Ruang Lingk up dan Keterbatas an Penelitian
barang untuk tujuan ekspor. Wilayah yang mencapai ekonomi peringkat ini diberi predikat sebagai wilayah maju, wilayah yang sudah sampai pada tahap
mengekspor modal, keahlian, keterampilanrekayasa dan dapat membantu manajemen pengelolaan wilayah-wilayah
yang masih
tertinggal. Proses
pertumbuhan da n usaha- usaha pengembangan di atas merupakan dasar bagi pengembangan struktur organisasi industri. Proses ini memberikan perubahan-
perubahan, di mana terjadi pengurangan dalam jumlah perusahaan-perusahaan kecil dan bertambahnya jumlah perusahaan-perusahaan yang besar dan kokoh,
serta terbentuknya pola lokasi usaha dalam wilayah, berpindahnya perusahaan- perusahaan ke pusat-pusat pertumbuhan.
Faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi suatu wilayah sama saja dengan
faktor- faktor pertumbuhan ekonomi
nasional sebagaimana yang
terdefinisikan dalam mode l- model ekonomi makro. Model- mode l tersebut berorientasikan penawaran, menjelaskan hubungan fungsional output wilayah
dengan faktor- faktor produksi wilayah, yang diformulasikan sebagai berikut: O
n
= f
n
K, L, Q, Tr, T, So ………………………………………… 2.1
Dimana: O
n
= output potensial wilayah n, K = modal, L = tenaga kerja, Q = lahan sumber primer, Tr = transportasi, T = teknologi, da n So = sistem sosial politik.
Samuelson 2001 menamakan model pertumbuhan ekonomi makro dengan ”Aggregate Production Function APF”. Model APF ini menganalisis
kontribusi relatif dari empat faktor pertumbuhan ekonomi: modal, tenaga kerja, teknologi, dan bahan baku terhadap pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, yang
diformulasikan sebagai berikut: Q = AF K, L, R ...............................................................................2.2
F adalah simbol fungsi. Jika input-input moda l K, tenaga kerja L dan sumber daya alam R meningkat maka dapat diharapkan output nyata Q akan
meningkat. Begitu pula sebaliknya, output diperkirakan akan turun jika faktor produksi tersebut berkurang. Teknologi A berfungsi menambah meningkatkan
produktivitas input- input. Kemajuan teknologi, dapat membawa kemajuan pada ekonomi wilayah, dalam pengertian dengan jumlah input yang sama dapat
memproduksi output yang lebih banyak. Dari pendapat-pendapat Richardson, 1969; Temple, 1994; dan McCann,
2001 dalam Rusli Ghalib, 2005 disimpulkan: 1 pertumbuhan ekonomi wilayah umumnya akan selalu bervariasi antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya, 2
suatu wilayah yang tertinggal akan mengalami pertumbuhan yang relatif cepat bila dibuka perhubungannya dengan wilayah-wilayah yang relatif maju atau
dengan pusat-pusat perkembangan, 3 kota-kota pusat-pusat pe ngemba ngan berperan sebagai penggerak pengembangan secara keseluruhan, 4 sedikit banyak
pertumbuhan ekonomi pada level nasional berbeda dengan level wilayah, sehubungan dengan tingkat
kebebasan bergerak sumberdaya-sumberdaya
ekonomi antar wilayah dibandingkan dengan antar negara, 5 pengembangan suatu wilayah aka n mengakibatka n divergence da n convergence dalam jangka
panjang, dan 6 proses divergence da n convergence berkaitan erat dengan aglomerasi dan urbanisasi.
McCann 2001 mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses yang kompleks, dan terkait dengan permasalahan pasar tenaga kerja
dan multiplier. Dia mengangkat dua perspektif analisis tentang pertumbuhan ekonomi wilayah, yaitu perspektif Neo Klasik dan perspektif Keynesian.