memerlukan oksigen yang sangat banyak, sehingga konsentrasi oksigen di perairan menjadi berkurang, bahkan dalam kondisi tertentu perairan dapat
dalam keadaan tanpa oksigen anaerob, konsentrasi oksigen kurang dari 1 mgl dapat mematikan organisme perairan hanya dalam selang beberapa hari Swingle
1965 in Sulardiono 1997. Kondisi kelarutan oksigen yang rendah yang diikuti secara simultan oleh
meningkatnya karbondioksida, penurunan pH air, meningkatnya sama laktat darah dan menurunnya pH darah ikan, meningkatnya amoniak dan nitrit serta
sejumlah faktor lainnya mengakibatkan adanya kondisi yang disebut sebagai Low Dissolved Oxygen Syndrome
LODOS atau dikenal sebagai kondisi hypoxia. Konsentrasi minimum oksigen terlarut digunakan untuk menduga laju
beban maksimum yang diperkenankan atau daya dukung. Kebutuhan oksigen juga dikontrol oleh laju pasokan bahan organik. Nutrien diduga mempengaruhi
pasokan oksigen melalui stimulasi produktivitas primer yang pada akhirnya akan kembali dikonsumsi oleh bakteri dan hewan. Karena itu, ketersediaan oksigen
terlarut dan beban nutrien akan menentukan daya dukung dari suatu perairan Widigdo 2000.
2.3.4 Derajat Keasaman pH
Derajat keasaman atau pH merupakan gambaran jumlah atau lebih tepatnya aktivitas ion hidrogen dalam perairan. Secara umum nilai pH
menggambarkan seberapa asam atau basa suatu perairan. Di perairan pesisir atau laut pH relatif lebih stabil dan berada dalam kisaran yang sempit, biasanya
berkisar antara 7.7–8.4 Nybakken 1992. Perubahan nilai pH perairan pesisir yang kecil saja dari nilai alaminya menyebabkan sistem penyangga
perairan tersebut terganggu, sebab air laut sebenarnya mempunyai kemampuan untuk mencegah perubahan pH. Di dalam perairan, pH
dipengaruhi oleh kapasitas penyangga buffer yaitu adanya garam-garam karbonat dan bikarbonat yang dikandungnya Boyd 1982.
2.3.5 Kecerahan, Kekeruhan dan Padatan Tersuspensi TSS
Kecerahan merupakan jarak yang dapat ditembus cahaya matahari ke dalam kolom air. Semakin jauh jarak tembus cahaya matahari, semakin luas
daerah yang memungkinkan terjadinya fotosintesa. Kecerahan berbanding terbalik dengan kekeruhan. Perairan yang kekeruhannya tinggi akan mengurangi
penetrasi cahaya matahari ke dalam kolam air, sehingga me mbatasi prose s fotosint esa. Besarnya jumlah partikel tersuspensi TSS dalam perairan
pesisir, setidaknya pada waktu tertentu dalam setahun, menyebabkan air menjadi sangat keruh. Kekeruhan tertinggi biasanya terjadi pada saat
aliran sungai maksimum, sedangkan kekeruhan terendah biasanya di dekat mulut muara Nybakken 1992.
Menurut Wardoyo 1987 tingkat kecerahan suatu perairan dipengaruhi oleh inklinasi cahaya dan panjang gelombang air. Semakin dalam intensitas
cahaya menembus air, semakain besar nilai kecerahannya. Kekeruhan berbanding terbalik dengan tingkat kecerahan. Kecerahan suatu perairan menggambarkan sifat
optik terhadap transmisi cahaya. Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan
oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh organik dan anorganik baik tersuspensi maupun terlarut seperti lumpur, pasir halus,
bahan anorganik dan bahan organik seperti plankton dan mikroorganisme lainnya Davis Cornwell 1991 in Effendi 2000.
Padatan terlarut menunjukkan tingkat kepekatan padatan dalam suatu volume air. Sastrawijaya 1991 menyatakan perairan dapat mengandung larutan
yang berupa zat organik dan anorganik. Jika bahan terlarut berupa hara, maka perairan tersebut akan memiliki produktivitas tinggi, sebaliknya jika
zat terlarut merupakan unsur yang berbahaya seperti merkuri, timbal akan meracuni biota perairan yang tidak jarang dapat mengakibatkan kematian.
Padatan tersuspensi dan kekeruhan memiliki korelasi positif yaitu semakin tinggi nilai padatan tersuspensi maka semakin tinggi nilai kekeruhan. Akan tetapi
tingginya padatan terlarut tidak selalu diikuti dengan tingginya kekeruhan Effendi 2000.
2.3.6 Kebutuhan Oksigen Biologis BOD