Perumusan Masalah Pengaruh Kredit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) terhadap Produksi dan Pendapatan Petani Belimbing Dewa (Kasus: Kelompok Tani Sarijaya, Kota Depok)

4 Tabel 3. Perkembangan Produksi Hortikultura Unggulan Kota Depok Tahun 2003-2008 Komoditi Tahun kwintal per Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Belimbing 6.062 6.962 50.514 40.373 35.956 42.732 15,52 Jambu Biji 11.503 11.053 35.795 31.766 11.621 33.213 -11,19 Pisang 17.064 18.764 20.778 37.546 22.920 12.253 -17,49 Pepaya 15.580 17.064 20.788 37.546 23.850 18.934 -2,43 Rambutan 28.028 12.762 25.883 12.769 23.007 20.252 -28,15 Mangga 2.290 2.291 4.342 1.798 3.780 2.842 -14,96 Nangka 16.525 22.537 17.980 6.909 1.168 2.879 -118,20 Sumber: Dinas Pertanian Kota Depok 2009 Salah satu komoditas yang cukup potensial dan prospektif di Kota Depok adalah buah belimbing. Perkembangan produksi komoditas belimbing meningkat tajam bila dibandingkan dengan komoditas hortikultura lainnya dengan laju pertumbuhan per tahun sebesar 15,52 persen bila dibandingkan dengan komoditas lain yang mengalami laju pertumbuhan negatif. Jika dilihat pada Tabel 3, buah belimbing mengalami peningkatan produksi, walaupun pada tahun 2006 dan 2007 produksi belimbing mengalami penurunan. Namun belimbing menempati urutan pertama pada tahun 2008. Saat ini buah belimbing dewa telah menjadi ikon Kota Depok.

1.2. Perumusan Masalah

Belimbing dewa merupakan salah satu ikon Kota Depok. Untuk itu Pemerintah Kota Depok terus melakukan upaya-upaya untuk dapat meningkatkan produktivitas belimbing dewa sehingga Kota Depok dapat menjadi sentra belimbing dewa. Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Depok antara lain adalah membuat SOP untuk belimbing dewa dan koperasi belimbing pada tahun 2007. Saat ini, salah satu langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Depok adalah dengan memberikan kemudahan kredit yang dapat diakses oleh petani belimbing dewa di Kota Depok. Keterbatasan modal serta sulitnya aksesibilitas petani terhadap kredit merupakan salah satu penyebab kurang optimalnya penerapan teknologi yang dilakukan oleh petani belimbing. Keterbatasan pendanaan yang dimiliki 5 Pemerintah dalam mengembangkan hortikultura menuntut perlunya keterpaduan dan fokus pengembangan serta sinergi dari berbagai program dan pendanaan Direktorat Jendral Hortikultura, 2008. Untuk memudahkan petani belimbing dewa dalam memperoleh dana kredit tanpa agunan, Dinas Pertanian Kota Depok bekerja sama dengan Bank Mandiri dalam penyaluran dana kredit melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL. Dana kredit yang berasal dari Pemerintah Kota Depok disalurkan melalui Bank Mandiri untuk kemudian disalurkan kepada petani belimbing di Kota Depok melalui Pusat Koperasi Pemasaran Buah dan Olahan Belimbing Dewa Depok PKPBDD. PKPBDD merupakan satu-satunya koperasi belimbing yang ada di Kota Depok yang bergerak dalam bidang pemasaran buah belimbing dewa di Kota Depok, baik buah maupun olahannya. Program ini bertujuan untuk menyejahterakan petani belimbing dewa di Kota Depok sehingga dapat meningkatkan produktivitas petani belimbing dewa di Kota Depok dan dapat menjadikan Kota Depok sebagai sentra produksi buah belimbing dewa. Kredit PKBL yang diberikan oleh Bank Mandiri dapat menjadi salah satu cara untuk mengatasi permasalahan dalam upaya pengembangan belimbing dewa di Kota Depok. Dengan adanya kredit ini, petani dapat memperoleh tambahan modal yang dapat digunakan untuk biaya produksi Belimbing maupun untuk mengoptimalkan penerapan teknologi agar petani dapat meningkatkan pendapatan serta meningkatkan produktivitasnya. Penggunaan dana yang bersumber dari kredit dapat digunakan untuk menambah modal usaha sehingga dapat merubah atau menambah input produksi yang digunakan dalam budidaya untuk memperoleh hasil produksi yang lebih optimal. Dengan adanya kredit, memungkinkan terjadinya perbaikan produktitas dibandingkan sebelum menggunakan kredit. PKBL Bank Mandiri telah bermitra dengan PKPBDD sejak tahun 2007. Namun pelaksanaan kredit baru dilaksanakan mulai bulan Maret 2008. Dari total 444 petani belimbing di Kota Depok 3 , 156 petani diantaranya menerima kredit PKBL. Sampai saat ini, jumlah petani belimbing yang telah menerima kredit PKBL Bank Mandiri berjumlah 156 petani yang terbagi atas 11 kelompok tani 3 Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua Penyuluh Pertanian Kota Depok 6 Tabel 4. Kelompok tani yang memperoleh dana pinjaman terbesar adalah Kelompok Tani Sarijaya dengan total perolehan pinjaman sebesar Rp. 566,5 juta dengan jumlah petani yang menerima kredit sebanyak 61 orang. Kelompok Tani Sarijaya berada di Kecamatan Pancoran Mas yang merupakan salah satu kecamatan yang menjadi sentra buah Belimbing Dewa di Kota Depok. Tabel 4 . Daftar Kelompok Tani Belimbing Dewa Peminjam Kredit PKBL di Kota Depok Tahun 2010 No Nama Kelompok Tani Kecamatan Jumlah Petani yang Menerima Kredit orang Jumlah Pinjaman rupiah 1 Sarijaya Pancoran Mas 61 566.500.000 2 Kali Licin Pancoran Mas 12 167.000.000 3 Keramat Burung Pancoran Mas 12 149.500.000 4 Rangkapan Jaya Baru Pancoran Mas 13 110.000.000 5 Layung Sari Cipayung 9 98.000.000 6 Mekar Sari Beji 4 48.000.000 7 Laris Jaya II Pancoran Mas 11 77.500.000 8 Subur Makmur Beji 14 95.000.000 9 Tunas Mekar I Limo 16 132.000.000 10 Tunas Mekar II Limo 1 5.000.000 11 Mekar Sejahtera Sawangan 3 15.000.000 Total 156 1.436.500.000 Sumber: Pusat Koperasi Pemasaran Buah dan Olahan Belimbing Dewa Depok 2011 diolah Kehadiran kredit PKBL Bank Mandiri sebagai salah satu sumber modal usahatani belimbing dewa di Kota Depok dapat mempengaruhi produksi serta pendapatan petani belimbing dewa. Penambahan modal usahatani belimbing dewa dapat meningkatkan penggunaan input produksi maupun penggunaan teknologi yang lebih baik, sehingga akan mampu meningkatkan produksi belimbing dewa setelah menerima kredit. Peningkatan jumlah produksi belimbing dewa dapat meningkatkan pendapatan petani belimbing dewa. Namun, pengaruh kredit PKBL tidak selalu meningkatkan produksi dan pendapatan belimbing dewa. Hal ini 7 bergantung kepada penggunaan kredit yang dilakukan oleh petani untuk usahatani belimbing dewa serta faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi produksi dan pendapatan petani belimbing dewa. Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah untuk penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh penggunaan kredit terhadap tingkat pendapatan petani belimbing dewa sebelum menerima dan sesudah menerima kredit di Kota Depok? 2. Bagaimana pengaruh penggunaan kredit terhadap penggunaan faktor-faktor produksi usahatani belimbing dewa di Kota Depok?

1.3. Tujuan Penelitian