Potensi Limbah Tambak Dampak Limbah Budidaya Terhadap Ekosistem

Laju pergantian air oleh arus dan pasang surut sangat berperan di dalam proses pembuangan limbah dan memasok oksigen Barg 1992. Dinamika arus dan kedalaman air yang menerima beban limbah menentukan tingkat pengenceran atau penyebaran areal sedimentasi dari pembuangan limbah dan dampaknya terhadap ekologi sekitar lokasi budidaya Silvert 1992; Buschmann et al. 1996.

2.5 Potensi Limbah Tambak

Salah satu penyebab pencemaran dalam kegiatan budidaya tambak, terutama untuk budidaya tambak intensif dan semi intensif adalah melimpahnya buangan limbah cair organik yang dibuang ke sungai, perairan pantai atau langsung ke laut Widigdo 2000. Limbah tambak dapat bersumber dari sisa pakan, sisa hasil metabolisme urine dan faeces, bangkai, dan mikroorganisme lainnya Poernomo 1992; Sumagaysay Diego 2003. Limbah organik terakumulasi dalam bentuk sedimen yang tertahan dan mengendap di dasar tambak atau terikat pada dinding pematang. Limbah organik banyak mengandung nutrien Nitrogen-N dan fosfor-P yang dapat menimbulkan eutrofikasi Dahuri et al 2001. Batas daya tahan holding capacity pada lingkungan budidaya dicapai ketika pertumbuhan ikan terhenti walaupun makanan tersedia, rendahnya suplai oksigen terlarut dan tingginya buangan metabolisme karena input nutrien yang tinggi Helper Pruginin 1981 in Sumagaysay Diego 2003. Pada biomassa ikan yang lebih tinggi, holding capacity lebih dipengaruhi oleh kualitas air seperti ammonia N-total, kelarutan oksigen DO, kebutuhan oksigen biologis BOD 5

2.6 Dampak Limbah Budidaya Terhadap Ekosistem

dan padatan tersuspensi TSS Sumagaysay 1998. Ekosistem pesisir dan laut juga merupakan tempat penampung limbah dari berbagai aktivitas manusia di sekitarnya. Sebagai tempat penampung limbah, ekosistem ini memiliki kemampuan yang terbatas tergantung pada volume dan jenis limbah yang masuk. Apabila limbah tersebut melampaui batas kemampuan asimilasi wilayah pesisir dan laut, maka akan terjadi kerusakan lingkungan di kawasan pesisir Bengen 2000. Salah satu contoh kerusakan kawasan pesisir akibat limbah buangan aktivitas manusia adalah kawasan pantai utara Pulau Jawa. Pengayaan perairan pantai dengan nutrien, khususnya nitrogen dan fosfor menyebabkan peningkatan pertumbuhan alga dan tanaman air. Hal ini akan menyebabkan terganggunya keseimbangan lingkungan perairan pantai. Ketika nutrien masuk ke dalam perairan pantai, alga dan fitoplankton yang pertumbuhannya dibatasi oleh suplai nitrogen dan fosfor akan meningkat aktivitas fotosintesisnya. Pada umumnya fitoplankton akan mengalami blooming dan jenis yang ada berubah menjadi jenis yang tidak diinginkan dalam jumlah sangat besar. Fenomena ini disebut sebagai red tide yang berbahaya bagi ikan dan kerang Dahuri et al. 2001. Potensi dampak negatif kandungan nutrien Nitrogen dan fosfor yang masuk ke perairan pantai, dapat dicegah dengan memprediksi kemampuan perairan pantai melakukan pengenceran terhadap limbah nutrien tersebut. Untuk menghitung kemampuan perairan pesisir dalam mengencerkan limbah tambak dapat digunakan rumusan hasil kegiatan Penyusunan Kriteria Eko-Biologis Widigdo 2000.

2.7 Analisis Usaha Budidaya Tambak