56 sebagian besar petani responden membuat lima perangkap lalat buah untuk satu
kemasan petrogenol. Jumlah penggunaan petrogenol per sepuluh pohonuntuk tahun 2007 adalah
sebanyak 497,64 mililiter dengan jumlah rata-rata penggunaan per pohon sebanyak 15,08 mililiter. Sedangkan untuk tahun 2010, Jumlah penggunaan
petrogenol per sepuluh pohon adalah sebanyak 13,98 mililiter dengan jumlah penggunaan rata-rata per pohon sebanyak 1,40mililiter.
6.3.3. Penggunaan Bahan Pembungkus Buah
Ada dua jenis bahan pembungkus yang dapat digunakan oleh petani responden yaitu kertas karbon dan plastik mulsa hitam perak. Pada tahun 2007,
semua petani responden masih menggunakan kertas karbon, namun pada tahun 2010, sebagian petani mulai menggunakan plastik mulsa hitam perak dikarenakan
petani semakin sulit untuk memperoleh kertas karbon.
Tabel 13. Penggunaan Kertas Karbon dan Plastik Mulsa pada Usahatani
Belimbing Dewa di Kota Depok Tahun 2007 dan 2010
Jenis Pembungkus Penggunaan Pembungkus
2007 2010
Selisih
Karbon kwintal 30
14,8 -15,2
Mulsa roll 58,0
58,0
Total penggunaan kertas karbon petani responden pada tahun 2007 lebih besar jika dibandingkan dengan penggunaan kertas kabon pada tahun 2010 Tabel
13. Hal ini terjadi karena pada tahun 2010 sebagian besar petani beralih menggunakan plastik mulsa karena semakin langkanya kertas karbon di pasar.
Pada tahun 2010, sebanyak delapan belas petani responden masih menggunakan kertas karbon. Dari delapan belas petani tersebut, tiga orang diantaranya juga
menggunakan plastik mulsa. Beralihnya petani responden menggunakan plastik mulsa selain karena
semakin langkanya kertas karbon juga dikarenakan plastik mulsa dapat digunakan lebih lama dari kertas karbon, yaitu dapat digunakan maksimal sembilan kali
musim panen atau tiga tahun, berbeda dengan kertas karbon yang hanya dapat
57 digunakan maksimal tiga kali musim panen. Disamping itu, jika dilihat dari segi
kualitas buah yang dihasilkan juga tidak jauh berbeda antara buah yang dibungkus dengan kertas karbon dan buah yang dibungkus dengan plastik mulsa.
6.3.4. Penggunaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan oleh petani responden adalah Tenaga Kerja Dalam Keluarga TKDK dan Tenaga Kerja Luar Keluarga TKLK. Semua
kegiatan budidaya belimbing dewa yang dilakukan dikerjakan seluruhnya oleh tenaga kerja laki-laki. Penggunaan tenaga kerja baik TKDK maupun TKLK
diperlukan dalam kegiatan pemupukan, pemangkasan, sanitasi kebun dan penyemprotan pestisida, pembungkusan dan pemanenan.
Jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam analisis usahatani Belimbing Dewa menggunakan satuan HOK Hari Orang Kerja. Jumlah jam kerja di lokasi
penelitian berkisar delapan jam per hari. Jam kerja dimulai dari pukul 07.00-12.00 kemudian dilanjutkan pada pukul 13.00-16.00 yang dihitung sebagai satu HOK.
Upah untuk satu HOK di lokasi penelitian untuk tahun 2007 adalah sebesar Rp.35.000 dan untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp 50.000.
Pada Tabel 14 dapat dilihat total penggunaan tenaga kerja pada budidaya Belimbing Dewa. Penggunaan tenaga kerja terbesar untuk tahun 2007 dan 2010
pada budidaya Belimbing Dewa adalah pada kegiatan sanitasi dan penyemprotan serta pembungkusan dan penjarangan. Kedua kegiatan ini merupakan kegiatan
yang membutuhkan banyak HOK. Sanitasi dan penyemprotan dilakukan setiap dua sampai tiga minggu sekali selama dua bulan. Pada tahun 2007 dan 2010,
persentase pengunaan HOK untuk kegiatan ini adalah sebesar 32,65 persen.. Sedangkan kegiatan pembungkusan dan penjarangan buah membutuhkan banyak
tenaga kerja karena kegiatan ini harus dilakukan dalam waktu yang cepat untuk mencegah terjadinya serangan lalat buah. Persentase penggunaan HOK untuk
kegiatan ini pada tahun 2007 dan 2010 adalah sebesar 27,12 persen dan 30,46 persen.
58
Tabel 14. Penggunaan Tenaga Kerja per Tahun pada Usahatani Belimbing Dewa
di Kota Depok Tahun 2007 dan 2010
Kegiatan 2007
2010 Selisih
Jumlah Jumlah
Pemupukan 8,99
10,29 7,63
9,76 -1,36
Pemangkasan 14,59
16,69 10,56
13,52 -4,03
Sanitasi dan penyemprotan 28,54
32,65 25,52
32,65 -3,02
Pembungkusan dan penjarangan buah 23,71
27,12 23,81
30,46 0,1
Pemanenan 11,59
13,26 10,64
13,61 -0,95
Total 87,42 100,00
78,16 100,00 -9,26
Penggunaan tenaga kerja dalam usahatani belimbing dewa dibagi atas dua kelompok, yaitu tenaga kerja dalam keluarga TKDK dan tenaga kerja luar
keluarga TKLK. Pada Tabel 15 dapat dilihat penggunaan TKDK petani belimbing dewa pada tahun 2007 dan 2010. Penggunaan tenaga kerja terbesar
adalah pada kegiatan sanitasi dan penyemprotan, yaitu sebesar 48,59 persen dari total penggunaan tenaga kerja pada tahun 2007 dan sebesar 50,91 persen untuk
tahun 2010.
Tabel 15. Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga TKDK per Tahun pada
Usahatani Belimbing Dewa di Kota DepokTahun 2007 dan 2010
Kegiatan 2007
2010 Selisih
Jumlah Jumlah
Pemupukan 3.84
8,58 3.09
7,83 -0.75
Pemangkasan 7.53
16,84 4.83
12,25 -2.70
Sanitasi dan penyemprotan 21.73
48,59 20.06
50,91 -1.67
Pembungkusan dan penjarangan buah 8.37
18,72 8.41
21,33 0.04
Pemanenan 3.25
7,27 3.02
7,67 -0.23
Total 44.73 100,00
39.4 100,00 -5.33