Penanaman Tanaman Belimbing Dewa Pemupukan Tanaman Belimbing Dewa

43 Kegiatan usahatani dan teknik budidaya belimbing di Kota Depok pada umumnya hampir sama antara petani Belimbing satu dengan yang lain. Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas buah Belimbing yang dihasilkanoleh petani serta sebagai langkah dalam mewujudkan Belimbing sebagai ikon Kota Depok, maka telah disusun Standar Operasional Prosedur SOP oleh Dinas Pertanian Kota Depok. SOP belimbing ini adalah panduan teknik budidaya belimbing yang dilakukan untuk meningkatkan mutu buah belimbing yang dihasilkan oleh petani. Teknik budidaya belimbing sesuai SOP telah disosialisasikan kepada para petani belimbing di Kota Depok termasuk di lokasi penelitian sejak tahun 2006. Oleh sebab itu, teknik budidaya belimbing di Kota Depok hampir sama. Hanya saja ada petani yang telah menerapkan semua kegiatan budidayanya sesuai dengan SOP dan ada pula petani yang tidak sepenuhnya menjalankan budidaya belimbing sesuai SOP bahkan ada pula yang belum. Berikut ini kegiatan usahatani yang pada umumnya dilakukan oleh petani belimbing di Kota Depok sesuai dengan SOP belimbing dewa.

5.4.1. Penanaman Tanaman Belimbing Dewa

Kegiatan penanaman diawali dengan kegiatan penyiapan lahan yaitu pembersihan lahan dan pembuatan lubang tanam. Pembersihan lahan dilakukan dengan maksud untuk memperoleh lahan yang siap ditanami dan terbebas dari gangguan fisik seperti batu-batuan besar dan gangguan biologis seperti gulma atau sisa-sisa tanaman. Kegiatan pembersihan lahan yang dilakukan antara lain adalah membersihkan semak, pohon kecil, cabang dan ranting pohon besar yang dapat menghalangi pertumbuhan tanaman muda. Persiapan lahan yang harus dilakukan setelah melakukan pembersihan lahan adalah pembuatan lubang tanam. Jarak tanam yang digunakan pada kebun belimbing yang sesuai dengan SOP adalah 7x7 meter. Namun seluruh petani responden yang ada di lokasi penelitian menggunakan jarak tanam yang lebih rapat, yakni 4 x 4 meter, 5 x 5 meter ataupun 6 x 6 meter. Hal ini disebabkan karena pohon belimbing yang dimiliki oleh petani responden ditanam 3 – 20 tahun yang lalu sebelum adanya SOP belimbing sehingga petani tidak menggunakan jarak tanam yang dianjurkan, 44 karena ingin mengoptimalkan lahan yang dimilikinya dengan menanam pohon belimbing dengan jarak tanam yang lebih rapat.

5.4.2. Pemupukan Tanaman Belimbing Dewa

Menyediakan kebutuhan hara dan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman belimbing dilakukan melalui kegiatan pemupukan. Pupuk yang diberikan pada tanaman belimbing adalah pupuk organik pupuk kandang, pupuk anorganik pupuk NPK dan pupuk daun pupuk cair. Pupuk kandang dan NPK digunakan untuk menambah dan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Sedangkan pupuk daun digunakan untuk merangsang pembungaan dan mendukung pertumbuhan daun. Kegiatan pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang dan NPK dilakukan tiap empat bulan sekali. Dosis pupuk kandang dan NPK per pohon belimbing disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Dosis Pupuk Kandang dan NPK pada Usahatani Belimbing Dewa diKota Depok Waktu Pemupukan Dosis Pupuk Sekali Pemakaian kilogrampohon Pupuk Kandang Pupuk NPK 3-12 bulan setelah tanam 20-30 0,2-0,3 1-3 tahun setelah tanam 30-40 0,4-0,6 3 tahun setelah tanam 40-60 0,7-1,0 Sumber: Dinas Pertanian Kota Depok 2007b Prosedur pelaksanaan pemberian pupuk diantaranya sebagai berikut : 1. Menyiapkan alur lubang pupuk di bawah lingkaran tajuk sedalam 20 centimeter dan selebar cangkul. 2. Menyiapkan pupuk sesuai jenis dan dosis yang akan digunakan. 3. Memasukkan pupuk ke dalam lubang tanam kemudian menutupnya. Apabila pupuk daun yang akan diberikan, maka harus membuat larutan pupuk terlebih dahulu, kemudian pupuk disemprotkan ke tanaman dengan menggunakan hand sprayer atau power sprayer. 45

5.4.3. Pengairan Tanaman Belimbing Dewa