Kebutuhan Oksigen Biologis BOD Kebutuhan Oksigen Kimiawi COD

2.3.6 Kebutuhan Oksigen Biologis BOD

5 BOD 5 biological oxygen demand yang merupakan gambaran secara tak langsung kadar bahan organik adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerob untuk mengoksidasi bahan organik menjadi karbondioksida dan air Davis Cornwell 1991 in Effendi 2000. Menurut Boyd 1982 nilai BOD 5 menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsi selama proses respirasi oleh mikroba aerob yang terdapat pada botol BOD 5 yang diinkubasi pada suhu sekitar 20° C selama 5 hari dalam keadaan tanpa cahaya. BOD 5 juga memberikan gambaran seberapa besar oksigen yang diperlukan dalam proses dekomposisi secara biologis biodegradable di perairan. Dengan demikian semakin t inggi nilai BOD 5

2.3.7 Kebutuhan Oksigen Kimiawi COD

maka akan memberikan gambaran semakin besarnya bahan organik yang akan terdekomposisi dengan menggunakan sejumlah oksigen di perairan. Tingginya aktivitas dekomposisi mengakibatkan banyaknya jumlah bahan organik yang juga dapat berakibat lebih lanjut pada timbulnya bahan-bahan beracun dan berbau sebagai hasil sampingan dari proses dekomposisi, seperti amonia dan hidrogen sulfida. Hal tersebut mengakibatkan menurunnya oksigen terlarut dalam air yang dapat menyebabkan terganggunya proses metabolisme biota pera iran. Limbah ikan dan udang yang terbuang ke pera iran aka n mengala mi proses deko mpo sisi degradasi yang dilakukan o le h bakteri. Salah satu kebutuhan utama dala m mendeko mposisi limbah yang dapat diukur adalah oksigen. Sehubungan dengan ha l tersebut Huisman 1987 in Wid igdo et al. 2000 menyat akan bahwa untuk mendeko mposisi 1 kg bahan organik diperlukan oksigen sebesar 1.067 kg. Nilai COD chemical oxygen demand menggambarkan jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi secara kimia bahan organik, baik yang bisa didegradasi secara biologis biodegradable maupun yang sukar didegradasi biologi non-biodegradable, menjadi CO2 dan H 2 S. Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang dikonsumi setara dengan jumlah dikromat yang diperlukan dalam mengoksidasi air sampel Boyd 1989. Nilai COD juga dapat memberikan indikasi kemungkinan adanya pencemaran limbah industri di dalam perairan, bila nilai COD jauh lebih besar dari nilai BOD Alaerst Santika 1987 2.3.8 Nitrogen Amonia, Nitrit, Nitrat dan Fosfat Nitrogen dalam perairan dapat berbentuk senyawa amonia, nitri, nitrat dan senyawa bentuk lain. Senyawa tersebut berasal dari limbah pertanian, pemukiman dan industri Alaerst Santika 1987. Secara alami senyawa amonia di perairan berasal dari hasil metabolisme hewan dan hasil proses dekomposisi bahan organik oleh bakteri. Jika kadar amonia di perairan terdapat dalam jumlah yang terlalu tinggi, lebih besar dart 1.1 mgl pada suhu 25°C dan pH 7.5 dapat diduga adanya pencemaran. Amonia NH 3 dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air. Sumber amonia di perairan adalah hasil pemecahan nitrogen organik protein dan urea dan nitrogen anorganik yang terdapat dalam tanah dan air. Senyawa ini berasal dari dekomposisi bahan organik tumbuhan dan biota akuatik yang telah mati yang dilakukan oleh mikroba dan jamur yang dikenal dengan istilah amonifikasi Effendi 2000. Amonia yang terukur di perairan berupa amonia total NH 3 dan NH 4 . Kadar amonia pada perairan alami biasanya kurang dari 0.1 mgl dan kadar amonia bebas yang tidak terionisasi NH 3 pada perairan tawar sebaiknya tidak melebihi 0.02 mgl. Kadar amonia bebas melebihi 0.2 mgl bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan Sawyer Mc Carty 1978 in Effendi 2000. Nitrit NO 2 biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit di perairan alami, kadarnya lebih kecil daripada nitrat karena nitrit bersifat tidak stabil jika terdapat oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan intermediate antara amonia dan nitrat nitrifikasi dan antara nitrat dan gas nitrogen denitrifikasi Effendi 2000. Kadar NO 2 di perairan alami sekitar 0.001 mgl dan sebaiknya tidak melebihi 0.06 mgl. kadar nitrit melebihi 0.05 mgl dapat bersifat toksik bagi organisme perairan yang sensitif Moore 1991 in Effendi 2000 Nitrat NO 3 merupakan salah satu senyawa yang penting dalam sintesa protein hewan dan tumbuhan. Konsentrasi nitrat yang tinggi di perairan dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan organisme fitoplankton, tumbuhan air, apabila didukung oleh nutrien nitrogen terlarut Alaerst Santika 1987. Fosfat merupakan komponen yang penting bagi

2.4 Limbah di Perairan