40
Gambar 5. Padatan tersuspensi TSS pada perairan tambak, saluran kali Buaya dan laut Pesisir Holtekam Kota Jayapura.
Keberadaan lumpur akan menyebabkan tingginya tingkat kekeruhan yang dapat menghambat penetrasi cahaya masuk ke kolom air sehingga menurunkan
efisiensi fotosintesa fitoplankton dan tanaman air khususnya lamun Gacia et al. 2005. Disamping itu, akan mengganggu pernapasan organisme perairan.
4.1.4 Derajat Keasaman pH
Derajat keasaman pH merupakan gambaran seberapa asam atau basa suatu perairan. Hasil pengukuran pH pada ketiga stasiun pengamatan
menunjukkan Kisaran rata-rata pada tambak, saluran kali Buaya dan laut masing- masing 7.55, 7.58, dan 8.17 Tabel 2. Nilai pH ini masih dalam Kisaran yang
layak dan stabil Boyd 2003. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nybakken et al. 1992 bahwa di perairan pesisir pH relatif lebih stabil dan berada dalam Kisaran
yang sempit. Pertumbuhan ikan optimal terjadi pada kisaran pH 7–8.5 Poernomo 1988; KLH 2004.
Nilai pH berpengaruh terhadap proses biokimiawi perairan Novotny Olem 1994 in Effendi 2000. Proses nitrifikasi akan terganggu pada pH rendah,
sementara pada pH tinggi toksisitas ammonia meningkat. Proses dekomposisi bahan organik oleh mikroba berlangsung lebih cepat pada kondisi pH netral dan
alkalis Boyd 1988.
42 49
40 45
65 46
141 168
208 242
249 202
203 140
94 248
168 120
50 100
150 200
250 300
substasiun 1 substasiun 2 substasiun 3 substasiun 4 substasiun 5 substasiun 6 Tambak
Saluran Laut
mgl
T SS
41
4.2.5 Oksigen Terlarut DO
Oksigen terlarut DO adalah faktor penting bagi kehidupan biota perairan. Hasil pengukuran oksigen terlarut menunjukkan nilai rata-rata pada stasiun
tambak, saluran kali Buaya dan laut adalah 4.47 mgl, 4.33 mgl dan 7.23 mgl Gambar 7. Kadar oksigen terlarut pada masing-masing stasiun pengamatan
masih berada dalam kisaran yang layak bagi kehidupan organisme Poernomo 1988 yakni 4–7 mgl. Konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu rendah atau
terlalu tinggi dapat mengganggu kehidupan organisme akuatik. Konsentrasi oksigen yang rendah 2,1 mgl mengganggu aktivitas metabolisme bahkan
menyebabkan kematian biota perairan.
Gambar 6. Konsentrasi oksigen terlarut DO pada perairan tambak, saluran kali Buaya dan laut Pesisir Holtekam Kota Jayapura.
Penurunan oksigen terlarut di tambak dapat di gunakan untuk menentukan kapasitas menahan beban holding capacity terhadap biomassa ikan
budidaya dan masukan pakan yakni pada tingkat 1 mgl pada pagi hari Sumagaysay Diego 2003. Sumber oksigen terlarut di perairan dapat berasal
dari difusi akibat pergolakan massa air karena adanya gelombangombak, namun sumber utama oksigen di perairan adalah fotosintesa Tebbut 1992 in Effendi
2000.
3,5 4,5
4,3 4,6
5,4 4,5
5,1 4,3
4,3 3,5
4,5 4,3
7,4 7,2
7,2 7,1
7,3 7,2
1 2
3 4
5 6
7 8
substasiun 1 substasiun 2 substasiun 3 substasiun 4 substasiun 5 substasiun 6 Tambak
Saluran Laut
mgl
DO
42
4.2.6 Kebutuhan Oksigen Biologis BOD