Penerimaan Usahatani Belimbing Dewa

68 Tabel 22. Biaya Penyusutan Peralatan Pertanian per Tahun pada Usahatani Belimbing Dewa Petani di Kota DepokTahun 2007 dan 2010 Jenis Alat Jumlah buah Harga Rpsatuan Umur Teknis tahun Jumlah Rp Biaya Penyusutan Rptahun 2007 Drum air 1 197.321 10 292.992 29.299 Cangkul 2 42.321 3 96.185 32.062 Tangki semprot 1 305.536 5 370.346 74.069 Parang 1 42.143 3 44.697 14.899 Gunting 2 50.556 5 110.303 22.061 Timbangan 1 186.250 10 174.962 17.496 Total 189.886 2010 Drum air 1 197.321 10 292.992 29.299 Cangkul 2 48.393 3 109.984 36.661 Tangki semprot 1 309.107 5 374.675 74.935 Parang 1 46.786 3 48.203 16.068 Gunting 2 57.679 5 127.592 25.518 Timbangan 1 186.250 10 174.962 17.496 Plastik mulsa 2 477.647 3 810.553 270.184 Sumur 1 1.400.000 25 1.400.000 56.000 Mesin penyemprot 1 1.995.000 8 1.995.000 249.375 Total 775.537 Biaya penyusutan yang dibebankan kepada petani responden pada tahun 2007 adalah sebesar Rp. 189.886 , sedangkan untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp.775.537. Biaya penyusutan terbesar pada tahun 2007 adalah untuk biaya penyusutan tangki semprot, sedangkan pada tahun 2010 adalah untuk biaya penyusutan plastik mulsa. Dalam analisis usahatani belimbing dewa biaya penyusutan ini dikelompokkan ke dalam jenis biaya diperhitungkan.

6.5. Penerimaan Usahatani Belimbing Dewa

Penerimaan usahatani adalah hasil kali antara produksi yang diperoleh dengan harga jual produk tersebut Soekartawi 2002. Berikut ini akan dilakukan analisis penerimaan usahatani belimbing dewa pada tahun 2007 sebelum menerima kredit dan tahun 2010 sesudah menerima kredit. Buah belimbing yang dipanen oleh petani responden merupakan buah hasil dari kegiatan 69 penjarangan dan pembungkusan. Namun, buah yang telah dibungkus tidak seluruhnya 100 akan dapat dipanen. Diasumsikan dari kegiatan pembungkusan dan panjarangan buah terjadi penyusutan sebesar 10 persen. Asumsi ini disimpulkan dari informasi yang diperoleh dari petani responden. Hal ini mengingat kondisi yang terjadi di lapangan adalah buah yang telah dibungkus tidak seluruhnya dapat dipanen dikarenakan pasti terdapat buah yang rontok disebabkan karena faktor alam seperti hujan dan angin serta serangan HPT. Panen belimbing dilakukan tiga kali dalam satu tahun, yaitu pada bulan Januari hingga Februari, Mei hingga Juni dan September hingga Oktober. Hasil panen pada tahun 2007 dihitung dalam satuan kilogram tanpa ada pembagian kelas atau grade. Namun, pada tahun 2008 sampai sekarang, hasil panen belimbing dewa dibagi menjadi tiga grade, yaitu grade A, grade B dan grade C. Buah yang termasuk ke dalam grade A adalah buah dengan berat lebih dari 250 gram per buahnya. Buah pada grade B adalah buah dengan berat 200 hingga 250 gram perbuahnya dan untuk grade C, berat buah adalah kurang dari 200 gram per buahnya. Semakin bagus kualitas buah maka akan semakin tinggi harga jualnya. Jalur pemasaran belimbing dewa petani responden yaitu: Jalur I : Petani Tengkulak Jalur II : Petani  PKPBDD Koperasi Pada tahun 2007 PKPBDD belum resmi didirikan sehingga lembaga pemasaran yang ada pada tahun tersebut hanyalah tengkulak. Harga jual belimbing pada tahun 2007 adalah Rp. 5000 per kilogram. Harga jual Belimbing pada tahun 2010 di tengkulak adalah sebesar Rp.5.500 per kilogram. Untuk harga jual di PKPBDD adalah sebesar Rp. 6.500 per kilogram untuk grade A, sedangkan untuk grade B dan C masing-masing Rp 5.000 danRp 3.000 per kilogram. Hasil penerimaan usahatani belimbing dewa petani responden untuk tahun 2007 dan 2010 dapat dilihat pada Tabel 23. 70 Tabel 23. Hasil Panen dan Penerimaan Total pada Usahatani Belimbing Dewa Tahun 2007 dan 2010 Uraian 2007 2010 Jumlah kg Harga Satuan Rp Total Penerimaan Jumlah kg Harga satuan Rp Total Penerimaan Tanpa grade 1.685,23 5.000 8.426.155 304,11 5.500 1.672.626 Grade A - - 678,23 6.500 4.408.480 Grade B - - 248,29 5.000 1.241.471 Grade C - - 66,21 3.000 198.616 Total 1.685,23 8.426.155 1.296,84 7.521.193 Total produksi belimbing dewa per sepuluh pohon pada tahun 2007 lebih besar bila dibandingkan dengan total produksi belimbing dewa pada tahun 2010 begitu pula dengan total penerimaan usahatani. Hal ini diakibatkan pada tahun 2010 banyak petani yang mengalami gagal panen akibat hujan dan angin serta serangan lalat buah. Total peneriman pada tahun 2007 adalah sebesar Rp.8.426.155, sedangkan pada tahun 2010 adalah sebesar Rp. 7.521.193

6.6. Analisis Pendapatan Usahatani Belimbing Dewa