Struktur Biaya dan Pendapatan Usahatani

26 menghasilkan uang tunai. Ukuran ini berguna berguna sebagai langkah permulaan untuk menilai hutang usahatani yang mungkin terjadi. Menurut Soekartawi 2006, penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diproleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut: TR i = Y i . Py i Dimana : TR = Total Penerimaan Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usaha tani Py = Harga Y Adapun pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut : Pd = TR – TC Dimana : Pd = Pendapatan usahatani TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya

2.10. Penelitian Terdahulu

Narakusuma 2011, menganalisis rantai nilai produk olahan manggis di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian BBP Mektan serpong, PT. Inti Kiat Alam PT. IKA, dan di Kabupaten Purwakarta yaitu di Kecamatan Wanayasa dan Kecamatan Kiara Pedes. Tujuan dari penelitian ini yaitu; Pertama, memetakan, menganalisis permasalahan, dan merumuskan solusi dalam mengatasi permasalahan rantai nilai 27 produk olahan manggis; Kedua, melakukan estimasi nilai tambah produk olahan manggis yang sudah dikembangkan oleh Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian BBP Mektan; Ketiga, mengidentifikasi kriteria dominan yang menjadi kesenjangan terkait nilai tambah produk olahan manggis ditingkat petani; Keempat, menentukan prioritas produk olahan manggis yang dapat dikembangkan ditingkat petani. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode diskriptif. Analisis rantai nilai produk olahan manggis menggunakan metode survei dan wawancara mendalam, analisis nilai tambah produk olahan manggis di BBP Mektan menggunakan analisis nilai tambah Hayami et al 1987, kriteria yang menjadi kesenjangan dalam penerapan nilai tambah produk olahan manggis ditingkat petani menggunakan analisis diskriptif skala interval empat, sedangkan untuk menentukan prioritas produk olahan yang dapat diterapkan ditingkat petani menggunakan metode perbandingan eksponensial MPE. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari pemetaan rantai nilai produk olahan manggis, terdapat enam aktor yang berperan, terdiri dari petani, pedagang pengumpul, pemasok, BBP Mektan, perusahaan pengolahan manggis PT. IKA, dan pemerintah daerah. Kendala utama yang dihadapi PT. IKA adalah kesulitan dalam mendapatkan buah manggis grade A sebagai bahan baku utama karena harus berkompetisi dengan eksportir, baik eksportir legal maupun ilegal. Hasil analisis nilai tambah produk olahan manggis di BBP Mektan, kapsul herbal kulit sebesar Rp. 153.723,- per Kg manggis, dodol biji sebesar Rp. 72.500,- per Kg manggis, tepung kulit sebesar Rp. 56.144,- per Kg manggis dan koktail