Tabel 10 Kadar logam berat sotong Sepia recurvirostra mgkg bb Logam
berat S. recurvirostra
S. pharaonis S. officinalis
Kepala Badan
Kepala Badan
Cd 0,15 ± 0,02
0,04 ± 0,01 0,20±0,01 0,42±0,05
0,31 ± 0,28 Pb
ttd ttd
0,01±0,01 0,01±0,01 0,04 ±0,01
Hg ttd
ttd -
- 0,15 ± 0,10
Keterangan: ttd = Tidak terdeteksi Sumber: Thanonkaew et al. 2006
Laurenco et al. 2009
4.5.1 Kadmium Cd
Kadmium Cd merupakan logam berwarna putih keperakan menyerupai alumunium. Logam ini banyak bercampur dengan logam lain terutama Zn dan Hg.
Kadmium Cd dalam air laut berbentuk senyawa klorida CdCl
2
, dalam air tawar berbentuk karbonat CdCO
3
, sedangkan pada air payau yang biasanya terdapat di muara sungai, kedua senyawa tersebut jumlahnya berimbang Darmono 1995.
Kadar kadmium pada kepala sotong hasil penelitian ini sebesar 0,15 mgkg bb, sedangkan pada badan sotong sebesar 0,04 mgkg bb, lebih rendah dari batas
aman. Batas aman logam berat Cd dalam makanan adalah 1 mgkg Nurjanah et al. 1999. Kadar kadmium hasil penelitian ini lebih rendah
dibandingkan hasil penelitian Thanonkaew et al. 2006 yaitu sebesar 0,20 mgkg bb pada kepala dan pada badan sebesar 0,42 mgkg bb. Hasil
penelitian Nurjanah et al. 1999 menunjukkan bahwa sotong dengan kulit memiliki kadar kadmium sebesar 0,13-0,84 mgkg, sedangkan sotong tanpa kulit
memiliki kadar kadmium sebesar 0,15-0,83 mgkg. Laurenco et al. 2009 melaporkan bahwa sotong memiliki kadar kadmium
sebesar 0,31 mgkg bb, lebih tinggi dari cumi-cumi yang hanya sebesar 0,04 mgkg bb dan lebih rendah dari gurita sebesar 0,38 mgkg bb.
Pires dan Barbosa 2004 melaporkan bahwa gurita memiliki kadar kadmium sebesar 0,62 mgkg. Masuknya logam kadmium Cd ke dalam jaringan sotong
dapat melalui tiga cara, yaitu melalui rantai makanan, insang, dan difusi melalui permukaan kulit Siagian 2004. Akumulasi terjadi karena logam berat yang
masuk ke dalam tubuh organisme cenderung membentuk senyawa komplek dengan zat-zat organik yang terdapat dalam tubuh organisme, sehingga
logam berat terfiksasi dan tidak diekresikan oleh organisme bersangkutan Nurjanah et al. 1999.
Kadmium Cd masuk ke dalam tubuh hewan melalui dua jalur, yaitu saluran pencernaan dan saluran pernafasan. Cd dalam saluran pencernaan akan
diabsorpsi melalui saluran dinding usus dan diangkut melalui pembuluh darah serta didistribusikan dalam jaringan terutama ginjal dan hati, dimana kurang lebih
50 dari logam tersebut terakumulasikan. Moluska seringkali mengakumulasi Cd pada kelenjar pencernaannya Laurenco et al. 2009. Keracunan kadmium dapat
mengakibatkan efek yang kronis dan akut. Efek akut ditunjukkan dengan gejala diare, kejang perut dan pusing, sedangkan efek kronis biasanya mengakibatkan
kerusakan pada ginjal dan kerusakan pada sistem syaraf Darmono 1995.
4.5.2 Timbal Pb