Page 181 of 223 perjuangan al-jihâd, dalam konteks nafsiyyah,
fardiyyah , fi
’ah, hizbiyyahJamâ’ah, ummah dan syu’ûbiyyah antarbudaya.
Respon mad’û terhadap dâ’i dan pesan dakwah
berlaku hukum taqâbul pasangan yang berlawanan, yaitu: menerima danatau menolak sebagai ekspresi dari
kebebasan yang dimiliki mad’û sebagai manusia.
4. Struktur Dakwah Kafir
Adanya dakwah kafir dapat dilihat dari kerangka epistemologinya yaitu QS al-Baqarah2: 221, Yûnus10:
66, dan al-Qashash28: 41. Mengacu kepada beberapa ayat tersebut dapat diturunkan prinsip-prinsip dakwah
kafir atau non-muslim sebagai tantangan dakwah Islam gazw ad-
da’wah, yaitu: a.
Dakwah kafir atau non-muslim sebagai ekspresi nafs
yang mengikuti kecenderungan hawâhu dan bergerak ke arah bawah, yakni mengikuti nafsu
ammârah .
b. Pesan dakwah kafir atau non-muslim adalah
tatanan hidup produk akal yang didominasi oleh kecenderungan hawâhu kepada kegelapan
zhulumât.
c. Metode dakwah yang digunakan adalah bujukan
lisan, bujukan materi dan bujukan perbuatan yang antara lain melalui perkawinan silang baca:
lintasagama.
Page 182 of 223 d.
Media dakwah yang digunakan adalah instrumen lisan, badan, media cetak, dan
elektronik abad modern. e.
Mad’û dakwah ini adalah orang muslim dan non- muslim lagi.
f. Respon mad’û dakwah kafir dan non-muslim ada
yang menerima dan ada yang menolak, bagi yang menerima berarti murtad dan bagi yang menolak
tetap menjadi muslim yang lulus ujian.
5. Struktur Dakwah Syaithân
Adanya dakwah ini diisyaratkan oleh al-Q ur’an,
antara lain dalam QS al-Mâidah5: 91-92, Luqmân31: 21, an-Nashr110: 1-6. Dakwah syaithân merupakan
ajakan syaithan kepada manusia menuju jalan kesesatan. Dari beberapa ayat tersebut dapat diturunkan beberapa
prinsip dakwah syaithân sebagai berikut:
a. Dâ’i dalam dakwah ini adalah Jin Kafir dan
manusia kafir yang terdominasi oleh hawa nafsunya dan ditujukan kepada manusia muslim
sebagai lawan Islam gazw ad- da’wah.
b. Pesan dakwah ini antara lain berupa fahsyâ’,
munkar, khamar minuman terlarang maisîr judi,
anshâb berkurban
untuk berhala,
azlâm mengundi nasib dengan panah dan sejenisnya,
‘adawâh permusuhan, baghdhâ’ kebencian, shaddû
‘an zikrillâh menghalangi mengingat Allah, dan shadû
‘an shalâh menghalangi shalat.
Page 183 of 223 c.
Metode dakwah ini melalui penggunaan nafs ammârah, nafs lawwâmah, nafs mulhamah, nafs
mardhiyyah dan nafs kâmilah
165
dalam bentuk yuwaswisu fî sudûrinnâs
membisikan kejahatan di dalam nafs
d. Media dakwah ini melalui penggunaan energi
yang dimiliki Jin Kafir. Energi di sini maksudnya energi negatif yang ditujukan kepada manusia
untuk berbuat maksiat.
e. Mad’û dakwah ini adalah muslim yang taat
menjalankan ajaran Islam dengan tujuan zhulumât dan nâr kegelapan kehidupan dan kecelakaan
f. Mad’û merespon dakwah ini ada yang merespon
positif menerima dan ada yang menolak, bagi yang menerima ia akan menjadikan al-
An’âm bal hum adhallun
bagaikan binatang bahkan lebih sesat dan jahat, dan bagi yang menolak, ia
merupakan muslim yang lulus ujian.
C. Hakikat Fungsi Dakwah