mengaitkan moda l total K dan tenaga kerja total L dengan output total Y. Jadi, fungsi produksi itu adalah:
Y = FK,L Kini ditulis fungsi produksi sebagai:
Y = FK,L x E ..................................................................................2.3 Dimana E adalah variabel baru dan abstrak yang disebut Efisiensi tenaga kerja.
Efisiensi tenaga kerja mencerminkan pengetahuan masyarakat tentang metode- metode produksi, ketika teknologi mengalami kemajuan, efisien tenaga kerja
meningkat. L X E mengukur jumlah para pekerja efektif. Perkalian ini
memperhitungkan jumlah pekerja L dan efisiensi masing- masing pekerja E. Fungsi produksi yang baru ini menyatakan bahwa output total Y bergantung pada
jumlah unit moda l K dan jumlah pekerja efektif, L X E. Peningkatan efisiensi tenaga kerja E, sebenarnya adalah seperti peningkatan angkatan kerja L, karena
adanya pengembangan dalam kesehatan, pendidikan atau keahlian angkatan kerja. Mankiw, 2003.
2.1.2. Pandangan Keynesian Tentang Pertumbuhan Ekonomi Wilaya h
Panda ngan-pandangan Keynesian tentang pertumbuhan ekonomi wilayah merupakan pendekatan alternatif. Perekonomian suatu wilayah memiliki
keterkaitan ke dalam dan ke luar. Permintaan suatu wilayah meliputi permintaan dari dalam dan dari luar wilayah, kedua-duanya akan membentuk arus pendapatan
dan multiplier wilayah. Ada kaitan antara arus investasi lokal dan pendapatan wilayah.
Sehubungan de ngan
pa nda ngan tersebut
mazhab Keynesian
mengembangkan model multiplier pada tingkat wilayah local multiplier. Sedikit
banyaknya ada perbedaan antar pendapatan wilayah dan tingkat nasional. Arus pengeluaran
pemerintah lokal
cenderung mengalir
untuk mengimbangi
pendapatan wilayah dan aliran tersebut relatif bebas dibandingkan dengan pada tingkat nasional. Diasumsikan bahwa arus investasi sektor pemerintah lebih
banyak mengalir ke wilayah-wilayah di mana dana-dana lokal memungkinkan terbentuknya modal investasi pada tahun berjalan dan tergantung pada tingkat
pendapatan tahun berjalan. Tingkat pengeluaran investasi lokal biasanya lebih besar pada tahun berjalan, yang berimplikasi pada persediaan modal wilayah
dapat ditingkatkan menjadi lebih efisien. Pertumbuhan ekonomi dari dalam wilayah bersumbe r dari jumlah da n mutu input- input lokal. Secara umum
pertumbuhan ekonomi yang bersumber dari dalam wilayah merupakan fungsi dari modal wilayah. Model- model pertumbuhan wilayah Keynesian dikaitkan pula
dengan investasi- investasi sumber daya manusia. Persediaan modal lokal merupakan fungsi dari pendapatan lokal per tahun. Dengan demikian tingkat
pertumbuhan lokal dibatasi oleh tingkat pendapatan lokal. Tingkat pendapatan tahun berjalan akan dibatasi oleh permintaan terhadap
output. Umumnya diasumsikan bahwa banyak output wilayah yang d ikonsumsi di luar wilayah. Pengeluaran wilayah juga tergantung pada pendapatan ekspornya.
Pengertian ekspor di sini meliputi ekspor antar wilayah dan luar negeri. Arus pendapatan wilayah yang bersumber dari ekspor- impor
wilayah neraca pembayaran wilayah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah.
2.1.3. Analisis Harrod-Domar