2.1.1. Perspektif Neo Klasik
Teori pertumbuhan ini dikembangkan oleh Solow 1956 dan Swan 1956. Menurut teori ini pertumbuhan ekonomi wilayah memiliki dua unsur
penting, yaitu 1 unsur yang berkaitan dengan alokasi dan migrasi faktor-faktor produksi wilayah yang didasarka n pada dua kerangka analisis pula, yaitu analisis
”satu sektor” dan analisis ”dua sektor”, 2 unsur yang berkaitan dengan sifat-sifat hubungan antar faktor- faktor produksi dan perubahan teknologi. Model ini
mengasumsikan bahwa perekonomian dalam kondisi persaingan, permintaan terhadap faktor-faktor produksi telah ditentukan oleh produk marginalnya, yang
teralokasikan berdasarkan mekanisme pasar dan digunakan pada produktivitas terbaiknya. Model satu sektor ini dikaitkan dengan alokasi dan migrasi faktor-
faktor produksi wilayah, di mana berlaku hukum penurunan tambahan hasil yang semakin menurun the law of diminishing marginal return, yang menentuka n
komposisi faktor produksi variabel terhadap sejumlah faktor produksi tetap. Prinsip dasar teori ini berkaitan erat dengan penurunan produktivitas faktor-faktor
produksi. Model dua sektor ini dikaitkan dengan alokasi faktor produksi dan arus faktor produksi yang tinggi langsung mengarah ke suatu wilayah yang disebabkan
oleh adanya perbedaan kondisi tertentu. Model Solow mengasumsikan hubungan yang tidak berubah antara input
dan tenaga kerja serta output barang dan jasa. Tetapi mode l itu bisa dimodifikasi untuk mencakup kemajuan teknologi yang merupakan variabel eksogen, yang
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berproduksi sepanjang waktu. Untuk memasukkan kemajuan teknologi, harus kembali ke fungsi produksi yang
mengaitkan moda l total K dan tenaga kerja total L dengan output total Y. Jadi, fungsi produksi itu adalah:
Y = FK,L Kini ditulis fungsi produksi sebagai:
Y = FK,L x E ..................................................................................2.3 Dimana E adalah variabel baru dan abstrak yang disebut Efisiensi tenaga kerja.
Efisiensi tenaga kerja mencerminkan pengetahuan masyarakat tentang metode- metode produksi, ketika teknologi mengalami kemajuan, efisien tenaga kerja
meningkat. L X E mengukur jumlah para pekerja efektif. Perkalian ini
memperhitungkan jumlah pekerja L dan efisiensi masing- masing pekerja E. Fungsi produksi yang baru ini menyatakan bahwa output total Y bergantung pada
jumlah unit moda l K dan jumlah pekerja efektif, L X E. Peningkatan efisiensi tenaga kerja E, sebenarnya adalah seperti peningkatan angkatan kerja L, karena
adanya pengembangan dalam kesehatan, pendidikan atau keahlian angkatan kerja. Mankiw, 2003.
2.1.2. Pandangan Keynesian Tentang Pertumbuhan Ekonomi Wilaya h