Fosfat PO Bahan Organik Total TOM

46 konsentrasi fosfat, dimana sangat mudah mengalami sedimentasi. N-total yang terukur masih dalam kisaran yang layak bagi kehidupan biota perairan, berdasarkan rekomendasi standar kualitas air limbah untuk udang oleh Boyd dan Gautier 2000 in Boyd 2003 yakni ≤5 mgl. Gambar 11. Konsentrasi N- total pada perairan tambak, saluran kali Buaya dan laut Pesisir Holtekam Kota Jayapura.

4.2.9 Fosfat PO

4 Fosfat merupakan komponen yang penting bagi kesuburan perairan. Fosfat yang diserap oleh organisme nabati dalam bentuk ortophosphat yang merepresentasikan nutrien fosfor P terlarut dan merupakan bioavailable phosphorus. Hasil pengukuran PO -P 4 -P pada perairan tambak, saluran Kali Buaya dan laut masing-masing berkisar 1.00–2.50 mgl, 1.00–2.50 mgl dan 0.10–2.50 mgl dengan rata-rata 2.08 mgl, 1.33 mgl dan 0.81 mgl. Hasil pengamatan ini menunjukkan bahwa konsentrasi fosfat lebih tinggi dari konsentrasi fosfat pada perairan alami yang berkisar 0.005–0.020 mgl, sedang pada air tanah sekitar 0.02 mgl. Konsentrasi fosfat pada perairan alami jarang melebihi dari 1 mgl Boyd 1998. Konsentrasi fosfat pada perairan tambak lebih tinggi dari saluran dan laut, diduga karena tambak di pupuk dengan pupuk fosfat secara berkala untuk menumbuhkan lumut, klekap dan plankton. Penurunan konsentrasi fosfat 0,102 0,401 0,101 0,412 0,253 0,382 4,152 2,721 0,255 0,102 0,401 0,106 4,611 4,554 4,524 3,835 3,812 3,794 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 substasiun 1 substasiun 2 substasiun 3 substasiun 4 substasiun 5 substasiun 6 Tambak Saluran Laut mgl N -To ta l 47 secara gradual mulai dari tambak, saluran Kali Buaya dan laut diduga sebagai akibat dari adanya sedimentasi fosfat. Pelarutan senyawa fosfat berlangsung lambat karena terikat oleh kalsium, besi oksida dan aluminium oksida Balzer 1986 in Erftemeijer Middelburg 1993. Konsentrasi fosfat dalam kolom air pada saluran kali Buaya dan laut relatif lebih rendah, namun masih lebih tinggi dari konsentrasi fosfat air laut yang di persyaratkan untuk kehidupan biota laut adalah 0.015 mgl KLH 2004. Fosfat diperlukan bagi kegiatan budidaya tambak tradisional untuk menumbuhkan klekap, plankton dan makrofita sebagai pakan alami ikan. Gambar 12. Konsentrasi Fosfat PO 4 -P pada perairan tambak, saluran kali Buaya dan laut Pesisir Holtekam Kota Jayapura.

4.2.10 Bahan Organik Total TOM

Bahan organik total total organic matter, TOM merupakan jumlah total bahan organik yang terlarut dalam air. Hasil pengukuran konsentrasi TOM di perairan tambak, saluran kali Buaya dan laut masing-masing berkisar 2.21– 6.32 mgl, 2.21–17.00 mgl dan 17.70–21.50 mgl dengan nilai rata-rata adalah 3.86 mgl, 9.76 mgl dan 22.18 mgl Gambar 13. Peningkatan TOM terjadi secara gradual mulai dari tambak, saluran kali Buaya dan laut. Hal ini menunjukkan bahwa buangan limbah bahan organik dari Tambak yang dialirkan melalui saluran kali Buaya masuk ke perairan laut. Tingginya nilai TOM di laut juga diikuti dengan tingginya konsentrasi BOD 5 , TSS dan COD dan N-Total. Hal ini senada 2,50 2,50 1,00 1,50 2,50 2,50 0,50 0,50 1,00 2,50 2,50 1,00 0,10 0,50 0,50 0,45 0,40 0,50 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 substasiun 1 substasiun 2 substasiun 3 substasiun 4 substasiun 5 substasiun 6 Tambak Saluran Laut mgl PO 4 - P 48 dengan pernyataan Barg 1992 bahwa limbah nutrien dan bahan organik baik dalam bentuk terlarut maupun partikel, umumnya dikarakterisasi oleh peningkatan TSS, BOD, COD dan konsentrasi N, dan P. Hasil pengukuran konsentrasi TOM dari masing-masing stasiun pengamatan dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13. Konsentrasi bahan organik total TOM pada perairan tambak, saluran kali Buaya dan laut Pesisir Holtekam Kota Jayapura. Nilai konsentrasi TOM di atas 26 mgl tergolong subur. Kondisi ini cocok untuk tambak tradisional, namun tidak cocok untuk tambak intensif karena berpotensi menurunkan kualitas air Reid 1961 in Utojo 2009. Jika dibandingkan antara konsentrasi TOM pada perairan tambak, saluran kali Buaya dan laut memberikan indikasi bahwa tingginya konsentrasi TOM pada perairan laut tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh buangan limbah dari tambak, namun diduga juga berasal dari massa air Teluk Yotefa yang terbawa arus dan masukan saluran irigasi .

4.2.11 Fitoplankton