Page 14 of 223 3.
Pengetahuan murni tentang proses internalisasi
29
, transmisi
30
, transformasi
31
, dan difusi
32
Islam di sepanjang zaman.
4. Analisis logis, radikal, objektif, dan proforsional
dalam membahas term-term dakwah Islam baik dari sisi teoritis maupun praktis.
A. Tujuan Filsafat Dakwah
Tujuan filsafat dakwah, menurut Syukriadi Sambas
33
adalah sebagai berikut
:
1. Memberikan landasan dan sekaligus menggerakkan
proses dakwah Islam yang bersumber pada al- Qur’an dan as-Sunnah secara objektif-proporsional.
2. Melakukan kritik dan koreksi proses dakwah Islam
dan sekaligus mengevaluasinya.
29
Penghayatan; misalnya: penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin, atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan
kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku
30
Pengiriman penerusan pesan dan sebagainya dari seseorang kepada orang benda lain
31
Perubahan rupa bentuk, sifat, fungsi, dan sebagainya
32
Difusi merupakan
peristiwa mengalirnya
atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi
tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh peristiwa difusi yang sederhana adalah: “pemberian gula pada cairan teh
tawar. ” Lihat, http:www.pustakasekolah.compengertian-
difusi.htmlixzz3Dek9Qfbn
33
Syukriadi Sambas, Sembilan λ, hal. 8.
Page 15 of 223 3.
Menegakkan kebenaran dan keadilan di atas dasar tauhidullah dan tauhid risalah.
4. Mensyukuri nikmat akal dengan menerangkannya
sesuai fungsi peruntukkannya. 5.
Upaya penyempurnaan jiwa manusia baik dari sudut teoritis maupun praktis.
Tujuan filsafat dakwah adalah dapat memberikan pemahaman yang bersifat universal tentang suatu unit
ajaran Islam secara mendalam, mendasar dan radikal sampai ke akar-akarnya, sehingga akhirnya dapat
membawa kepada kebenaran yang hakiki, kebenaran hakiki tersebut terimplementasikan
34
dalam sikap kesehariannya sebagai seorang Islam. Lebih jauh
bertujuan memberikan kepuasan kepada sebagian jiwa yang amat berharga, juga mengantarkan seorang sampai
kepada kepercayaan keagamaan yang benar, yang kalau sebelumnya hanya diterima secara dogmatis
35
dan absolut
36
, maka pada akhirnya bukan hanya mitologis semata, tetapi juga diterima melaui kerangka pikir yang
rasional juga akan memberi, artinya penting dalam menyadari otoritas
37
dirinya sebagai makhluk yang berdimensi
38
dalam memahami diri.
39
34
Terlaksanakan.
35
Bersifat mengikuti atau menjabarkan suatu ajaran tanpa kritik sama sekali
36
Tidak terbatas; mutlak.
37
1 Kekuasaan yang sah yang diberikan kepada lembaga dalam masyarakat yang memungkinkan para pejabatnya
Page 16 of 223 menjalankan fungsinya; 2 hak untuk bertindak; 3 kekuasaan;
wewenang; 4 hak melakukan tindakan atau hak membuat peraturan untuk memerintah orang lain.
38
Berukuran panjang, lebar, tinggi, luas, dan sebagainya; bermatra.
39
http:firdausbinmusa.blogspot.com200905filsafat- dakwah. Diakses pada hari Rabu, tanggal 3 November 2010 Pukul
21: 53.
Page 17 of 223
Bagian Kedua
Kebutuhan Manusia Terhadap Dakwah
A. Hakikat Dakwah