Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Kuesioner

b. Kualitas mutu yang dihasilkan c. Ketepatan waktu kerja sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan

3.4. Hubungan QWL dengan Motivasi Kerja

QWL berperan dalam meningkatkan kinerja, menurunkan tingkat inflasi, merupakan salah satu penerapan demokrasi industrial, dan meminimalkan pemogokan kerja. Tujuan mendasar dari penerapan QWL adalah mengembangkan pekerjan dan kondisi kerja terbaik bagi karyawan dan kesehatan ekonomi organisasi. QWL merupakan dimensi yang krusial dari kinerja karyawan, karena terbukti berpengaruh penting terhadap kinerja karyawan Beh danRose, 2007.

3.5. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja

Meningkatnya kinerja karyawan dapat disebabkan oleh peningkatan motivasi karyawan tersebut. Motivasi penting karena dapat menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya oleh kebutuhan akan materi faktor hygiene, tetapi juga kebutuhan terhadap pencapaian pekerjaan yang berarti faktor motivator. Universitas Sumatera Utara

3.6. Penentuan dan Penyusunan Variabel

3.6.1. Pengertian dan Macam Variabel

Variabel dapat dibedakan atas kuantitatif dan kualitatif. Lebih lanjut variabel kuantitatif terdiri dari: 8 1. Variabel Nominal Variabel nominal yaitu angka yang diterapkan hanya merupakan simboltanda yang akan dianalisis yakni ‘ya’ atau ‘tidak’. 2. Variabel Ordinal Variabel ordinal adalah variabel yang menunjukkan tigkatan-tingkatan misalnya panjang, kurang panjang, pendek. 3. Variabel Interval Variabel interval adalah variabel yang mempunyai jarak, jika dibandingkan dengan variabel lain, sedang jarak itu sendiri dapat diketahui dengan pasti. 4. Variabel Rasio Variabel rasio adalah variabel perbandingan. Variabel ini dalam hubungan antar-sesamanya merupakan ‘sekian kali’.

3.6.2. Teknik Penyusunan Skala

Berbagai skala yang dapat digunakan untuk penelitian antara lain adalah sebagai berikut: 9 8 Arikunto, Suharsimi, Prof. Dr. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka cipta, pp. 116-117. 9 Sugiyono, Prof. Dr. 2006. Metode Penelitian bisnis. Bandung: CV Alfabeta, pp. 86-92. Universitas Sumatera Utara 1. Skala Likert Skala Likert digunakan untuk mengukur pendapat dan persepsi sesorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai tingkatan dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata- kata, antara lain: 1. Sangat setuju 1. Setuju 2. Setuju 2. Sering 3. Ragu-ragu 3. Kadang-kadang 4. Tidak Pernah 4. Hampir tidak pernah 5. Sangat tidak pernah 5. Tidak pernah Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya. 1. Sangat setuju Setuju sangat positif diberi skor 5 2. SetujuSering positif diberi skor 4 3. Ragu-raguKadang-kadang netral diberi skor 3 4. Tidak PernahHampir tidak pernah negatif diberi skor 2 5. Sangat tidak pernahTidak pernah sangat negatif diberi skor 1 Universitas Sumatera Utara 2. Skala Guttman Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban tegas, yaitu “ya- tidak”, “benar-salah”, “pernah-tidak pernah”, “positif-negatif” dan lain-lain. Data diperoleh dapat berupa data interval atau rasio. Jadi jika pada Skala Likert terdapat 3,4,5,6,7 interval, dari kata “sangat setuju’ sampai “sangat tidak setuju”, maka pada skala Guttman hanya ada dua interval yaitu “setuju” atau “tidak setuju”. Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. 3. Semantic Deferential Skala pengukuran yang berbentuk Semantic Deferential dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis, yang jawaban sangat positifnya terletak dibawah bagian kanan garis, dan jawabannya sangat negatif terletak dibagian garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikapkarakteristik yang dipunyai oleh seseorang. 4. Rating scale Rating scale merupakan suatu skala pengukuran yang bisa dikatakan fleksibel. Karena skala ini tidak terbatas hanya untuk pengukuran sikap dari responden, tetapi juga dapat dipakai untuk mengukur persepsi ekonomi suatu kelompok masyarakat, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara

3.7. Metode Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data tersebut diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti baik lisan maupun tertulis. 10

3.7.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus. 11

3.8. Kuesioner

Kuesioner merupakan alat pengumpul data yang lazim digunakan dalam penelitian survei, yang berupa sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden. Langkah – langkah dalam penyusunan kuisoner adalah : 1. Tahap Persiapan, yaitu : a. Merumuskan maksud dan tujuan penelitian b. Menyusun pertanyaan kuesioner dengan rincian aspeek yang berhubungan. c. Kuesioner dikonsultasikan dengan ahli dalam bidang yang diteliti. 10 Arikunto, suharsimi, Prof. Dr. 2006.op.cit.pp. 129 11 Arikunto, suharsimi, Prof. Dr. 2006.op.cit.pp. 131 Universitas Sumatera Utara d. Susunlah petunjuk pengisian kuesioner dalam memandu responden. 2. Tahap Uji Coba Kuesioner yang bertujuan untuk : a. Memeriksa kemungkinan terdapat pertanyaan yang kurang jelas bagi responden. b. Memeriksa kemungkinan terdapat kata – kata asing yang tidak dimengerti oleh responden. c. Memeriksa kemungkinan terdapat pertanyaan yang tidak relevan dengan tujuan penelitian. 3. Memeriksa kemungkinan terdapat pertanyaan yang terlalu dangkal dalam mengungkapkan masalah. 4. Penyebaran kuesioner 5. Tindak lanjut kuesioner yaitu : a. Penanggulangan masalah angket yang belum kembali dengan memberikan surat susulan kepada responden. b. Pengecekan terhadap jawaban kuesioner untuk mengetahui konsistensi jawaban terhadap pertanyaan sebelumnya. Gambar prosedur pembuatan kuisioner dapat dilihat pada Gambar 3.4 Universitas Sumatera Utara Gambar 3.4. Prosedur Pembuatan Kuisioner Universitas Sumatera Utara 6. Memeriksa kemungkinan terdapat pertanyaan yang tidak relevan dengan tujuan penelitian. 7. Memeriksa kemungkinan terdapat pertanyaan yang terlalu dangkal dalam mengungkapkan masalah. 8. Penyebaran kuesioner 9. Tindak lanjut kuesioner yaitu : a. Penanggulangan masalah angket yang belum kembali dengan memberikan surat susulan kepada responden. b. Pengecekan terhadap jawaban kuesioner untuk mengetahui konsistensi jawaban terhadap pertanyaan sebelumnya.

3.9. Teknik Pengambilan Sampel