Timbal Pb Komponen Bioaktif Sotong Sepia recurvirostra

logam berat terfiksasi dan tidak diekresikan oleh organisme bersangkutan Nurjanah et al. 1999. Kadmium Cd masuk ke dalam tubuh hewan melalui dua jalur, yaitu saluran pencernaan dan saluran pernafasan. Cd dalam saluran pencernaan akan diabsorpsi melalui saluran dinding usus dan diangkut melalui pembuluh darah serta didistribusikan dalam jaringan terutama ginjal dan hati, dimana kurang lebih 50 dari logam tersebut terakumulasikan. Moluska seringkali mengakumulasi Cd pada kelenjar pencernaannya Laurenco et al. 2009. Keracunan kadmium dapat mengakibatkan efek yang kronis dan akut. Efek akut ditunjukkan dengan gejala diare, kejang perut dan pusing, sedangkan efek kronis biasanya mengakibatkan kerusakan pada ginjal dan kerusakan pada sistem syaraf Darmono 1995.

4.5.2 Timbal Pb

Timbal Pb adalah logam lunak kebiruan atau kelabu keperakan yang lazim terdapat dalam kandungan endapan sulfit yang tercampur mineral-mineral lain, terutama seng dan tembaga. Pencemaran Pb dapat terjadi di udara, air, maupun tanah. Timbal merupakan logam yang bersifat toksik bagi manusia, yang bisa berasal dari tindakan mengkonsumsi makanan, minuman, inhalasi dari udara, maupun kontak lewat kulit Panjaitan 2009. Kadar timbal pada kepala dan badan sotong hasil penelitian ini tidak terdeteksi, sehingga sotong pada penelitian ini aman untuk dikonsumsi. Batas aman logam berat Pb dalam makanan adalah 2 mgkg Nurjanah et al. 1999. Hasil penelitian Thanonkaew et al. 2006 menunjukkan bahwa kadar timbal pada kepala dan badan sotong yaitu sebesar 0,01 mgkg bb. Nurjanah et al. 1999 melaporkan bahwa sotong dengan kulit memiliki kadar timbal 0,13-0,84 mgkg, sedangkan sotong tanpa kulit memiliki kadar kadmium sebesar 0,15-0,83 mgkg. Laurenco et al. 2009 melaporkan bahwa sotong memiliki kadar timbal sebesar 0,04 mgkg bb, lebih tinggi dari gurita yang hanya sebesar 0,02 mgkg bb dan lebih rendah dari cumi-cumi sebesar 0,10 mgkg bb. Menurut Pires dan Barbosa 2004 gurita memiliki kadar timbal sebesar 0,51 mgkg. Hasil penelitian ini belum melewati ambang batas aman kandungan timbal dalam makanan. Logam Pb tidak dibutuhkan oleh manusia sehingga bila makanan tercemar oleh logam tersebut, maka tubuh akan mengeluarkan sebagian dan sisanya akan terakumulasi pada bagian tubuh tertentu, diantaranya ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan rambut Panjaitan 2009. Senyawa Pb yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman akan diikutkan dalam proses metabolisme tubuh. Jumlah Pb yang masuk tersebut masih mungkin ditolerir oleh asam lambung HCl yang mempunyai kemampuan untuk menyerap logam Pb, walaupun Pb lebih banyak dikeluarkan bersama tinja Siagian 2004. Termakannya senyawa timbal dalam konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan gejala keracunan, diantaranya iritasi gastrointestinal akut, rasa logam pada mulut, muntah, sakit perut, dan diare Darmono 1995.

4.5.3 Raksa Hg