25 petani yang menerima kredit PKBL, 33 petani dijadikan responden dalam
penelitian ini.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan alat bantu kuesioner. Kuesioner tersebut berisi
pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada responden dengan harapan dapat memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Responden dalam penelitian ini adalah petani belimbing dewa anggota Kelompok Tani Sarijaya yang memperoleh dana kredit PKBL.
4.5. Metode Pengolahan Data
Data yang terkumpul akan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan gambaran umum lokasi
penelitian, karakteristik petani, gambaran umum usahatani belimbing dewa di lokasi penelitian. Analisis kuantitatif yang dilakukan pada penelitian ini antara
lain adalah analisis pendapatan usahatani, analisis imbangan penerimaan dan biaya RC rasio serta analisis fungsi produksi. Data yang dianalisis secara
kuantitatif akan diolah dengan bantuan program Microsoft Excel 2007, SPSS 17.0 for windows dan Minitab 15.0 for windows kemudian disajikan secara tabulasi dan
diintrepetasikan serta diuraikan secara deskriptif.
4.5.1. Analisis Pendapatan Usahatani dan RC Ratio
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan biaya yang telah dikeluarkan. Pendapatan usahatani dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan
atas seluruh biaya tunai yang disebut sebagai pendapatan tunai dan pendapatan atas biaya total yang sering disebut sebagai pendapatan total. Tingkat pendapatan
usahatani dapat dinyatakan dalam persamaan matematika sebagai berikut : I
tunai
= NP - BT I
total
= NP - BT + BD
26 Keterangan :
I
tunai
= Tingkat pendapatan bersih tunai I
total
= Tingkat pendapatan bersih total NP
= Nilai produk, merupakan hasil perkalian jumlah output dengan harga BT
= Biaya tunai BD
= Biaya diperhitungkan
Analisis pendapatan usahatani selalu disertai dengan pengukuran efisiensi pendapatan usahatani. Untuk mengetahui efisiensi suatu usahatani terhadap
penggunaan satu unit input dapat digambarkan oleh nilai rasio penerimaan dan biaya yang merupakan perbandingan antara penerimaan kotor yang diterima
usahatani dari setiap rupiah yang dikeluarkan dalam proses produksi atau yang biasa dikenal dengan analisis imbangan penerimaan dan biaya atau analisis RC
rasio. Perhitungan RC rasio dapat dirumuskan sebagai berikut :
RC rasio atas biaya tunai = RC rasio atas biaya total =
Keterangan: Y
= Total Produksi P
y
= Harga Produk BT
= Biaya Tunai BD
= Biaya Diperhitungkan Usahatani dapat dikatakan menguntungkan apabila nilai RC rasio lebih
besar dari satu, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan usahatani memberikan penerimaan yang lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Semakin besar nilai
RC rasio, semakin menguntungkan usahatani tersebut.
4.5.2. Uji-t Berpasangan Paired t-Test
Analisis Paired t-Test digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan pendapatan petani Belimbing Dewa sesudah menerima kredit PKBL.
Pertimbangan yang dilakukan yaitu:
27 H
: X
2
– X
1
= 0 H
1
: X
2
– X
1
≠ 0
Dimana: H
= Rata-rata kondisi sebelum dan sesudah menerima kredit adalah sama tidak berpengaruh nyata
H
1
= Rata-rata kondisi sebelum dan sesudah menerima kredit adalah tidak sama berpengaruh nyata
Dasar pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai P- value
dengan nilai α, yaitu jika probabilitas atau P-value α, maka terima H ,
tetapi jika P-value α, maka tolak H
0.
Besarnya selang kepercayaan α yang akan menjadi batas penerimaan maupun penolakan H
adalah 0,05.
4.5.3. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi