Fosfor P Besi Fe Seng Zn

c. Magnesium Mg

Magnesium merupakan aktivator enzim peptidase dan enzim lain yang berfungsi memecah dan memindahkan gugus fosfat fosfatase Winarno 2008. Magnesium juga berperan dalam mengendorkan otot, transmisi syaraf, dan berbagai aktivitas enzim Sizer dan Whitney 2002. Kadar magnesium pada kepala sotong hasil penelitian ini sebesar 60,02 mgkg bb, sedangkan pada badan sotong sebesar 64,87 mgkg bb. Kadar magnesium hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan hasil penelitian Laurenco et al. 2009 pada sotong yaitu sebesar 567 mgkg bb. Kadar magnesium ini juga lebih rendah dari kadar magnesium pada cumi-cumi yaitu sebesar 435 mgkg bb dan gurita yaitu sebesar 938 mgkg bb. Produk perikanan umumnya mengandung magnesium sebesar 200-500 mgkg Okuzumi dan Fujii 2000.

d. Fosfor P

Kadar fosfor pada kepala sotong hasil penelitian ini ialah sebesar 439,26 mgkg bb, sedangkan pada badan sotong sebesar 569,67 mgkg bb. Kadar fosfor pada penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil penelitian Laurenco et al. 2009 pada sotong yaitu sebesar 2490 mgkg bb. Kadar fosfor ini juga lebih rendah dari kadar fosfor pada cumi-cumi yaitu sebesar 2600 mgkg bb dan gurita yaitu sebesar 1470 mgkg bb. Kandungan fosfor pada produk perikanan umumnya berkisar antara 1000-3000 mgkg. Kandungan mineral pada produk perikanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya jenis, habitat, umur, dan ukuran Okuzumi dan Fujii 2000.

e. Kalium K

Kadar kalium pada kepala sotong hasil penelitian ini sebesar 210,72 mgkg bb, sedangkan pada badan sotong sebesar 277,48 mgkg bb. Kadar kalium pada penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil penelitian Laurenco et al. 2009 pada sotong yaitu sebesar 2890 mgkg bb. Kadar kalium ini juga lebih rendah dari kadar kalium pada cumi-cumi yaitu sebesar 2610 mgkg bb dan gurita yaitu sebesar 2230 mgkg bb. Perbedaan kandungan mineral pada suatu organisme dapat disebabkan oleh habitat yang berbeda Carvalho et al. 2005; Villanueva dan Bustamante 2006. Perbedaan kandungan mineral ini juga dipengaruhi oleh umur, jenis dan ukuran, habitat dan kondisi lingkungan, serta letak geografis Gocke et al. 2004

4.2.2 Mineral mikro

Mineral mikro adalah unsur mineral pada tubuh manusia yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Mineral mikro dibutuhkan tubuh dalam jumlah kurang dari 100 mg sehari. Kelompok mineral mikro terdiri dari besi, seng, tembaga, selenium, iodium, mangan, seng, kobalt, dan fluor Nabrzyski 2007. Mineral mikro berfungsi dalam proses metabolisme tubuh serta merupakan bagian dari enzim, hormon dan vitamin Biziuk dan Kuczynska 2007. Kandungan mineral mikro pada kepala sotong masing-masing adalah seng 21,42 mgkg bb, diikuti tembaga 11,82 mgkg bb, besi 6,77 mgkg bb, dan selenium 0,06 mgkg bb. Kandungan mineral mikro pada badan sotong berturut- turut adalah seng 19,62 mgkg bb, diikuti tembaga 5,70 mgkg bb, besi 4,03 mgkg bb, dan selenium 0,02 mgkg bb.

a. Besi Fe

Besi adalah mineral mikro yang paling banyak terdapat dalam tubuh manusia. Besi tergolong zat gizi essensial sehingga harus disuplai dari makanan. Sumber utama besi adalah pangan hewani terutama berwarna merah, yaitu hati, daging, ayam, dan ikan UI 2009. Kadar besi pada kepala sotong hasil penelitian ini sebesar 6,77 mgkg bb, sedangkan pada badan sotong sebesar 4,03 mgkg bb. Kadar besi pada penelitian ini lebih tinggi dibandingkan hasil penelitian Laurenco et al. 2009 pada sotong yaitu sebesar 1,4 mgkg bb. Kadar besi ini juga lebih tinggi dari kadar besi pada cumi-cumi yaitu sebesar 1,7 mgkg bb dan gurita yaitu sebesar 4,2 mgkg bb. Thanonkaew et al. 2006 melaporkan bahwa kadar besi pada kepala sotong sebesar 15,49 mgkg bb dan 2,07 mgkg bb pada badan. Perbedaan kandungan besi disebabkan oleh umur, waktu penangkapan, dan habitat Carvalho et al. 2005.

b. Seng Zn

Seng dapat diperoleh dari pangan hewani, terutama daging, telur, kerang, dan serelia UI 2009. Kadar seng pada kepala sotong hasil penelitian ini sebesar 21,42 mgkg bb, sedangkan pada badan sotong sebesar 19,62 mgkg bb. Kadar besi pada penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penelitian Thanonkaew et al. 2006 yaitu sebesar 7,65 mgkg pada kepala dan 10,36 mgkg pada badan dan Laurenco et al. 2009 yaitu sebesar 17,7 mgkg bb. Kadar seng penelitian ini juga lebih tinggi dari kadar seng pada cumi-cumi yaitu sebesar 12,6 mgkg bb dan gurita yaitu sebesar 17,7 mgkg bb Laurenco et al. 2009. Tingginya kandungan seng diantara mineral mikro lainnya pada penelitian ini, menguatkan pernyataan bahwa seng selalu terdapat pada makanan laut, dimana kandungan tertinggi umumnya terdapat pada moluska Celik dan Oehlenschleger 2004.

c. Tembaga Cu