18 3. Daerah III
Daerah dengan nilai elastisitas lebih kecil dari nol Ep 0. Pada daerah ini penambahan pemakaian input sebesar satu persen akan menyebabkan
penurunan produksi total. Daerah produksi ini disebut dengan daerah produksi yang tidak rasional.
3.1.3. Ruang Lingkup Usahatani
Menurut Soekartawi 1995 ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada di
lapangan pertanian secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau
produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan
keluaran output yang melebihi masukan input. Hernanto 1989 berpendapat bahwa selalu ada empat unsur pokok dalam
usahatani atau sering juga disebut sebagai faktor-faktor produksi. Keempat unsur tersebut antara lain adalah :
1. Lahan. Lahan merupakan faktor produksi yang mewakili unsur alam dan merupakan jenis modal yang sangat penting. Lahan usahatani dapat berupa
tanah pekarangan, tegalan, sawah dan sebagainya. Lahan tersebut dapat diperoleh dengan cara membuka lahan sendiri, membeli, menyewa, bagi hasil,
pemberian negara, warisan ataupun wakaf. Penggunaan lahan dapat diusahakan secara monokultur maupun polikultur ataupun tumpangsari.
2. Tenaga kerja. Tenaga kerja dalam usahatani sangat diperlukan dalam menyelesaikan berbagai macam kegiatan produksi. Jenis tenaga kerja manusia
dibedakan menjadi tenaga kerja pria, wanita dan anak-anak yang dipengaruhi oleh umur, pendidikan, keterampilan, pengalaman, tingkat kesehatan dan
faktor alam seperti iklim dan kondisi lahan. Jika terjadi kekurangan tenaga kerja maka petani mempekerjakan buruh yang berasal dari luar keluarga
dengan member balas jasa atau upah. Berdasarkan hal tersebut, menurut sumbernya tenaga kerja dalam usahatani dapat berasal dari dalam dan luar
keluarga.
19 3. Modal. Penggunaan modal berfungsi membantu meningkatkan produktivitas,
baik lahan maupun tenaga kerja untuk menciptakan kekayaan dan pendapatan usahatani. Modal dalam suatu usahatani digunakan untuk membeli sarana
produksi serta pengeluaran selama kegiatan usahatani berlangsung. Sumber modal diperoleh dari milik sendiri, pinjaman atau kredit, warisan, usaha lain
ataupun kontrak sewa. 4. Pengelolaan
manajemen usahatani.
Pengelolaan usahatani
adalah kemampuan petani untuk menentukan, mengorganisir dan mengkoordinasikan
faktor-faktor produksi yangdikuasainya dengan sebaik-baiknya sehingga memberikan produksi pertaniansebagaimana yang diharapkan. Manajemen
merupakan tindakan
manusiapetani dengan
kemampuan dan
keterampilannya mengkombinasikan faktor-faktorproduksi lahan, tenaga kerja dan modal dalam proses produksi pertanianuntuk tujuan menghasilkan barang-
barang yang dibutuhkan secara maksimum.Untuk dapat menjadi pengelola yang berhasil, maka pemahaman terhadapprinsip teknik dan prinsip ekonomis
menjadi syarat bagi seorang pengelola.Pengenalan dan pemahaman prinsip teknik meliputi perilaku cabang usahayang diputuskan, perkembangan
teknologi, tingkat teknologi yang dikuasaidan cara budidaya atau alternatif lain berdasar pengalaman orang lain.Pengenalan pemahaman prinsip
ekonomis antara lain penentuanperkembangan harga, kombinasi cabang harga, pemasaran hasil, pembiayaanusahatani, penggolongan modal dan pendapatan
serta ukuran-ukurankeberhasilan yang lazim. Panduan penerapan kedua prinsip itu tercermin darikeputusan yang diambil agar risiko tidak menjadi
tanggungan pengelola. Kesediaan risiko sangat tergantung kepadatersedianya modal, status petani,umur, lingkungan usaha, perubahan posisi, pendidikan
dan pengalaman petani.
3.1.4. Konsep Pendapatan Usahatani