Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit

dari subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit menuju sektor produksi dan faktor produksi serta menuju kelompok rumahtangga golongan bawah di kota. Gambar 5.18. Struktural Path pada subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit Menuju Rumahtangga Golongan Bawah di Kota. Tabel 5.36. Pengaruh Global dan Pengaruh Total pada Subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit Menuju Rumahtangga Golongan Bawah di Kota Sumber SAM Provinsi Bali Tahun 2007 diolah Berdasarkan Gambar 5.35 dan Tabel 5.35, dapat dijelaskan bahwa pengaruh global dari subsektor Industri Tekstil, pakaian jadi. Alas kaki dan barang dari kulit terhadap kelompok golongan bawah di kota adalah sebesar 0.1794. Nilai tersebut memberikan arti bahwa apabila terjadi peningkatan penerimaan sektor Industri Tekstil, Pakai Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit sebesar 100 rupiah Jalur awal Jalur Tujuan Jalur Dasar Pengaruh Global Penga- ruh Total INTPABK RGBK INTPABK-BPROD-RGBK INTPABK-PPROD-RGBK INTPABK-KAP-RGBK INTPABK-INTPABK-BP-RGA BK INTPABK-INTPABK-PP-RGBK INTPABK-INTPABK-KAP-RGBK INTPABK-PERD-BP-RGBK INTPABK-PERD-BTU-RGBK INTPABK-PERD-KAP-RGBK 0.1794 0.0261 0.0082 0.0063 0.0138 0.0043 0.0033 0.0109 0.0052 0.0012 14.56 4.56 3.52 7.68 2.40 1.85 6.08 2.92 0.68 akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan kelompok rumahtangga golongan bawah di kota sebesar 17.94 rupiah. Sedangkan jalur yang ada di dalam gambar hanya 44.25 persen dapat mempengaruhi pendapatan golongan bawah di kota melalui jalur ini, sisanya sebesar 55.75 persen pendapatan golongan bawah di kota dipengaruhi dari peningkatan sektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit melalui jalur yang lain. Jalur subsektor Industri Tekstil. Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit dapat langsung mempengaruhi faktor Produksi buruh produksi, pengusaha produksi dan kapital yang dapat menambah pendapatan kelompoh rumahtangga golongan bawah di kota masing- masing sebesar 14.56 persen, 4.56 persen dan 3.52 persen, yang digambarkan dengan tanda panah putus-putus. Sedangkan tanda panah yang tidak putus-putus menunjukkan pengaruh tidak langsung antara subsektor industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit dengan factor- faktor produksi tersebut, yang dapat dijelaskan: Pertama, melalui subsektor produksi Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit juga dapat mempengaruhi sektor produksi industri Tekstil, Pakain Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit dalam hal kebutuhan bahan baku, kemudian mempengaruhi faktor produksi buruh produksi, pengusaha produksi dan kapital sehingga dapat meningkatkan pendapatan masing- masing sebesar 7.68 persen, 2.40 persen dan 1.85 persen terhadap kelompok rumahtangga golongan bawah di kota. Kedua, melalui sektor produksi Industri Tekstil, Pakai Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit memerlukan sektor perdagangan, sehingga sektor perdagangan dapat meningkatkan pendapatan buruh produksi, buruh tata usaha dan kapital yang memberikan tambahan pendapatan 6.08 persen, 2.92 persen dan 0.68 persen terhadap kelompok rumahtangga golongan bawah di kota. Pengaruh shock subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit menuju rumahtangga golongan atas di kota, ditunjukkan dalam Gambar 5.36 dan Tabel 5.36, menyajikan nilai-nilai yang menggambarkan pengaruh langsung yang berawal dari subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit menuju kelompok rumahtangga golongan atas di kota. Kemudian pengaruh global dampak pengganda dengan pergerakan awal dari subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit menuju sektor produksi dan faktor produksi serta menuju kelompok rumahtangga golongan atas di kota. Berdasarkan Gambar 5.36 dan Tabel 5.36, dapat dijelaskan bahwa pengaruh global dari sektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit terhadap kelompok golongan atas di kota adalah sebesar 0.2068. Nilai tersebut memberikan arti bahwa apabila terjadi peningkatan penerimaan sektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit sebesar 100 rupiah akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan kelompok rumahtangga golongan atas di kota sebesar 20.68 rupiah. Sedangkan jalur yang ada di dalam gambar hanya 25.46 persen dapat mempengaruhi pendapatan golongan atas di kota melalui jalur ini, sisanya sebesar 74.54 persen pe ndapa tan golongan atas di kota dipengaruhi dari peningkatan sektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit melalui jalur yang lain. 0.075 BP 0.5274 0.0758 INTP BK 8 0.0387 0.0842 INTPAB 0.0387 P.P 0.022 1 RGAK K 0.1988 0.1592

0.3587

Gambar 5.19. Struktural Path pada Subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit Menuju Rumahtangga Golongan Atas di Kota Tabel 5.37. Pengaruh Global dan Pengaruh Total pada Subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit Menuju Rumahtangga Golongan Atas di Kota Sumbe r : Social Accounting Matrix Provinsi Bali Tahun 2007 diolah Jalur subsektor Industri Tekstil. Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit dapat langsung mempengaruhi faktor Produksi buruh produksi, pengusaha produksi dan kapital yang dapat menambah pendapatan kelompok rumahtangga golonga n atas di kota masing- masing sebesar 3.09 persen, 0.41 persen dan 8.87 persen, yang digambarkan dengan tanda panah putus-putus. Sedangkan tanda panah yang tidak putus-putus menunjukkan pengaruh tidak langsung subsektor Jalur awal Jalur Tujuan Jalur Dasar Pengaruh Global Pengaruh Total INTPABK RGA K INTPABK-BPROD-RGA K INTPABK-PPROD-RGAK INTPABK-KAP-RGAK INTPABK-INTPABK-BP-RGA K INTPABK-INTPABK-PP-RGA K INTPABK-INTPABK-KAP-RGAK INTPABK-PERD-BP-RGAK INTPABK-PERD-BTU-RGA K INTPABK-PERD-KAP-RGA K 0.2068 0.0064 0.0009 0.0184 0.0034 0.0005 0.0097 0.0027 0.0074 0.0036 3.09 0.41 8.87 1.63 0.22 4.68 1.29 3.55 1.72 produksi Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit yang dapat dijelaskan: Pertama, melalui subsektor produksi Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit juga dapat mempengaruhi sektor produksi industri Tekstil, Pakain Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit dalam hal kebutuhan bahan baku, kemudian mempengaruhi faktor produksi buruh produksi, pengusaha produksi dan kapital sehingga dapat meningkatkan pendapatan masing- masing sebesar 1.63 persen, 0.22 persen dan 4.68 persen terhadap kelompok rumahtangga golongan atas di kota. Kedua, melalui subsektor produksi Industri Tekstil, Pakai Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit memerlukan sektor perdagangan, sehingga sektor perdagangan meningkatnya pendapatan buruh produksi, buruh tata usaha dan kapital yang memberikan tambahan pendapatan masing- masing sebesar 1.29 persen, 3.55 persen dan 1.72 persen terhadap kelompok rumahtangga golongan atas di kota. Pengaruh shock subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit menuju institusi perusahaan, ditunjukkan dalam Gambar 5.38 dan Tabel 5.38, menyajikan nilai- nilai yang menggambarkan pengaruh langsung yang berawal dari subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit menuju kelompok institusi perusahaan. Kemudian pengaruh global dampak pengganda denga n pergeraka n awal dari subsektor Industri Teks til, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit menuju sektor produksi dan faktor produksi serta menuju kelompok institusi perusahaan dikemukakan. IND.TP 0.5274 A BK 0.2514 IND.TP 0.2514 0.4854 KAP PERUS A BK 0.1988 0.2447 36.59 PERDA Gambar 5.20. Struktural Path pada subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit Menuju Institusi Perusahaa n Tabel 5.38. Penga ruh Global dan Penga ruh Total pada Subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit Menuju Institusi Perusahaa n Sumbe r : SAM Provinsi Bali Tahun 2007 diolah Berdasarkan Gambar 5.38 dan Tabel 5.38, dapat dijelaskan bahwa pengaruh global dari sektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit terhadap kelompok institusi perusahaan adalah sebesar 0.5739. Nilai tersebut memberikan arti bahwa apabila terjadi peningkatan penerimaan subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit sebesar 100 rupiah akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan kelompok institusi perusahaan adalah 57.39 rupiah. Sedangkan jalur yang ada di dalam gambar hanya 36.59 persen dapat mempengaruhi pendapatan golongan institusi perusahaan melalui jalur ini, sisanya sebesar 63.41 persen dipengaruhi dari peningkatan sektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit melalui jalur yang lain. Jalur subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit dapat langsung mempengaruhi faktor Produksi kapital dan menambah Jalur awal Jalur Tujuan Jalur Dasar Pengaruh Global Pengaruh Total INTPABK PER INTPABK-KAP-PER INTPABK-INTPABK-KAP-PER INMMT-PERD-KAP-PER 0.5739 0.1220 0.0644 0.0236 21.26 11.21 4.11 pendapatan kelompok institusi perusahaan sebesar 21.16 persen, yang digambarkan dengan tanda panah putus-putus. Sedangkan tanda panah yang tidak putus-putus menunujukkan pengaruh tidak langsung subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit dengan faktor produksi kapital yang dapat dijelaskan: Pertama, melalui subsektor produksi Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit juga dapat mempengaruhi sektor produksi industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit yang terkait dengan bahan baku, sehingga meningkatkan faktor produksi kapital yang dapat meningkatkan pendapatan sebesar 11.21 persen terhadap kelompok institusi perusahaan. Kedua, melalui subsektor produksi Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit memerlukan sektor perdagangan, sehingga sektor perdagangan dapat meningkatksn kapital yang memberikan tambahan pendapatan 4.11 persen, terhadap kelompok institusi perusahaan. Pengaruh shock subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Karang dari Kulit menuju institusi pemerintah, ditunjukkan dalam Gambar 5.39. dan Tabel 5.39, menyajikan nilai- nilai yang menggambarkan pengaruh langsung yang berawal dari subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit menuju kelompok institusi pemerintah. Kemudian pengaruh global dampak pengganda denga n pergeraka n awal dari subsektor Industri Teks til, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit menuju sektor produksi dan faktor produksi serta menuju kelompok institusi pemerintah. INTPA 0.5274 BK 0.2514 INTPA 0.2514 0.0387 KAP PEM BK 0.1988 0.2447 22.16 PERD Gambar 5.21. Struktural Path pada subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit Menuju Institusi Pemerintah. Tabel 5.39. Penga ruh Global dan Penga ruh Total pada Subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit Menuju Institusi Pemerintah Sumbe r : SAM Provinsi Bali Tah Berdasarkan Gambar 5.39 dan Tabel 5.39, dapat dijelaskan bahwa pengaruh global dari subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit terhadap kelompok institusi pemerintah adalah sebesar 0.1634. Nilai tersebut memberikan arti bahwa apabila terjadi peningkatan penerimaan subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit sebesar 100 rupiah akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan kelompok institusi pemerintah adalah 16.34 rupiah. Sedangkan jalur yang ada di dalam gambar hanya 22.16 persen dapat mempengaruhi pendapatan golongan institusi pemerintah melalui jalur ini, sisanya sebesar 77.84 persen dipengaruhi dari peningkatan sektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit melalui jalur yang lain. Jalur subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit dapat langsung mempengaruhi faktor Produksi kapital yang dapat menambah pendapatan golongan institusi pemerintah sebesar 12.88 persen yang digambarkan dengan tanda pa nah put us-putus. Sedangkan tanda panah yang tidak Jalur awal Jalur Tujuan Jalur Dasar Pengaruh Global Pengaruh Total INTPABK PEM INTPABK-KAP-PEM INTPABK-INTPABK-KAP-PEM INMMT-PERD-KAP-PEM 0.1634 0.0210 0.0111 0.0041 12.88 6.79 2.49 putus-putus menunujukkan pengaruh langsung subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit dengan faktor produksi kapital yang dapat dijelaskan: Pertama, melalui subsektor produksi Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit juga dapat mempengaruhi sektor produksi Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit yang terkait dengan bahan baku, sehingga meningkatkan faktor produksi kapital yang dapat meningkatkan pendapatan sebesar 6.79 persen terhadap kelompok institusi pemerintah. Kedua, melalui sektor produksi Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Alas Kaki dan Barang dari Kulit memerlukan sektor perdagangan, sehingga sektor perdagangan dapat meningkatkan kapital yang memberikan tambahan pendapatan 2.49 persen, terhadap kelompok institusi pemerintah.

VI. DAMPAK STIMULUS EKONOMI TERHADAP OUTPUT, PENYERAPAN

TENAGA KERJA DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

6.1. D ampak Stimulus Ekonomi Terhadap Output Perekonomian

Sektor potensial yang perlu diberikan stimulus ekonomi dalam studi ini difokuskan pada seluruh subsektor yang termasuk dalam sektor peranian dan sektor pariwisata. Sebagaimana telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, dalam kerangka SAM Provinsi Bali Tahun 2007, sektor pertanian didisagregasi menjadi subsektor tanaman bahan makanan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor kehutanan, dan subsektor perikanan. Sektor pariwisata didisagregasi menjadi subsektor industri industri maka nan, minuman dan tembakau, subsektor industri tekstil, pakaian jadi, alas kaki da n barang dari kulit, subsektor industri kerajinan dari bahan galian, subsektor ind ustri barang perhiasan, subsektor restoran dan rumah makan, su sektor hotel, subsektor travel biro, dan subsektor atraks i budaya. Sehubungan dengan itu maka analisis dampak stimulus ekonomi terhadap output pada pembahasan berikut difokuskan terhadap subsektor- subsektor tersebut. Hasil analisis simulasi kedua sektor potensial tersebut diperlihatkan dalam Tabel 6.1.Berdasarkan Tabel 6.1 dapat dijelaskan dalam juta rupiah: Pertama, dari hasil Social Accounting Matrix Provinsi Bali Tahun 2007, sektor pertanian menghasilkan output perekonomian sebesar 12.87 triliun rupiah, sektor pariwisata sebesar 27.69 triliun rupiah, dan sektor lainnya sebesar 33.72 triliun rupiah. Sebelum ada injeksi stimulus ekonomi masing- masing sektor, dimana sektor pariwisata menghasilkan output pereko nomian lebih tinggi dari sektor pertanian. Subseektor pertanian yang menghasilkan output perekonomian paling tinggi adalah dari subsektor peternakan, diikuti oleh subsektor tanaman bahan makanan dan subsektor perikanan. Sedangkan dari sektor pariwisata, yang menghasilkan output tertinggi adalah subsektor restoran dan rumah makan, diikuti oleh subsektor hotel dan subsektor industri tekstil, pakaian jadi, alas kaki, dan barang dari kulit. Kedua, simulasi stimulus ekonomi di sektor pertanian sebesar 100 milyar rupiah simulasi 1 berdampak terhadap output sektor pertanian sebesar 163,961 juta rupiah 1.27 persen, output sektor pariwisata sebesar 43,817 juta rupiah 0.16 persen dan output sektor lainnya sebesar 75,221 juta rupiah 0.27 persen. Dengan demikian stimulus ekonomi ini memberikan dampak terbesar pada sektor pertanian itu sendiri. Untuk dampak stimulus ekonomi ini pada sektor pertanian, subsektor yang memperoleh dampak terbesar terhadap output perekonomian adalah subsektor peternakan sebesar 80,698 juta rupiah 1.46 persen, diikut i oleh subsektor tanaman bahan makanan sebesar 49,659 juta rupiah 1.14 persen, subsektor perikanan sebesar 22,745 juta rupiah 1.09 persen, subsektor perkebunan sebesar 10,617 juta rupiah 1.20 persen dan subsektor kehutanan sebesar 242 juta rupiah 1.48 persen. Untuk dampak stimulus ekonomi ini pada sektor pariwisata, subsektor yang memperoleh dampak terbesar terhadap output pereko nomian adalah subsektor industri makanan, minuman dan tembakau sebesar 16,670 juta rupiah 0.43 persen, diikuti oleh subsektor atraksi budaya sebesar 9,993 juta rupiah 0.25 persen, subsektor restoran dan rumah makan sebesar 8,661 0.11 persen, subsektor industri tekstil, pakaian jadi, alas kaki dan barang dari kulit sebesar 3,061 juta rupiah 0.08 persen, subsektor travel biro sebesar 2,177 juta rupiah 0.17 persen, subsektor industri barang perhiasan 1.276 juta rupiah 0.75 persen, subsektor industri makanan, minuman dan tembakau sebesar 1.397 juta rupiah 0.02 persen, dan subsektor industri kerajinan dari bahan galian sebesar 579 juta rupiah 0.61 persen. 6.1. Dampak Stimulus Ekonomi Terhadap Output Perekonomian Provinsi Bali Sektor Produksi Nilai Dasar Rp Juta Simulasi 1 Simulasi 2 Simulasi 3 Dampak Rp Juta Persen Pertanian 12,868,635.30 163,960.75

1.27 60,660.96

0.47 112,310.85

0.87 Tanaman bahan makanan 4,348,907.85 49,658.67 1.14 24,076.61 0.55 36,867.64 0.85 Perkebunan 886,087.47 10,617.44 1.20 4,579.27 0.52 7,598.35 0.86 Peternakan 5,543,677.20 80,697.63 1.46 24,142.46 0.44 52,420.05 0.95 Kehutanan 2,642.62 242.48 1.48 199.80 7.56 221.14 8.37 Perikanan 2,087,320.18 22,744.52 1.09 7,662.82 0.37 15,203.67 0.73 Pariwisata 27,688,723.13 43,816.69 0.16 157,036.34 0.57 100,426.51 0.36 Restoran dan rumah makan 7,644,481.12 8,661.04 0.11 38,399.78 0.50 23,530.41 0.31 Hotel 6,668,669.95 1,399.96 0.02 26,218.02 0.39 13,808.99 0.21 ndustri makanan, minuman dan tembakau 3,878,397.44 16,669.62 0.43 31,977.34 0.82 24,323.48 0.63 ndustri tekstil, pakaian jadi, alas kaki dan barang dari kulit 3,924,337.84 3,061.00 0.08 25,282.31 0.64 14,171.65 0.36 ndustri kerajinan dari bahan galian 94,374.41 579.06 0.61 1,158.62 1.23 868.84 0.92 ndustri barang perhiasan 171,038.68 1,276.21 0.75 2,729.84 1.60 2,003.02 1.17 Travel biro 1,275,104.51 2,176.68 0.17 7,129.93 0.56 4,653.31 0.36 Atraksi budaya 4,032,319.17 9,993.13 0.25 24,140.49 0.60 17,066.81 0.42 Lainnya 33,720,985.25 75,220.81 0.22 89,897.17 0.27 82,558.99 0.24 Perdagangan 7,151,961.24 20,584.65 0.29 21,749.27 0.30 21,166.96 0.30 Pertambangan 299,981.02 310.12 0.10 531.84 0.18 420.98 0.14 ndustri kayu 1,784,142.65 2,872.78 0.16 3,331.44 0.19 3,102.11 0.17 ndustri kertas, barang dari kertas dan karton 148,035.55 1,336.06 0.90 2,222.42 1.50 1,779.24 1.20 ndustri kimia, brg dr kimia, karet dan plastik 1,055,860.89 4,534.10 0.43 4,610.18 0.44 4,572.14 0.43 Bahan bakar minyak - - - - - - - ndustri karoseri dan alat angkutan 229,790.34 1,973.78 0.86 3,374.85 1.47 2,674.31 1.16 Listrik dan Air minus 1,371,483.95 4,406.22 0.32 8,127.07 0.59 6,266.65 0.46 Bangunan 5,300,917.11 2,740.40 0.05 4,053.46 0.08 3,396.93 0.06 Anghutan umum darat dan angkutan darat lainnya 1,927,041.31 5,886.22 0.31 6,297.50 0.33 6,091.86 0.32 Angkutan laut antar pulaunegara 427,874.34 1,117.49 0.26 1,497.91 0.35 1,307.70 0.31 Angkutan udara 4,287,700.05 6,497.43 0.15 7,517.77 0.18 7,007.60 0.16 Komunikasi, pos, giro 1,461,188.66 3,645.95 0.25 4,935.11 0.34 4,290.53 0.29 Perbankan 4,168,404.06 11,395.34 0.27 13,958.75 0.33 12,677.05 0.30 asa Pemerintahan Umum 4,106,604.08 7,920.29 0.19 7,689.61 0.19 7,804.95 0.19 e r: Social Accounting Matrix Provinsi Bali Tahun 2007 diolah. Ketiga, simulasi stimulus ekonomi di sektor pariwisata sebesar 100 milyar rupiah simulasi 2 berdampak terhadap output sektor pertanian sebesar 60,661 juta rupiah 0.47 persen, output sektor pariwisata sebesar 157,036 juta rupiah 0.57 persen, dan output sektor lainnya sebesar 89,897 0.27 persen. Dari hasil simulasi ini dapat dinyatakan bahwa stimulus ekonomi yang diberikan kepada sektor pariwisata meningkatkan output perekonomian sektor pariwisatas dengan persentase yang hampis sama dengan peningkatan output perekonomian sektor pertanian. Subsektor dari sektor pertanian yang memperoleh dampak paling tinggi adalah subsektor peternakan sebesar 24,142 juta rupiah 0.44 persen diikuti oleh subsektor tanaman bahan makanan sebesar 24,077 juta rupiah 0.55 persen, subsektor subsektor perikanan sebesar 7,663 juta rupiah 0.37 persen, subsektor perkebunan sebesar 4,579 juta rupiah 0.52, dan subsektor kehutanan 199 juta rupiah 7.56 persen. Kemudian dari sektor pariwisata, subsektor yang memperoleh dampak terbesar adalah subsektor restoran dan rumah makan 38,400 juta rupiah 0.50 persen diikuti oleh subsektor industri makanan, minuman dan tembakau sebesar 31,977 juta rupiah 0.82 persen, subsektor hotel sebesar 26,218 juta rupiah 0.39 persen, subsektor industri tekstil, pakaian jadi, alas kaki dan barang kulit sebesar 25,282 juta rupiah 0.64 persen, subsektor atraksi budaya sebesar 24,140 juta rupiah 0.60, subsektor travel biro 7,130 juta rupiah 0.56, subsektor industri barang perhiasan sebesar 2,730 juta rupiah 1.60 persen, dan subsektor industri kerajinan dari bahan galian sebesar 1,159 juta rupiah 1.23 persen. Keempat, stimulus ekonomi sektor pertanian sebesar 50 milyar rupiah dan sektor pariwisata sebesar 50 milyar rupiah simulasi 3 berdampak terhadap peningkatan output sektor pertanian sebesar 112,311 juta rupiah 0.87 persen, sektor Pariwisata sebesar 100,427 juta rupiah 0.36 persen, dan output sektor lainnya sebesar 82,559 juta rupiah 0.24 persen. Berdasarkan hasil simulasi ini dapat dinyatakan bahwa sektor pertanian memperoleh dampak output perekonomian yang besar apabila diberikan stimulus dengan besaran yang sama terhadap sektor pertanian dan sektor pariwisata. Subsektor dari sektor pertanian yang memperoleh dampak output yang paling besar dengan adanya stimulus ekonomi ini simulasi 3 adalah subsektor peternakan sebesar 52,420 juta rupiah, bertur ut-turut diikuti oleh subsektor tanaman bahan makanan sebesar 36,868 juta rupiah 0.85 persen, subsektor perikanan sebesar 15,204 juta rupiah 0.73 persen, subsektor perkebunan sebesar 7,598 juta rupiah 0.86 persen dan subsektor kehutanan sebesar 221 juta rupiah 8.37 persen. Kemudian dari sektor pariwisata, yang paling tinggi memperoleh dampak output adalah subsektor industri makanan, minuman dan tembakau sebesar 24,323 juta rupiah 0.63 persen, berturut-turut diiuku oleh subsektor restor an da n rumah maka n sebesar 23,530 juta rupiah, subsektor atraksi budaya sebesar 17,067 juta rupiah 0.42 persen, subsektor industri tekstil, pakaian jadi, alas kaki dan barang kulit sebesar 14,172 juta rupiah 0.36 persen, subsektor hotel sebesar 13,808 juta rupiah 0.21 persen, subsektor travel biro 4,653 juta rupiah 0.36 persen, subsektor industri barang perhiasan sebesar 2,003 juta rupiah1.17 persen, da n subs ektor ind ustri kerajinan da ri ba han galian sebe sar 869 juta rupiah 0.92 persen.