Konsep Dakwah Dalam al-Qur’an

Page 186 of 223 Bagian Kesepuluh Al- Qur’an Sebagai Sumber Inspirasi Filsafat Dakwah

A. Konsep Dakwah Dalam al-Qur’an

Dalam perspektif dakwah, al-Qur ’an dipandang sebagai kitab dakwah yang merupakan rujukan pertama dan utama. al- Qur’an memerkenalkan sejumlah istilah kunci yang melahirkan konsep dasar dakwah. Dalam al- Qur ’an, istilah-istilah dakwah tersebut selalu diekspresikan dalam konteks bagaimana kedudukan, fungsi,dan peran manusia sebagai mukhatab utamanya dalam kaitan dengan hak dan kewajibannya terhadap tiga dimensi hubungannya vertikal dan horisontalnya, yakni habl min Allâh, habl min an-nâs dan habl ma’a al-alam. Isyarat ayat-ayat yang berkenaan dengan hal itu menegaskan keberadaan gagasan, visis, misi, dan prinsip dakwah dalam wawasan al- Qur’an. Istilah-istilah dakwah dalam al- Qur’an yang diāandang āaling āĀāular adalah ‘yad’ûna ilâ al-khayr, ya’murûna bi al-ma’rûf dan yanhauna ‘an al-munkar. Dalam konteks ini, seorang muslim secara khusus, memunyai tanggung jawab moral untuk hadir di tengah-tengah kehidupan sosial masyaraktnya sebagai figur bukti dan saksi kehidupan Islami syuhadâ ‘ala an-nâs, umat pilihan khaira ummah yang mampu merealisasikan nilai-nilai ilahi, yaitu menyatakan dan menyerukan al-Khayr Page 187 of 223 sebagai kebenaran prinsipiil dan universal yad’ûna ilâ al- khair , melaksanakan dan menganjurkan al- ma’rûf, yaitu nilai-nilai kebenaran kultural ya’murûna bi al-ma’rûf, serta menjauhi dan mencegah kemungkaran yanhauna ‘an al-munkar. Di samping istilah tersebut tersebut dalam al- Qur’an mengenalkan istilah-istilah lain yang dipandang berkaitan dengan tema umum dakwah, seperti tablîgh penyampaian berita gembira, tandzîr penyampaian ancaman, taushiyah nasihat, tadzkîr dan tanbîh peringatan. Substansi 168 istilah-istilah itu adalah adanya pesan moral dan misi suci tentang nilai kebenaran, kebaikan, dan kesucian sebagai hidayah ilahi yang perlu terus menerus diperjuangkan. Ketika berbicara tentang ontologi dakwah, al- Quran memerkenalkan sejumlah istilah atau konsep dasar dakwah yang lebih banyak diekspresikan dalam bentuk kata kerja transitif fi’il muta’addi. Bahkan, ada yang secara tegas menggunakan kata kerja perintah fi’il amr . Hal ini mengisyaratkan bahwa kegiatan dakwah perlu dilakukan secara sistematis, serius, profesional, dan proporsional. Secara profesional, al- Qur’an mengisyaratkan bahwa di antara orang-orang Islam perlu ada sekelompok orang thâifah yang secara khusus mendalami ilmu pengetahuan tafaqquh fi ad-dîn yang perlu diproyeksikan sebagai pencerahan, pembawa 168 Watak yang sebenarnya dari sesuatu; isi; pokok; inti Page 188 of 223 angin segar kehidupan, peringatan dan motivator bagi pembangunan masyarakatnya. Sehingga, tampillah para pemimpin umat yang berperan membawa masyarakatnya ke arah pembinaan dan perbaikan masa depannya. Ketika berbicara tentang epistemologi dakwah, alquran mengenalkan gagasan dan visi dakwah yang akan melahirkan ārinsiā dakwah Qur’ani. Hal ini diturunkan dari cara pandang al- Qur’an tentang tiga hal yang berhubungan secara horisontal dan vertikal dengan manusia sebagai objek mukhâtab utama al-Qur ’an, yaitu al-Q ur’an menjabarkan nilai-nilai ulûhiyyah, mulkiyyah dan rubûbiyyah dalam perilaku kehidupan pribadi dan masyarakat. Cara pandang ini akan melahirkan pesan normal yang mendasar, yaitu: pertama dakwah yang berwawasan kemanusiaan dan kultural perspektif sosiologis-antropologis, kedua, dakwah berwawasan lingkungan prinsip ekologis, dan ketiga, dakwah yang berwawasan moral ketuhanan perspektif teologis. Prinsip- ārinsiā dakwah Qur’ani di atas melahirkan kaedah-kaedah dakwah, antara lain; pertama, menghargai kebebasan dan menghormati hak asasi masing-masing individu dan masyarakt,kedua menhgindati kesulitan, kesempitan, dan kepicikan, ketiga menghindari kemudharatan dan kerusakan, keempat, bertahap, gradual, dan mengikuti proses at- tadarri . kaedah tersebut melahirkan karakter atau watak dakwah qur ’ani yang mengacu pada pesan universal Page 189 of 223 kehadiran rasul dan ajaran Islam, yaitu rahmah li al- ‘âlamîn yang merefleksikan kemaslahatan, kemanfaatan, kesejahteraan, dan kegunaan bagi semua pihak. Dengan demikian, iklim yang dibangun dalam dakwah adalah pencerahan pikir, penyejuk hati nurani, kedamaian serta terhindar dari cara kasar dan kekerasan. Selanjutnya yang ketiga itu adalah tentang aksiologi dakwah, al-Qur ’an menegaskan suatu misi dan tujuan sebagai pesan moral utamanya. Adalah khilâfah dan risâlah. Hal itu diwujudkan dalam wujud penghayatan internalisasi, penyebaran transmisi dan perubahan atau pembangunan tranformasi nilai-nilai kebaikan al- birr dan kebenaran serta kesucian sebagai hidayah ilahi yang perlu ditegakkan dalam kehidupan sosial budaya dari masa ke masa, sesuai dengan makna serta tugas nabi dan rasul sebagai pembawa kabar gembira dan penyampai pesan risalah ilahi. Tegasnya, tujuan dakwah qurani dapat dikategorikan ke dalam empat bentuk. Pertama, tujuan ideal, ialah terciptanya situasi dan kondisi dâr al-salâm atau an-nûr. Kedua, tujuan kurikuler, yaitu tujuan yang harus dicapai untuk setiap bidang garap dakwah. Tujuan kurikuler didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh umat yang menjadi objek dakwah, setelah mereka mendapatkan sentuhan garapan dakwah. Tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan dapat diarahkan untuk mencapai tujuan institusional. Ketiga, tujuan institusional, yaitu tegaknya tata aturan ibadah Page 190 of 223 dan mu’amalah sesuai dengan ajaran Islam, keempat, tujuan operasional adalah tegaknya al-birr dan al-haqq yang direfleksikan dalam wujud akhlak mulia.

B. Konstruksi Keilmuan Filsafat Dakwah dalam al- Qur’an