Status Usahatani Belimbing Dewa Petani Responden Usia Petani Responden

38 Setelah penyerahan persyaratan peminjaman, pihak Bank Mandiri akan melakukan analisis kelayakan, yaitu dengan melakukan survey usahatani belimbing dewa serta tempat tinggal petani. Berdasarkan hasil wawancara, proses pencairan dana kredit PKBL tidak mebutuhkan waktu yang lama. Rata-rata waktu pencairan dana kredit PKBL adalah satu minggu dari survey yang dilakukan oleh Bank Mandiri. Pembayaran cicilan kredit PKBL dilakukan setiap tiga bulan sekali atau setiap panen belimbing dewa. Pembayaran cicilan kredit setiap masa panen dilakukan untuk mempermudah petani dalam melakukan pembayaran. Sistem pembayaran cicilan kredit ini menggunakan hasil panen, yaitu belimbing dewa. Petani menjual hasil panen kepada koperasi karena koperasi PKPBDD berfungsi sebagai pusat pemasaran buah belimbing dewa di Kota Depok. Uang hasil panen ini sebagian akan dibayarkan oleh pengurus koperasi kepada Bank Mandiri dan sisanya akan dibayarkan kepada petani.

5.3. Karakteristik Petani Responden

Deskripsi karakteristik petani responden dilihat dari beberapa kriteria diantaranya adalah status usahatani, usia petani, tingkat pendidikan petani, status kepemilikan lahan dan pengalaman berusahatani.

5.3.1. Status Usahatani Belimbing Dewa Petani Responden

Sebagian besar responden petani menganggap bahwa kegiatan usahatani yang mereka lakukan adalah sebagai pekerjaan utama. Ada 84,85 persen 28 petani dari petani responden yang beranggapan bahwa pekerjaan utamanyaadalah sebagai petani Belimbing. Sisanya yaitu 15,15 persen atau sebanyak lima orang menganggap bahwa aktivitas usahatani yang mereka lakukan hanya merupakan pekerjaan sampingan saja.Dengan demikian dapat disimpulkan petani responden masih menggantungkan hidupnya pada usahatani belimbing dewa dan menganggap bahwa menjalankan usahatani belimbing dewa menguntungkan. Dari 28 petani responden yang status usahataninya adalah pekerjaan utama memiiliki pekerjaan sampingan antara lain sebagai buruh tani, buruh bangunan, peternak dan tukang ojek. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil 39 wawancara, tambahan pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan sampingan mereka adalah sebesar Rp. 300.000 sampai Rp. 500.000 per bulan. Tambahan pendapatan ini dapat mereka gunakan sebagai modal dalam menjalankan aktivitas usahatani untuk membeli sarana produksi pertanian yang dibutuhkan. Sedangkan untuk petani dengan status usahatani sebagai pekerjaan sampingan memiliki pekerjaan utama sebagai guru SLTP atau karyawan swasta.

5.3.2. Usia Petani Responden

Berdasarkan usia, petani responden dibagi menjadi empat kelompok angkatan kerja, yaitu kelompok usia kurang dari 15 tahun, 15 sampai 30 tahun, 31 sampai 45 tahun, dan 46 sampai 60 tahun. Tabel 5. Jumlah Petani Responden berdasarkan Kriteria Usia Kisaran Usia tahun Jumlah Petani Persentase 15 15-30 11 33,33 31-45 20 60,61 46-60 2 6,06 Total 33 100,00 Rata-rata Usia Petani 34 Tahun Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa kegiatan usahatani didominasi oleh petani berusia 31 – 45 tahun sebesar 60,61 persen atau rata-rata usia petani adalah 34 tahun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa petani responden pada penelitian ini berasal dari kalangan petani usia produktif.

5.3.3. Tingkat Pendidikan Petani Responden