Analisis Usaha Budidaya Tambak

Pengayaan perairan pantai dengan nutrien, khususnya nitrogen dan fosfor menyebabkan peningkatan pertumbuhan alga dan tanaman air. Hal ini akan menyebabkan terganggunya keseimbangan lingkungan perairan pantai. Ketika nutrien masuk ke dalam perairan pantai, alga dan fitoplankton yang pertumbuhannya dibatasi oleh suplai nitrogen dan fosfor akan meningkat aktivitas fotosintesisnya. Pada umumnya fitoplankton akan mengalami blooming dan jenis yang ada berubah menjadi jenis yang tidak diinginkan dalam jumlah sangat besar. Fenomena ini disebut sebagai red tide yang berbahaya bagi ikan dan kerang Dahuri et al. 2001. Potensi dampak negatif kandungan nutrien Nitrogen dan fosfor yang masuk ke perairan pantai, dapat dicegah dengan memprediksi kemampuan perairan pantai melakukan pengenceran terhadap limbah nutrien tersebut. Untuk menghitung kemampuan perairan pesisir dalam mengencerkan limbah tambak dapat digunakan rumusan hasil kegiatan Penyusunan Kriteria Eko-Biologis Widigdo 2000.

2.7 Analisis Usaha Budidaya Tambak

Pada semua usaha termasuk budidaya tambak, keuntungan menjadi tujuan utama. Analisis finansial digunakan untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh. Menurut Kadariah et al. 1978 keuntungan adalah total penerimaan atau total revenue TR dikurangi total biaya atau total cost TC. Usaha tambak memerlukan modal yang besar dengan resiko yang besar pula. Oleh karena itu diperlukan suatu analisis kelayakan usaha, untuk mengevaluasi apakah usaha tersebut layak atau tidak diusahakan dengan mengetahui besar manfaat dan besar biaya dari setiap unit yang dianalisis. Komponen biaya dalam analisis usaha budidaya tambak dibedakan menjadi: 1 biaya investasi, yang terdiri dari pengadaan lahan tambak, pembersihan lahan, konstruksi tambak, pengadaan peralatan; 2 Biaya operasional; 3 Biaya cicilan modal dan 4 biaya bunga modal. Komponen penerimaan yaitu nilai penjualan hasil budidaya tambak Kadariah et al. 1978. Analisis finansial adalah analisis terhadap biaya dan manfaat dalam suatu usaha yang dilihat dari sudut badan atau orang yang menanam modalnya atau yang berkepentingan langsung terhadap usaha tersebut. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di perairan pesisir Holtekam, Kampung Holtekam, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura. Secara geografis berada pada posisi antara 1⁰28’17.26”- 3⁰58’0.28” Lintang Selatan dan antara 137⁰34’10.6”-141⁰0’8.22” Bujur Timur. Titik sampling sebanyak 18 titik, 12 titik di tambak dan saluran Kali buaya dan 6 titik di laut Lampiran 1. Kegiatan penelitian dilaksanakan selama selama 2 bulan, yaitu April–Mei 2010. Pengukuran parameter kualitas air dilakukan selama 3 hari dari pukul 07.00 –17.00 WIT. Gambar 2. Peta lokasi Penelitian di Holtekam Distrik Muara Tami Kota Jayapura Provinsi Papua Berdasarkan data dari Balai Besar Moteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG wilayah V Jayapura 2009, Kota Jayapura mempunyai curah hujan yang bervariasi antara 29 mm sampai 456 mm per tahun dengan suhu harian berkisar antara 24.2-32.6⁰C. Kelembaban udara bervariasi antara 76-93. Iklim Kota Jayapura dikategorikan basah, dimana konsentrasi hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember hingga Januari, sedang konsentrasi hujan terendah terjadi antara bulan Mei hingga bulan Agustus setiap tahun.