Peranan Kredit dalam Kegiatan Usahatani Konsep Fungsi Produksi

14 III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Peranan Kredit dalam Kegiatan Usahatani

Ada dua sumber permodalan usaha yaitu modal dari dalam modal sendiri dan modal dari luar pinjamankredit. Kredit sebagai modal usaha mencerminkan bahwa secara tidak langsung kredit terpaut dalam kegiatan produksi dimana kredit berperan dalam pengadaan faktor-faktor produksi Asih 2008. Seseorang yang memperoleh kredit dapat menguasai faktor-faktor produksi dan dapat memanfaatkannya untuk keperluan pribadi. Semakin banyak kredit yang diperoleh maka semakin besar pula faktor produksi yang dapat dikuasai dan semakin besar pula keuntungan yang dapat diperoleh seseorang. Modal yang tersedia dapat digunakan untuk memperoleh alat-alat yang digunakan dalam produksi yang dapat mempercepat proses produksi. Melalui permodalan yang didapat melalui kredit, diharapkan petani mampu untuk membeli input-input yang akan digunakan dalam proses produksi. Pengaruh adanya kredit tambahan modal yang digunakan untuk membeli input produksi berarti mampu meningkatkan teknologi. Peningkatan teknologi diharapkan mampu meningkatkan produktivitas usahatani yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan.

3.1.2. Konsep Fungsi Produksi

Fungsi produksi merupakan hubungan fisik antara variabel yang dijelaskan Y dan variabel yang menjelaskan X. Variabel yang dijelaskan biasanya berupa output, sedangkan variabel yang menjelaskan berupa input Soekartawi 1994. Secara matematis, hubungan ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Y = fX 1 , X 2 , X 3 ,…, X n 15 Keterangan: Y : Output F : Bentuk hubungan yang mentransformasikan faktor-faktor produksi dengan hasil produksi X 1 , X 2 , X 3 ,…, X n : Input-input yang digunakan Berdasarkan fungsi tersebut, petani dapat melakukan tindakan yang mampu meningkatkan produksi Y dengan cara menambah jumlah salah satu dari input yang digunakan atau menambah beberapa jumlah input lebih dari satu yang digunakan. Kredit yang diperoleh petani dapat digunakan untuk membiayai input produksi yang dibutuhkan dalam hal ini yaitu X, sehingga hasil dari pertambahan input X akan meningkatkan output Y. Dalam produksi pertanian, hasil fisik dihasilkan oleh bekerjanya beberapa faktor produksi sekaligus, yaitu tanah, modal dan tenaga kerja. Untuk dapat menggambarkan fungsi produksi ini secara jelas dan menganalisis peranan masing-masing faktor produksi, maka dari sejumlah faktor-faktor produksi itu salah satu faktor produksi dianggap sebagai variabel yang berubah-ubah, sedangkan faktor-faktor produksi lainnya dianggap konstan. Berdasarkan fungsi produksi dapat digambarkan Marginal Products MP dan Average Products AP. MP adalah tambahan produk yang dihasilkan dari setiap menambah satu-satuan faktor produksi yang dipakai, sedangkan AP adalah tingkat produktivitas yang dicapai oleh setiap satuan produksi. MP dan AP dapat dirumuskan sebagai berikut : Elastisitas produksi E p komoditas pertanian merupakan persentase perubahan hasil produksi atau output sebagai akibat dari persentase perubahan dari input. Elastisitas produksi pertanian dapat dirumuskan sebagai berikut: 16 Keterangan: Δ Y = Perubahan hasil produksi komoditas pertanian Y = Hasil produksi komoditas pertanian Δ X = Perubahan penggunaan faktor produksi input X = Faktor produksi input Berdasarkan elastisitas produksi, fungsi produksi dapat dibagi menjadi tiga daerah, yaitu sebagai berikutGambar 1: 1. Daerah I Daerah dengan nilai elastisitas lebih dari satu Ep 1. Merupakan daerah produksi yang tidak rasional karena setiap penambahan input sebesar satu persen akan menyebabkan penambahan output yang selalu lebih besar dari satu persen. Pada daerah produksi ini, belum tercapai pendapatan yang maksimum karena pendapatan masih dapat diperbesar apabila pemakaian input variabel dinaikkan. 2. Daerah II Daerah dengan nilai elastisitas antara satu dan nol 0 Ep 1. Pada daerah ini, penambahan input sebesar satu persen akan menyebabkan penambahan output paling tinggi satu persen dan paling rendah nol persen. Pada daerah ini akan 17 dicapai pendapatan maksimum. Daerah ini disebut juga daerah produksi yang rasional. Keterangan Kurva: TPP : Total Physical Product MPP : Marginal Physical Product APP : Average Physical Product ATC : Average Total Cost AVC : Average Variable Cost MC : Marginal Cost Y : Produksi X : Faktor Produksi Gambar 1. Kurva Fungsi Produksi dan Hubungannya dengan Kurva Biaya. Sumber: Doll dan Orazem 1978 18 3. Daerah III Daerah dengan nilai elastisitas lebih kecil dari nol Ep 0. Pada daerah ini penambahan pemakaian input sebesar satu persen akan menyebabkan penurunan produksi total. Daerah produksi ini disebut dengan daerah produksi yang tidak rasional.

3.1.3. Ruang Lingkup Usahatani