barang impor yang serba mewah dan berpesiar ke luar negeri. Di samping itu karena
alasan-alasan keamanan
mereka lebih
suka menabung
dan menginvestasikan uang atau hartanya di luar negeri.
Ketiga, rendahnya pendapatan dan taraf hidup masyarakat miskin yang terwujud berupa kondisi kesehatan yang buruk, kurang gizi dan pendidikan yang
rendah, justru menurunkan produktivitas mereka sehingga mengakibatkan rendahnya pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Keempat, upa ya-upa ya
untuk menaikkan tingkat pendapatan penduduk miskin akan merangsang permintaan terhadap produk-produk domestik daripada golongan masyarakat kaya
yang cenderung membelanjakan pendapatannya pada barang-barang impor yang serba mewah. Dan kelima, terciptanya distribusi pendapatan yang lebih adil
melalui upaya- upaya pengentasan kemiskinan akan memberikan banyak insentif materil dan psikologis sehingga mempercepat kemajuan ekonomi. Distribusi
pendapatan yang tidak merata akan membuat frustrasi dan sikap antipati terhadap upa ya- upaya pembangunan, yang merupakan sebuah bom waktu yang siap
meledak setiap saat.
1.2. Rumusan mas alah
Besaran kontribusi sektor pertanian dan sektor pariwisata di Bali berdasarkan perhitungan pangsa PDRB dan pangsa kesempatan kerja yang telah
dijelaskan di atas belum secara penuh dapat memberikan rekomendasi bahwa kedua sektor tersebut merupakan sektor prioritas dalam pembangunan ekonomi
Bali. Secara teoretis, perhitungan kontribusi berdasarkan pangsa sektoral hanya menggambarkan efek langsung direct effect dari pengembangan suatu sektor.
Dalam kerangka pemikiran ekonomi regional suatu sektor dinyatakan sebagai
sektor prioritas sektor andalan diukur oleh total effect efek total. Total efek merupakan penjumlahan dari nilai direct effect dan indirect effect efek tidak
langsung. Sektor prioritas perlu ditetapkan dalam pembangunan ekonomi suatu
wilayah dalam rangka untuk menetapkan besarnya sumberdaya yang harus dialokasikan stimulus ekonomi oleh pemerintah didasarkan pada pertimbangan
adanya constraint keterbatasan sumberdaya yang dimiliki. Untuk memahami konsep ini, pendekatan teori unbalanced growth theory teori pertumbuhan tidak
seimbang yang dikemukakan oleh Hirschman digunakan. Teori pertumbuhan tidak seimbang merupakan suatu strategi yang mengemba ngka n sektor yang
memiliki keterkaitan kuat, baik keterkaitan ke belakang backward linkage maupun keterkaitan ke depan forward linkage. Menurut Hirscman dalam Jhingan
2003 da n Arief 1998 investasi pada industri atau sektor-sektor perekonomian yang strategis dan berhubungan satu dengan yang lain melalui keterkaitan
linkage akan menghasilkan kesempatan investasi baru dan membuka jalan bagi pembangunan ekonomi lebih lanjut.
Berdasarkan penjelasan ini dapat dinyatakan bahwa sektor pertanian dan sektor pariwisata merupakan sektor andalah di Provinsi Bali masih merupakan
sebuah hipotesis. Oleh karenanya dalam penelitian ini perlu dipertanyakan apakah benar sektor pertanian dan sektor pariwisata merupakan sektor andalan di
Provinsi Bali berdasarkan konsep unbalance growth theory? Hal ini dapat dibuktikan dengan menghitung kontribusi sektor pertanian dan pariwisata terhadap
pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja di Bali dengan menghitung nilai total multiplier total efek, efek langsung dan efek tidak langsung.
Sektor pertanian
merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang
perkembangannya juga didorong oleh sektor pariwisata dan sebaliknya, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Hubungan langsung maupun tidak
langsung antara kedua sektor dapat dipandang sebagai hubungan yang bersinergi, karena masing- masing sektor mempunyai keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke
belakang terhadap pasar output dan pasar input. Di lain pihak kedua sektor juga bisa berkompetisi, misalnya sehubungan dengan kompetisi penggunaan lahan.
Awalnya lahan diperuntukkan bagi lahan pertanian, namun letak lahan yang strategis menyebabka n terjadi alih fungs i lahan menjadi restoran atau hotel.
Walaupun Pemerintah Provinsi Bali tidak mengizinkan terjadinya konversi lahan yang subur menjadi sarana dan prasarana pariwisata, namun permasalahan tersebut
tetap saja terjadi. Oleh karenanya dalam penelitian ini perlu dipertanyakan berapa besar tingkat keterkaitan antara sektor pertanian dan sektor pariwisata?
Mengacu pada pemikiran Aliran Strukturalis yang telah dikemukan sebelumnya bahwa pembangunan ekonomi tidak hanya menekankan pada aspek
pertumbuhan semata, namun aspek distribusi pendapatan juga perlu mendapat perhatian. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai hendaknya sejalan
dengan pemerataan pendapatan berbagai golongan masyarakat. Oleh karenanya dalam penelitian ini perlu dipertanyakan bagaimana kontribusi pembangunan
sektor pertanian dan sektor pariwisata di Provinsi Bali terhadap distribusi pendapatan masyarakat?
Untuk mempercepat pembanguna n ekonomi suatu wilayah maka intervensi pemerintah merupakan suatu keniscayaan. Dengan adanya intervensi pemerintah
dapat mendorong pembangunan ekonomi sektoral lebih tinggi dan lebih cepat.
Intervensi pemerintah yang bersifat ekspansif dalam bentuk memberikan stimulus ekonomi, khususnya pada sektor pertanian dan sektor pariwisata, diyakini akan
mampu meningkatkan kontribusi kedua sektor ini lebih besar daripada sektor- sektor lainnya dari aspek pertumbuhan ekonomi dan penciptaan kesempatan kerja.
Disamping itu, kedua sektor ini diyakini memberikan kontribusi terhadap pendapatan seluruh golongan masyarakat. Oleh karenanya dalam penelitian ini
perlu dipertanyakan bagaimana dampak stimulus ekonomi investasi pemerintah pada sektor pertanian dan sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi,
kesempatan kerja dan distribusi pendapatan masyarakat di Provinsi Bali?
1.3. Tujuan dan Manfaat Pe nelitian