banyaknya ada perbedaan antar pendapatan wilayah dan tingkat nasional. Arus pengeluaran
pemerintah lokal
cenderung mengalir
untuk mengimbangi
pendapatan wilayah dan aliran tersebut relatif bebas dibandingkan dengan pada tingkat nasional. Diasumsikan bahwa arus investasi sektor pemerintah lebih
banyak mengalir ke wilayah-wilayah di mana dana-dana lokal memungkinkan terbentuknya modal investasi pada tahun berjalan dan tergantung pada tingkat
pendapatan tahun berjalan. Tingkat pengeluaran investasi lokal biasanya lebih besar pada tahun berjalan, yang berimplikasi pada persediaan modal wilayah
dapat ditingkatkan menjadi lebih efisien. Pertumbuhan ekonomi dari dalam wilayah bersumbe r dari jumlah da n mutu input- input lokal. Secara umum
pertumbuhan ekonomi yang bersumber dari dalam wilayah merupakan fungsi dari modal wilayah. Model- model pertumbuhan wilayah Keynesian dikaitkan pula
dengan investasi- investasi sumber daya manusia. Persediaan modal lokal merupakan fungsi dari pendapatan lokal per tahun. Dengan demikian tingkat
pertumbuhan lokal dibatasi oleh tingkat pendapatan lokal. Tingkat pendapatan tahun berjalan akan dibatasi oleh permintaan terhadap
output. Umumnya diasumsikan bahwa banyak output wilayah yang d ikonsumsi di luar wilayah. Pengeluaran wilayah juga tergantung pada pendapatan ekspornya.
Pengertian ekspor di sini meliputi ekspor antar wilayah dan luar negeri. Arus pendapatan wilayah yang bersumber dari ekspor- impor
wilayah neraca pembayaran wilayah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah.
2.1.3. Analisis Harrod-Domar
Sir Roy Harrod dari Inggris dan E. Domar dari Amerika mencetuskan konsep pertumbuhan berimbang eksponensial. Teori tersebut mencakup
penjelasan tentang tingkat pertumbuhan alamiah jangka panjang. Analisis Harrod- Domar memberikan peranan penting kepada akumulasi modal dalam proses
pertumbuhan ekonomi secara terus menerus, tetapi mereka menekankan bahwa akumulasi modal itu mempunyai peranan ganda, yaitu di satu pihak investasi
menghasilkan pendapatan dan di lain pihak investasi akan menambah kapasitas produksi perekonomian.
Bertambahnya kapasitas produksi menghasilkan keluaran dengan tingkat biaya produksi yang lebih rendah, tetapi di lain pihak mungkin pula menimbulkan
pengangguran yang lebih besar tergantung pada gerak- gerik pendapatan. Selanjutnya dalam model pembangunan menurut Harrod-Domar, pertambahan
pendapatan nasional dihubungkan dengan pembentukan modal, hasrat marginal untuk menabung marginal propensity to save MPS, dan Incremental Capital
Output Ratio ICOR ke dalam suatu kesatuan hubungan ekonomi. Tingkat pembangunan ekonomi rate of development ditentuka n oleh hubungan antara
pembentukan modal capital formation, laju pertumbuhan pe nduduk rate of population growth dan rasio modal-output COR. Dari model tersebut nampak
jelas bahwa dalam pembangunan, seolah-olah hanya modal yang dianggap sebagai parameter yang strategis, sedangkan faktor- faktor produksi lainnya dan
berbagai variabel lainnya dianggap konstan. Model pertumbuhan Harrod-Domar dapat dipakai untuk menganalisis
pertumbuhan wilayah dengan memperhitungkan perpindahan modal dan tenaga kerja antarwilayah. Pertumbuhan yang mantap steady growth harus memenuhi
syarat-syarat keseimbangan, yaitu adanya kesamaan antara tingkat pertumbuhan output, tingkat pertumbuhan modal, dan tingkat pertumbuhan angkatan kerja.
2.1.4. Teori Kutub Pertumbuhan
Perkembangan modern dari teori pertumbuhan terutama dari karya ahli- ahli teori ekonomi regional yang dipelopori oleh Francois Perroux 1955 telah
mengembangkan konsep kutub pertumbuhan. Menurut Perroux da lam Adisasmita 2008, pertumbuhan ataupun pembangunan tidak dilakukan di seluruh tata ruang,
tetapi terbatas pada beberapa tempat atau lokasi tertentu. Tata ruang diidentifikasikannya sebagai arena atau medan kekuatan yang di dalamnya
terdapa t kutub-kutub atau pusat-pusat. Setiap kutub mempunyai kekuatan pancaran pengembangan ke luar dan kekuatan tarikan ke dalam. Teori ini
menjelaskan tentang pertumbuhan ekonomi dan khususnya mengenai perusahaan- perusahaan da n industri- industri serta saling ketergantungannya, dan bukan
mengenai pola geografis dan pergeseran industri baik secara intra maupun secara inter, pada dasarnya konsep kutub pertumbuhan mempunyai pengertian tata ruang
ekonomi secara abstrak. Perroux menekankan pada dinamisme industri- industri dan aglomerasi
industri- industri di bagian-bagian
tata ruang
geografis. Konsep
kutub pertumbuhan dapat digunakan sebagai alat untuk mengamati gejala-gejala
pembangunan, proses kegiatan-kegiatan ekonomi, timbul dan berkembangnya industri- industri pendorong serta peranan keuntungan-keuntungan aglomerasi. Inti
pokok dari pertumbuhan wilayah terletak pada inovasi- inovasi yang terjadi pada perusahaan-perusahaan da n ind ustri- industri berskala besar dan terdapatnya
ketergantungan antar pe rusahaan atau ind ustri. Konsep Perroux mempunyai pengertian adanya kaitan erat antara skala perusahaan, dominasi, dan dorongan
untuk melakuka n inovasi. Dalam kerangka dasar pemikiran Perroux, suatu tempat merupakan suatu
kutub pertumbuhan apabila di tempat tersebut terdapat industri kunci key industry yang memainkan peranan sebagai pendorong yang dinamik karena
industri tersebut mempunyai kemampuan untuk melakuka n inovasi. Suatu kutub pertumbuhan dapat merupakan pula suatu kelompok industri, yang berkelompok
di sekitar industri kunci. Industri kunci adalah yang mempunyai dampak berantai ke depan forward
linkage yang kuat. Selain ind ustri kunci Perroux menggunakan istilah industri pendorong. Indutri pendorong adalah yang
mempunyai pengaruh penting terhadap kegiatan-kegiatan pada industri- industri lainnya, baik sebagai pensuplai atau langganan untuk barang-barang dan jasa-jasa.
2.1.5. Model Pertumbuhan Tidak Seimbang