Kondisi Manusia Sebagai Mad’û Manusia Sebagai Individu

Page 123 of 223 Mad’û juga dapat dilihat dari derajat pemikirannya sebagai berikut: a. umat yang berpikir kritis, yaitu orang-orang yang berpendidikan, yang selalu berpikir mendalam sebelum menerima sesuatu yang dikemukakan padanya b. umat yang mudah dipengaruhi, yaitu masyarakat yang mudah dipengaruhi oleh paham baru tanpa menimbang-nimbang secara mantapapa yang dikemukakan kepadanya. c. umat bertaklid, yaitu golongan fanatik, buta berpegang pada tradisi, dan kebiasaan turun- menurun tempat menyelidiki salah satu benar. Jadi yang dikatakan mad’û adalah orang yang menjadi sasaran dakwah dimana mad’û terdiri dari berbagai macam keadaan yang harus disiasati oleh para pendakwah untuk sesuai memberikan dakwah sesuai dengan kemampuan mad’ûnya, maka seorang dâ’i harus tepat membaca mad’ûnya.

3. Kondisi Manusia Sebagai Mad’û

Salah satu unsur dakwah adalah mad ’û, yakni manusia yang merupakan individu atau bagian dari komunitas tertentu. Memelajari tentang unsur ini Page 124 of 223 merupakan suatu keniscayaan dalam keberhasilan suatu dakwah. 132

4. Manusia Sebagai Individu

Individu merupakan sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan yang khas dalam lingkungan sosialnya melainkan juga memiliki kepribadian serta pola tingkah laku yang sepesifik. Dalam dirinya terkandung tiga aspek yang saling memengaruhi satu dengan yang lainnya, yaitu aspek organik-jasmaniah, psikis-ruhaniah, dan aspek sosial. Dalam membentuk kepribadian seorang manusia, faktor intern bawaan dan faktor ekstern lingkungan saling memengaruhi, pribadi terpengaruh lingkungan dan lingkungan di ubah oleh pribadi.Factor intern yang ada dalam diri manusia terus berkembang, dan hasil perkembangannya dipergunakan untuk mengembang- kan pribadi tersebut lebih lanjut. Dengan demikian jelaslah bagaimana uniknya pribadi tersebut, sebab tentu saja tidak ada pribadi yang sama, yang benar-benar identik dengan pribadi yang lain. Secara psikologis, manusia sebagai objek dakwah dibedakan oleh berbagai aspek. 133 132 Ibid. , hal. 70. Page 125 of 223  Sifat-sifat kepribadian personality traits, yaitu adanya sifat-sifat manusia yang penakut, pemarah, suka bergaul, peramah, sombong dan sebagainya.  Inteligensi, yaitu aspek kecerdasan seseorang mencakup kewaspadaan, kemampuan belajar, kecepatan berpikir, kesanggupan untuk mengambil keputusan yang tepat dan cepat, kepandaian menangkap dan mengolah kesan-kesan atau masalah dan kemampuan mengambil kesimpulan.  Pengetahuan  Keterampilan  Nilai-nilai  Peranan Ketika dakwah dilakukan kepada seorang individu, perubahan individu harus diwujudkan dalam satu landasan yang kokoh serta berkaitan erat dengannya, sehingga perubahan yang terjadi pada dirinya itu menciptakan arus, gelombang atau paling tidak riak yang menyentuh orang lain. Pembinaan individu harus dilakukan bersamaan dengan pembinaan masyarakat, pada saat yang sama masing-masing menunjang yang lain, pribadi-pribadi tersebut menunjang terciptanya masyarakat dan masyarakat pun mewarnai pribadi-pribadi itu dengan warna yang dimilikinya.

5. Manusia Sebagai Anggota Masyarakat