Pohon Industri Susu Kambing

14 KAMBING Limbah Kulit Segar Susu Segar Hewan Hidup Daging Segar Hewan Kurban Devisa Kurban Ekspor Table Food Sate, Steak Olahan Abon, Dendeng, Sosis Susu Segar Olahan : Keju, Permen, Yoghurt, Dodol, Kosmetik Kulit Samak Produk Fahion : Jas kulit, Sepatu Jeroan Hati, Usus, Jantung Table Food gulai Tulang Bahan Baku Pakan ternak Kalsium : Produk suplemen makanan Darah Kotoran Ternak Pupuk Organik Kandang Bahan Baku Pakan ternak Kulit Afkir Krupuk, Kulit Samak: kerajinan tangan Gambar 1 . Pohon Industri Ternak Kambing Sumber : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Sulawesi Selatan, 2012 15 Gambar 1 menunjukkan bahwa alternatif produk yang dapat dihasilkan dari susu kambing cukup beragam meski tidak sebanyak produk olahan dari susu sapi. Inovasi pengolahan produk berbasis susu kambing tergolong baru dikembangkan di Indonesia, umumnya masyarakat Indonesia mengenal susu kambing sebagai alternatif pengobatan berbagai penyakit dan dikonsumsi dalam bentuk segar. UD. Harokah Barokah merepakan perusahaan yang bergerak dibidang peternakan kambing perah, selain memasarkan susu kambing murni UD. Harokah Barokah juga mengolah susu kambing menjadi susu kambing pasteurisasi dan snack candy Ghonam Milk. Pengolahan ini bertujuan untuk memberikan alternatif produk olahan susu kambing kepada konsumen dan meningkatkan nilai tambah susu kambing. 2.5. Rantai Pasok dan Manajemen Rantai Pasok Menurut Indrajit dan Pranoto 2002, rantai pasokan adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut. Model rantai pasokan yaitu suatu gambaran mengenai hubungan mata rantai dari pelaku-pelaku tersebut yang dapat membentuk seperti mata rantai yang terhubung satu dengan yang lain. Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan rantai pasok adalah dengan menciptakan alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat diantara jaringan atau mata rantai tersebut, dan pergerakan barang yang efektif dan efisien yang menghasilkan 16 kepuasan maksimal pada para pelanggan. Konsep rantai pasok supply chain merupakan merupakan konsep baru dalam menerapkan sistem logistik yang terintegrasi. Konsep tersebut merupakan mata rantai penyediaan barang dari bahan baku sampai barang jadi Indrajit dan Djokoprnoto, 2002 dalam Marimin dan Nurul, 2010. Manajemen rantai pasok supply chain management produk pertanian mewakili manajemen keseluruhan proses produksi secara keseluruhan dari kegiatan pengolahan, distribusi, pemasaran, hingga produk yang diinginkan sampai ke tangan konsumen. Jadi, sistem manajemen rantai pasok dapat didefinisikan sebagai satu kesatuan sistem pemasaran terpadu, yang mencakup keterpaduan produk dan pelaku, guna memberikan kepuasan kepada pelanggan. Manajemen rantai pasok produk pertanian berbeda dengan manajemen rantai pasok produk manfaktur karena: 1 produk pertanian bersifat mudah rusak, 2 proses penanaman, pertumbuhan dan pemanenan tergantung pada iklim dan musim, 3 hasil panen memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, 4 produk pertanian bersifat kamba sehingga sulit untuk ditangani Austin 1992; Brown 1994 dalam Marimin dan Nurul, 2010. Seluruh faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam desain manajemen rantai pasok produk pertanian karena kondisi rantai pasok produk pertanian lebih kompleks daripada rantai pasok pada umumnya. Selain lebih kompleks, manajeman rantai pasok produk pertanian juga bersifat probabilistik dan dinamis. Menurut Arnold dan Chapman dalam Marimin dan Nurul, 2010, konsep rantai pasok terdapat tiga tahapan dalam aliran material. Bahan mentah 17 didistribusikan ke manufaktur membentuk suatu sistem physical supply, manufaktur mengubah bahan mentah, dan produk jadi didistribusikan kepada konsumen akhir membentuk suatu sistem physical distribution. Aliran material tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Pola aliran material pada Gambar 2 menunjukkan bahwa bahan mentah didistribusikan dari pemasok kepada perusahaan yang melakukan pengolahan, sehingga menjadi barang jadi yang siap didistribusikan kepada pelanggan melalui distributor. Aliran produk terjadi mulai dari pemasok hingga ke pelanggan, sedangkan arus balik aliran ini adalah aliran permintaan dan informasi. Permintaan dari konsumen diterjemahkan oleh distributor dan distributor menyampaikan kepada perusahaan, selanjutnya perusahaan menyalurkan informasi tersebut kepada pemasok. P E M A S O K P E L A N G G A N PERUSAHAAN SISTEM DISTRIBUSI Pasokan Bahan Baku Perencanaan Produksi dan Pengawasan Distribusi Produk ALIRAN PRODUK DAN PELAYANAN ALIRAN PERMINTAAN DAN INFORMASI Gambar 2 . Pola Aliran Material Rantai Pasok Sumber : Marimin dan Nurul, Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Rantai Pasok, 2010 18 Siagian 2005 menyatakan bahwa rantai pasokan berkaitan langsung dengan siklus bahan baku dari pemasok ke produksi, gudang dan distribusi kemudian sampai ke konsumen. Perusahaan meningkatkan kemampuan bersaing melalui penyesuaian produk, kualitas yang tinggi, pengurangan biaya, dan kecepatan meraih pasar dengan penekanan pada rantai pasokan. Rantai pasokan menurut Siagian disajikan pada Gambar 3. Terdapat dua hal penting dalam manajemen rantai pasokan. Pertama, manajemen rantai pasokan adalah kolaborasi usaha bersama antar setiap bagian atau proses dalam siklus produk. Kedua, manajemen rantai pasokan harus mencakup seluruh kegiatan siklus produk. Ruang lingkup manajemen rantai pasokan meliputi : 1. Rantai pasokan mencakup seluruh kegiatan arus dan transformasi barang mulai dari bahan mentah, sampai penyaluran ke tangan pelanggan Gambar 3 . Rantai Pasok Sumber : Siagian, Aplikasi supply Chain Management dalam Dunia Usaha, 2005 19 termasuk aliran informasinya. Bahan baku dan aliran informasi adalah rangkaian dari rantai pasokan. 2. Rantai pasokan sebagai suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi. Strategi manajemen rantai pasokan meliputi tidak hanya hal-hal yang berkaitan dengan internal perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan hal-hal eksternal perusahaan diantaranya mencakup keputusan strategis mengenai jaringan pasokan, yang mencakup keputusan mengenai pemasok mana yang akan dipilih, pemasok utama mana yang akan dijadikan mitra kerja jangka panjang dimana akan didirikan lokasi gudang dan pabrik, apakah akan melaksanakan sendiri kegiatan logistik dan sebagainya. 2.6. Rantai Nilai Rantai nilai merupakan alat untuk mengidentifikasi cara-cara menciptakan lebih banyak nilai pelanggan. Menurut model ini, setiap perusahaan merupakan sintesa dari kegiatan yang dilakukan untuk merancang, menghasilkan, memasarkan, memberikan dan mendukung produknya Kotler dan Keller, 2008. Rantai nilai menampilkan nilai keseluruhan, dan terdiri dari aktivitas nilai dan marjin. Aktivitas nilai merupakan aktivitas nyata secara fisik dan teknologi yang dilakukan perusahaan dengan membangun blok dimana perusahaan menciptakan sebuah produk yang berharga bagi pembelinya. Marjin merupakan selisih antara nilai total dan biaya kolektif yang dilakukan dari aktivitas nilai. Marjin dapat diukur dalam berbagai cara. Saluran pemasok dan rantai nilai juga mencakup marjin yang penting untuk dipisahkan dalam memahami sumber posisi 20 biaya perusahaan, karena saluran pemasok dan marjin merupakan bagian dari total biaya yang ditanggung pembeli. Porter 1994 secara konseptual, mendefinisikan rantai nilai suatu organisasi perusahaan terdiri dari serangkaian aktivitas yang menciptakan dan membangun “nilai”, dimana rangkaian keseluruhan aktivitas tersebut akan mencerminkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh suatu organisasi. Rangkaian rantai nilai produk pertanian mulai dari petani, pengumpul, perusahaanindustri, pengguna dan konsumen akhir. Menurut Porter 1994, tujuan dari rangkaian aktivitas ini adalah menghasilkan produk yang ditawarkan kepada para pelangganpenggunanya dengan nilai yang melebihi biaya cost untuk menghasilkannya, sehingga kelebihan nilai tersebut menjadi nilai tambah yang dihasilkan oleh organisasi. Konsep ini membagi menjadi 1 Aktivitas Utama dan 2 Aktivitas pendukung. Aktivitas Utama Primary Activity adalah aktivitas dalam suatu perusahaan atau entitas yang terlibat dalam penciptaan fisik produk, pemasaran Gambar 4 . Sistem Nilai Sumber: Porter, Keunggulan Bersaing, 1994 Rantai Nilai Penyalur Rantai Nilai Pemasok Rantai Nilai Perusahaa Rantai Nilai Pembeli 21 dan transfer ke pembeli serta layanan purna jual. Terdapat beberapa sub aktivitas yang ditelaah yakni : 1. Logistik Masuk Inbound Logistics adalah aktivitas yang menyediakan input baik berupa barang danatau jasa bagi perusahaan. 2. Operasi Operations adalah pengolahan input menjadi barang jadi atau jasa. 3. Logistik Keluar Outbound Logistics adalah aktivitas menyampaikan produk kepada pelanggan. 4. Pemasaran dan Penjualan Marketing and Sales adalah aktivitas yang melakukan pemasaran dan penjualan kepada pelanggan. 5. Pelayanan Service adalah aktivitas yang memberikan pelayanan terhadap pelanggan . Aktivitas Pendukung Support Activities adalah aktivitas-aktivitas dalam suatu perusahaan yang membantu perusahaan tersebut secara keseluruhan dengan cara menyediakan infrastruktur atau input yang memungkinkan aktivitas – aktivitas primer dilakukan secara berkelanjutan. 1. Pengadaan Procurement: aktivitas ini berkaitan dengan dukungan terhadap penyediaan barang dan jasa yang dibutuhkan untuk menjalankan aktivitas utama. 2. Pengembangan Teknologi Technology Development: aktivitas ini merupakan dukungan teknologi untuk menjalankan aktivitas termasuk di dalamnya juga teknologi untuk menghasilkan produk, aktivitas pemasaran, 22 proses produksi yang fleksibel, pengelolaan pelanggan dan berbagai upaya pengembangan teknologi lainnya. 3. Pengelolaan SDM Human Resource Management: berkaitan dengan aktivitas rekrutmen, pengangkatan, pelatihan dan pengembangan SDM yang menjalankan aktivitas utama. 4. Infrastruktur Infrastructure: berkaitan dengan aktivitas penyediaan infrastruktur yang diperlukan oleh seluruh bagian di dalam perusahaan, seperti sistem pengelolaan informasi, manajemen keuangan, dan berbagai mekanisme perencanaan dan pengendalian. 5. Margin tergantung pada efektivitas suatu organisasi didalam menjalankan aktivitas-aktivitas utama dan pendukung tersebut secara efisien. Keunggulan kompetitif dapat dicapai dengan melakukan penyesuaian pengaturan pada rantai nilai sedemikian rupa sehingga kegiatan menghasilkan produk tersebut dapat a dijalankan dengan biaya yang serendah-rendahnya atau b menciptakan produk yang berbeda ada diferensiasi dari yang dihasilkan pesaing. Analisis rantai nilai merupakan analisis aktivitas-aktivitas yang menghasilkan nilai, baik yang berasal dari dalam dan luar perusahaan. Nilai berawal dari bahan mentah sampai dengan penanganan produk setelah diual kepada konsumen. Analisis rantai nilai membantu perusahaan untuk memahami rantai nilai yang membentuk produk tersebut. Aktivitas-aktivitas tersebut dikaji untuk mengidentifikasi apakah memberikan nilai bagi produk atau tidak. Jika aktivitas tersebut memberikan nilai, maka akan terus digunakan dan diperbaiki 23 untuk memaksimalkan nilai. Sebaliknya, jika aktivitas tersebut tidak memberikan nilai tambah maka harus dihapus. Analisis rantai nilai value chain analysis mengacu pada proses dimana suatu perusahaan menentukan biaya yang berhubungan aktivitas organisasi dari pembelian bahan mentah, lalu produksi barang, hingga pemasaran barang tersebut. VCA bertujuan untuk mengidentifikasi dimana keunggulan biaya rendah atau kelemahan terjadi disepanjang rantai nilai dari bahan mentah hingga aktivitas pelayanan pelanggan. VCA memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi dengan lebih baik kekuatan dan kelemahannya, khususnya ketika dibandingkan terhadap analisis rantai nilai pesaing dan data mereka sendiri yang dievaluasi dari waktu ke waktu David, 2009.

2.7. Proses

Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain menggunakan waktu, ruang, keahlian dan suberdaya lainnya yang menghasilkan sesuatu. Proses adalah rangkaian kegiatan yang saling terkait atau berinteraksi yang mengubah input menjadi output. Kegiatan ini merupakan alokasi sumberdaya seperti orang dan materi. Input dan output yang dimaksudkan mungkin tangible berwujud seperti peralatan, bahan atau intangible tidak berwujud seperti energi dan informasi. Analisis rantai proses akan meguraikan tahapan yang dilalui mulai dari bahan mentah raw material hingga produk jadi. Penguraian pada bagian ini akan memberikan informasi dan gambaran lebih rinci mencakup teknologi, mesin, kapabilitas proses secara umum, kemampuan SDM dan kondisi yang terkait 24 dengan kelengkapkan faktor kritis dari proses akan diperoleh gambaran kinerja proses yang dicapai saat ini.

2.8. Nilai Tambah

Menurut Marimin dan Nurul 2010, nilai tambah adalah suatu perubahan nilai yang terjadi karena adanya perlakuan terhadap suatu input pada suatu proses produksi. Arus peningkatan nilai tambah komoditas pertanian terjadi di setiap mata rantai pasok dari hulu ke hilir yang berawal dari petani dan berakhir pada konsumen akhir. Nilai tambah pada setiap anggota rantai pasok berbeda-beda tergantung dari input dan perlakuan oleh setiap anggota rantai pasok tersebut. Nilai tambah komoditas pertanian di sektor hulu dapat dilakukan dengan penyediaan bahan baku yang berkualitas dan berkesinambungan yang melibatkan para pelaku pada mata rantai pertama, antara lain petani, penyedia sarana prasarana pertananian, dan penyedia teknologi. Nilai tambah secara kuantitatif dihitung dari peningkatan produktivitas, sedangkan nilai tambah secara kualitatif adalah nilai tambah dari meningkatnya kesempatan kerja, pengetahuan dan keterampilan SDM. Nilai tambah selanjutnya terjadi pada sektor hilir yang melibatkan industri pengolahan. Komoditas pertanian yang bersifat perishable mudah rusak dan bulky kamba memerlukan penanganan atau perlakuan yang tepat, sehingga produk pertanian tersebut siap dikonsumsi oleh konsumen. Perlakuan tersebut antara lain pengolahan, pengemasan, pengawetan dan manajemen mutu untuk menambah kegunaan atau menimbulkan nilai tambah sehingga harga produk komoditas pertanian menjadi tinggi. Beberapa nilai tambah yang tidak dapat