Alkaloid Komponen Bioaktif Sotong Sepia recurvirostra

Tabel 9 Hasil uji fitokimia ekstrak kasar daging, tinta, dan cangkang sotong Uji Ekstrak metanol Ekstrak metanol Ekstrak metanol Daging Tinta Cangkang Daging Jeroan Daging Jeroan Alkaloid - Meyer ++ ++ + - - + + - Dragendorff +++ ++ + + + + + - Wagner +++ +++ ++ + + + + Steroid + ++ + + + - - Flavonoid - - - - - - - Saponin - - - - - - - Fenol hidroquinon - - - - - - - Mollisch + + + + + + + Benedict - - - + - - - Biuret ++ + - ++ ++ - - Ninhidrin ++ + + ++ ++ - - Keterangan: - = Tidak terdeteksi; + = Lemah; ++ = Kuat; +++ = Sangat kuat Sumber: Nurjanah et al. 2011 Suwandi et al. 2010

4.4.1 Alkaloid

Alkaloid pada umumnya mencangkup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan, sebagai bagian dari sistem siklik, yaitu cincin heterosiklik Harborne 1987. Alkaloid adalah senyawa kimia tanaman hasil metabolit sekunder yang terbentuk berdasarkan prinsip pembentukan campuran Sirait 2007. Hasil uji fitokimia pada daging, tinta, dan cangkang sotong menunjukkan reaksi positif adanya alkaloid. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Nurjanah et al. 2011 dan Suwandi et al. 2010 yang menyatakan bahwa keong ipong-ipong Fasciolaria salmo dan keong pepaya Melo sp. juga menunjukkan reaksi positif adanya alkaloid. Hasil positif menunjukkan bahwa ekstrak daging, tinta, dan cangkang sotong menggunakan metanol mengandung protoalkaloid dan pseudoalkaloid, bukan alkaloid sesungguhnya yang bersifat racun. Alkaloid umumnya merupakan senyawa yang larut dalam pelarut non polar, sedangkan beberapa kelompok protoalkaloid dan pseudoalkaloid larut dalam pelarut polar Lenny 2006. Protoalkaloid merupakan amin yang relatif sederhana dimana di dalam nitrogen asam amino tidak terdapat cincin heterosiklik dan diperoleh berdasarkan biosintesis dari asam amino yang bersifat basa. Pseudoalkaloid tidak diturunkan dari prekursor asam amino dan biasanya senyawa ini bersifat basa Sastrohamidjojo 1996. Komponen bioaktif alkaloid yang terdapat pada ekstrak kasar sotong dapat digolongkan sebagai hasil metabolisme sekunder. Alkaloid digolongkan sebagai metabolit sekunder karena kelompok molekul ini merupakan substansi organik yang tidak bersifat vital bagi organisme yang menghasilkannya Kutchan 1995, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa komponen alkaloid pada sotong juga berasal dari makanan yang dikonsumsi oleh sotong itu sendiri. Alkaloid pada ekstrak kasar pada sotong diduga memiliki kandungan antioksidan. Hanani et al. 2005 menyatakan bahwa senyawa kimia dalam spons yang mempunyai aktivitas antioksidan secara kualitatif dan lanjutan yaitu alkaloid. Senyawa-senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan dapat diprediksi dari golongan fenolat, flavonoid, dan alkaloid, yang merupakan senyawa-senyawa polar Suratmo 2009.

4.4.2 Steroid