Pengairan Tanaman Belimbing Dewa Pemangkasan Tanaman Belimbing Dewa

45

5.4.3. Pengairan Tanaman Belimbing Dewa

Kegiatan pengairan dilakukan untuk menyediakan kebutuhan air bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman belimbing. Sebelum kegiatan pengairan dilakukan, hal yang harus diperhatikan adalah melihat kondisi tanaman dan tanah. Pengairan harus dihentikan jika kondisi tanah telah cukup lembab. Air yang digunakan sebagai sumber pengairan berasal dari air hujan, irigasi sederhana maupun sumur bor yang dimiliki oleh petani. Petani responden pada umumnya melakukan kegiatan pengairan hanya pada musim kemarau. Bahkan ada yang sama sekali tidak melakukan pengairan dengan alasan tanaman belimbing akan terus berproduksi walaupun dalam kondisi kering.

5.4.4. Pemangkasan Tanaman Belimbing Dewa

Kegiatan pemangkasan dibagi menjadi dua jenis yaitu kegiatan pemangkasan bentuk dan kegiatan pemangkasan pemeliharaan. Kegiatan pemangkasan bentuk adalah kegiatan membentuk cabang atau ranting tanaman agar mempunyai tajuk yang diharapkan dan dengan tujuan agar lebih memudahkan petani dalam melakukan kegiatan pengelolaan, perawatan dan pemanenan. Sedangkan pemangkasan pemeliharaan adalah memotong cabang atau ranting tanaman yang tidak produktif dan tidak dikehendaki. Hal ini bertujuan untuk merangsang pembungaan, membuang ranting atau cabang yang mati, tunas air maupun cabang yang tidak produktif serta untuk memudahkan sinar matahari masuk sampai cabang-cabang terbawah. Kegiatan pemangkasan dilakukan pada saat setelah panen. 5.4.5. Sanitasi Kebun serta Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Belimbing Dewa Sanitasi kebun adalah kegiatan menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan kebun. Sanitasi kebun penting dilakukan untuk memberikan lingkungan tumbuh yang baik bagi pertumbuhan tanaman dan memutuskan siklus hidup Hama dan Penyakit Tanaman HPT. Kegiatan ini meliputi pembersihan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman dan membersihkan buah belimbing yang jatuh ke tanah dan yang tersangkut di pohon. Kegiatan sanitasi kebun dapat dikatakan sebagai kegiatan pencegahan terhadap datangnya HPT. 46 Pengendalian HPT adalah tindakan yang dilaksanakan untuk mencegah kerugian seperti penurunan mutu dan produksi buah belimbing yang diakibatkan oleh hama dan penyakit tanaman. Sebelum melakukan kegiatan pengendalian HPT, petani harus melakukan pengamatan terhadap HPT di kebun secara teratur dan berkala. Dengan mengenali HPT yang menyerang dan gejala serangannya, maka petani dapat melakukan tindakan atau cara yang tepat untuk mengatasinya. Menurut Dinas Pertanian Kota Depok 2007b ada beberapa hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman belimbing, diantaranya adalah: 1. Lalat buah Batrocero carambolae atau Batrocero dorsalis Untuk menghindari serangan lalat buah, petani disarankan agar membungkus buah pada saat tiga sampai empat minggu setelah buah terbentuk. Jika ada buah yang terserang atau jatuh, maka harus dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam kantung plastik lalu dibenamkan ke dalam tanah sedalam 30 centimeter atau dibakar. Pengendalian menggunakan insektisida juga dapat dilakukan. Insektisida yang digunakan adalah insektisida sistemik atau kontak dengan bahan aktif dimethoate, melathion, fenthion atau maldison. Pengendalian juga dapat dilakukan dengan menggunakan perangkap lalat buah dengan memakai zat yang disebut feromon yaitu methyl eugenol yang biasanya ditemukan dengan merek dagang Petrogenol 800 L. Kerapatan perangkap yang dianjurkan adalah 20- 25 buah perangkap per hektar. Seluruh petani responden telah menggunakan perangkap lalat buah untuk mengatasi serangan lalat buah yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas buah belimbing yang dihasilkan. 2. Jamur upas Upasita salminicolor, Corticium salminicolor atau Pelliculariasalminicolor Penyakit ini menyerang bagian batang atau cabang tanaman. Jika serangan sudah berat maka dapat mengakibatkan batang mengering dan lapuk. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara menyemprot atau mengoleskan cabang yang sakit dengan fungisida Bubur Bordeaux atau Calixin atau dapat juga menggunakan jenis fungisida seperti Benlate. 3. Bercak daun cercospora Bercak daun ini disebabkan oleh jamur Cercospora averrhoae. Penyakit ini menyerang daun, tangkai daun dan batang muda. Penyakit yang disebabkan karena jamur ini menyebabkan terjadinya bercak-bercak daun dengan tepi daun 47 berwarna coklat tua atau ungu. Serangan yang hebat dapat menyebabkan daun kuning hingga rontok. Pengendalian dapat dilakukan dengan menyemprotkan fungisida kaptafol atau fungisida lain seperti Difolatan.

5.4.6. Pembungkusan dan Penjarangan Buah Belimbing Dewa