2.6.1 Kadmium Cd
Kadmium Cd merupakan logam berwarna putih keperakan menyerupai alumunium. Logam ini banyak bercampur dengan logam lain terutama Zn dan Hg.
Kadmium memiliki sifat yang tahan panas sehingga digunakan untuk campuran pembuatan keramik, enamel, dan plastik, serta sangat tahan terhadap korosi
sehingga dapat digunakan untuk melapisi pelat baja dan besi. Kadmium Cd dalam air laut berbentuk senyawa klorida CdCl
2
, dalam air tawar berbentuk karbonat CdCO
3
, sedangkan pada air payau yang biasanya terdapat di muara sungai, kedua senyawa tersebut jumlahnya berimbang Darmono 1995.
Pencemaran Cd pada air biasanya berasal dari pembuangan limbah industri dan limbah pertambangan Yuningsih 2007. Kadmium masuk ke dalam
tubuh hewan melalui dua jalur, yaitu saluran pencernaan dan saluran pernafasan. Kadmium dalam saluran pencernaan akan diabsorpsi melalui saluran dinding usus
dan diangkut melalui pembuluh darah serta didistribusikan dalam jaringan terutama ginjal dan hati, dimana kurang lebih 50 dari logam tersebut
terakumulasikan. Moluska seringkali mengakumulasi Cd pada kelenjar pencernaanya Laurenco et al. 2009. Keracunan kadmium dapat mengakibatkan
efek yang kronis dan akut. Efek akut ditunjukkan dengan gejala diare, kejang perut dan pusing, sedangkan efek kronis biasanya mengakibatkan kerusakan pada
ginjal dan kerusakan pada sistem syaraf Darmono 1995. Batas aman logam berat Cd dalam makanan adalah 1 ppm Nurjanah et al. 1999.
2.6.2 Timbal Pb
Timbal Pb adalah logam lunak kebiruan atau kelabu keperakan yang lazim terdapat dalam kandungan endapan sulfit yang tercampur mineral-mineral
lain, terutama seng dan tembaga. Pencemaran Pb dapat terjadi di udara, air, maupun tanah. Timbal merupakan logam yang bersifat toksik bagi manusia, yang
bisa berasal dari tindakan mengkonsumsi makanan, minuman, inhalasi dari udara, maupun kontak lewat kulit Panjaitan 2009. Timbal Pb dan persenyawaannya
dapat berada di dalam badan perairan secara alamiah dan sebagai dampak dari aktivitas manusia, diantaranya air buangan limbah industri dan dari
pertambangan biji timah hitam. Senyawa Pb dalam perairan berada dalam bentuk ion Pb
2+
dan Pb
4-
. Ikan dapat mengadsorbsi Pb dari permukaan tubuh dan
makanan yang dikonsumsinya, sedangkan kerang dapat mengakumulasi Pb dalam jumlah besar Siagian 2004.
Logam Pb tidak dibutuhkan oleh manusia sehingga bila makanan tercemar oleh logam tersebut, maka tubuh akan mengeluarkan sebagian dan sisanya akan
terakumulasi pada bagian tubuh tertentu, diantaranya ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan rambut Panjaitan 2009. Senyawa Pb yang masuk ke dalam tubuh
melalui makanan dan minuman akan diikutkan dalam proses metabolisme tubuh. Jumlah Pb yang masuk tersebut masih mungkin ditolerir oleh asam lambung
HCl yang mempunyai kemampuan untuk menyerap logam Pb, walaupun Pb lebih banyak dikeluarkan bersama tinja Siagian 2004. Termakannya senyawa
timbal dalam konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan gejala keracunan, diantaranya iritasi gastrointestinal akut, rasa logam pada mulut, muntah, sakit
perut, dan diare Darmono 1995. Batas aman logam berat Pb dalam makanan adalah 2 ppm Nurjanah et al. 1999.
2.6.3 Merkuri Hg