktu yang sama
masyarakat yang makmur tadi menawarkan pada para karyawan suatu jaminan keamanan dalam bentuk kesehatan dan kesejahteraan kerja, asuransi hari tua, dan
jasa-jasa lainnya yang dibuat untuk menjamin penghidupan, yang pada dasarnya
Universitas Sumatera Utara
semua itu merupakan faktor-faktor Quality of Work Life. Perubahan-perubahan social menciptakan penekanan-penekanan untuk adanya suatu kualitas kehidupan
kerja yang lebih baik. Konsep Quality of Work Life mengungkapkan pentingnya penghargaan
terhadap manusia dalam lingkungan kerjanya. Dengan demikian peran penting program Quality of Work Life adalah mengubah iklim kerja agar organisasi secara
teknis dan manusiawi dapat membawa kepada kualitas kehidupan kerja yang lebih baik. Peningkatan kualitas kehidupan kerja ini diperlukan untuk menciptakan
kepuasan kerja sebagai pemicu semangat kerja. Menurut Kossen dan Hasibuan 2000 syarat-syarat untuk meningkatkan
kualitas kehidupan kerja adalah sebagai berikut: 1.
Kompensasi yang memadai dan wajar 2.
Kondisi kerja yang aman dan sehat 3.
Kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kemampuan manusia 4.
Kesempatan untuk pertumbuhan berlanjut dan ketentraman 5.
Ikut merasa mamiliki dan bertanggung jawab termasuk dalam suatu kelompok
6. Hak-hak karyawan tidak terabaikan
7. Kerja dan ruang kerja keseluruhan memadai
8. Relevansi sosial kehidupan kerja
David dan Edward 1983 dalam Arifin 1999 mengemukakan kegiatan Quality of Work Life sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Berpartisipasi dalam pemecahan masalah
2. Restrukturisasi kerja
3. Sistem imbalan yang inovatif
4. Memperbaiki lingkungan kerja
Selanjutnya, Nawawi 2001 mengemukakan 3 aspek kualitas kehidupan kerja sebagai berikut:
1. Restrukturisasi
2. Partisipasi
3. Lingkungan kerja
4. Sistem Imbalan
3.2. Motivasi Kerja