Page 50 of 223 hukum-
hukum berāikir dari ayat Qur’aniyah dan hukum-hukum yang terdapat dalam ayat kauniyah.
64
Mengacu pada pemikiran filosofis yang didasarkan pada konsep tauhid tersebut, Amrullah Ahmad mengajukan
lima macam metode keilmuan dakwah:
1. Pendekatan analisis sistem dakwah,
2. Metode historis,
3. Metode refektif,
4. Metode riset dakwah partisipatif, dan
5. Riset kecenderungan gerakan dakwah.
Bagian Keempat
Perkembangan Pemikiran Falsafi Dalam Dakwah Islam
A. Periode Nubuwah
Kegiatan dakwah pertama dari para nabi dan tujuan mereka yang terbesar di setiap zaman dalam
setiap lingkungan
adalah menegakan
keyakinan Tauhidullah dan beribadah hanya kepada-Nya yang
menjadi tugas fitri kemanusiaan sebagai Khalîfah dan
64
Ibid. , hal. 27.
Page 51 of 223 ‘Abd hamba Allah di muka bumi. Dan disampaikan
pula pesan utama tentang perjalanan hidup manusia, yaitu al-mabda
’ asal kehadiran manusia, al-wasath keberadaan manusia di alam kesadaran duniawi, al-
ma’âd tempat kembali memertanggungjawabkan tugas fitri kemanusiaan.
Adapun tugas-tugas kenabian dapat disimpulkan dalam tiga perkara. Pertama, seruan untuk beriman
kepada Allah dan ke-Esaan-Nya. Kedua, iman kepada hari akhir dan balasan terhadap amal-amal pada hari itu.
Ketiga, penjelasan hukum-hukum yang di dalamnya terdapat kebaikan dan kebahagiaan manusia di dunia
dan akhirat.
Berkenaan dengan misi para nabi dipusatkan dan diarahkan kepada pemberantasan berhala di masa-masa
mereka, yang tercermin dalam bentuk penyembahan patung-patung, berhala-berhala dan orang-orang suci,
baik orang yang masih hidup maupun sudah mati.
Seandainya akal manusia bertindak sendirian dalam memahami kebenaran-kebenaran ini, maka tidak
akan dapat menjangkaunya, khususnya dalam perkara- perkara ghaib yang tidak bisa dijangkau oleh akal
manusia
dan pengetahuan
tanpa wahyu
yang disampaikan Allah kepada nabi-nabi.
Para filosof Yunani dan lainnya telah berusaha memelajari persoalan ke-Tuhan-an, maka mereka pun
mengemukakan pendapat-pendapat
yang saling
Page 52 of 223 bertentangan sebagaimana para ulama di zaman ini
berbeda pendapat dalam menafsirkan ke-Tuhanan. Sementara para nabi datang membawa kepastian dalam
penafsiran dan penentuan kekuatan Ilahi dengan pendapat yang menenteramkan hati.
Dari 25 dua puluh lima nabi yang disebutkan dalam al-
Qur’an ada yang diberi al-Kitab, Shuhuf lembaran wahyu, dan Hikmah. Secara eksplisit nabi
yang diberi hikmah selain al-Kitâb adalah nabi Daud a.s, Sulaiman a.s, Isa a.s dan nabi Muhammad SAW. Selain
para nabi, ada seorang hamba Allah SWT yang secara eksplisit disebutkan dalam al-
Qur’an oleh Allah SWT diberi hikmah, yaitu Luqman. Dan nama Luqman ini
menjadi nama salah satu surah dalam mushhaf al- Qur’an
yaitu QS Luqmân31. Dan dari surah Luqman inilah dapat dibangun secara spesifik struktur filsafat
dakwah.
65
Luqman al-Hakim hidup sezaman dengan nabi Daud a.s yang juga diberi hikmah oleh Allah SWT.
Luqman ini adalah bapak filsafat selain nabi, sebagai filosof pertama Yunani, yaitu Empedockles berguru
kepada Luqman kemudian menyusul Pytagoras murid Empedockles, setelah itu secara berturut-turut menyusul
Socrates, Plato, dan Aristoteles. Kelima filosof ini hidup dalam rentangan kurun waktu antara nabi Daud a.s
hingga sebelum nabi Isa a.s. dan salah seorang murid
65
Ibid. , hal. 31.
Page 53 of 223 Aristoteles adalah Alexander Iskandar Zulkarnaen, ia
belajar hikmah kepada Aristoteles selama kurang lebih 20 tahun.
Maka jalur pemikiran hikmah kefilsafatan para filosof yang bukan nabi, yaitu Luqman dan generasi yang
berikutnya, menisbahkannya kepada pemikiran filosofis Hermes, dan rentangan waktu antara Hermes hingga
awal hijrah nabi terakhir kurang lebih berkisar antara
3725 tahun āerhitungan menurut Abu Ma’syar.
B. Periode al-Khulaf â’ al-Râsyidûn