Hakikat Materi dan Media Dakwah 1.

Page 66 of 223 1. Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lisan dan suara, dakwah dengan media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya. 2. Tulisan adalah media dakwah melalui tulisan, buku, majalah, surat kabar, surat menyurat, spanduk, dan sebagainya. 3. Lukisan adalah media dakwah melalui gambar, karikatur, dan sebagainya 4. Audiovisual adalah media dakwah yang dapat merangsang indera pendengaran, penglihatan, atau kedua-duanya, seperti televisi, film slide, OHP, internet, dan sebagainya 5. Akhlak adalah media dakwah melalui perbuatan- perbuatan nyata yang mencerminkanajaran Islam yang secara langsung dapat dilihat dan didengarkan oleh mad’û

C. Hakikat Materi dan Media Dakwah 1.

Hakikat Pesan Dakwah Materi dakwah merupakan komponen dakwah sekaligus satu di antara jari cahaya hikmah. Dâ ’i dituntut untuk memilah dan memilih materi secara hikmah agar dakwahnya berhasil dengan baik. Pemilahan materi yang hikmah akan enak didengar, mudah dimengerti dan dipatuhi oleh objek. Page 67 of 223 Persoalannya sekarang adalah apa dan bagaimana materi dakwah, secara filosofis ada tiga kelompok besar materi dakwah dengan urutan sebagai berikut:  Persoalan manusia  Persoalan ad-dinul Islam  Persoalan ibadah Pesan dakwah adalah Islam atau syari’at sebagai kebenaran hakiki yang datang dari Allah melalui malaikat Jibril kepada para nabi-Nya dan terakhir kepada Muhammad SAW. Pesan dakwah ini diungkapkan dalam QS an-Nahl16: 125 disebut dengan sabîli rabbika jalan tuhanmu Al- Qur’an menyebutkan term Islam sebanyak 28 kali dalam bentuk kata kerja dan dalam bentuk kata sebanyak 110 kali, yang secara eksplisit dalam bentuk al- Islam sebanyak 6 kali. Kedamaian, keselamatan, kesejahteraan, ketundukan, dan tata aturan hidup bagi manusia, yaitu sebuah nama bagi ad-dîn. Sedangkan kata din itu sendiri al-Quran menyebut sebanyak 93 kali dalam 7 bentuk kata benda, dan satu kali dalam bentuk kata kerja. Sumber utama ajaran Islam sebagai pesan dakwah adalah al- Qur’an itu sendiri, yang memiliki maksud spesifik, paling tidak terdapat sepuluh maksud pesan al- Qur’an sebagai sumber utama Islam, yaitu: Page 68 of 223  Menjelaskan hakikat tiga rukun agama Islam, yaitu Iman,Islam, dan Ihsan.  Menjelaskan segala sesuatu yang belum diketahui oleh manusia tentang hakikat kenabian, risalah, dan tugas para Rasul Allah.  Menyempurnakan aspek psikologis manusia secara individu, kelompok, dan masyarakat.  Mereformasi kehidupan sosial kemasyarakatan dan sosial politik di atas nilai keagamaan.  Mengokohkan keistimewaan universalitas ajaran Islam dalam pembentukan kepribadian melalui kewajiban dan larangan.  Menjelaskan hukum Islam tentang kehidupan politik Negara.  Membimbing penggunaan urusan harta.  Mereformasi sistem peperangan guna mewujudkan dan kemashalahatan manusia.  Menjamin dan memberikan kedudukan yang layak bagi hak-hak kemanusiaan wanita dalam beragama dan berbudaya.  Membebaskan perbudakan. Al- Qur’an menjelaskan Islam sebagai āesan dakwah memiliki karakteristik unik dan selalu masa kini, yaitu:  Islam sebagai agama fitrah QS ar-Rûm30: 30  Islam sebagai agama rasional dan pemikiran QS. al- Baqarah2: 164, li ‘Imrân3: 191, dan ar-Rûm30: 30. Page 69 of 223  Islam sebagai agama ilmiah, hikmah, dan fikriyyah. QS al- Baqarah ayat 266, al- An’âm6: 25, 35 dan 98.  Islam sebagai agama argumentatif hujjah dan demonsratif burhân QS an-Nis â’4: 172  Islam sebagai agama hati qalb, kesadaran wijdân, dan nurani dhamir QS Qâf50: 37  Islam sebagai agama kebebasan husriyah dan kemerdekaan istiqlal QS al-Baqarah2: 170 dan 256  Islam juga sebagai agama kedamaian dan kasih sayang bagi seluruh alam rahmatan li al- ‘âlamin Murtadha Munthahari 1991 mengemukan karakteristik filosofis pandangan dunia Islam sebagai pesan dakwah yang dirumuskan pada proposisi- proposisi sebagai berikut:  Alam semesta ini memiliki sifat ilahiyah divine nature ;  Alam semesta yang realitasnya tergantung pada- Nya, dan yang diciptakan dalam zat-Nya juga diciptakan dalam artian temporal  Apapun yang nyata didunia ini, adalah tingkatan yang lebih rendah dari realitas yang termasuk dalam dunia lain yang disebut alam ghaib;  Alam semesta memunyai tabiat kembali kepada- Nya  Alam semesta adalah suatu sistem sebab-akibat yang tetap; Page 70 of 223  Sistem sebab-akibat tidak terbatas pada sebab dan akibat yang bersifat pada psikologis saja  Terdapat serangkaian tradisi sunnah dan hukum- hukum yang kokoh yang mengatur dunia dan esensial bagi sistem sebab dan akibat di alam semesta  Alam semesta adalah suatu realitas yang terbimbing dan perkembangan, alam semesta adalah perkembangan yang terbimbing  Dunia mengandung kebaikan dan kejahatan, keserasian, dan ketidakserasian, kemurahan dan kekikiran, cahaya dan kegelapan, gerakan dan diam; tetapi kebaikan, keserasian, kemurahan hati, cahaya dan gerakan memunyai eksistensi yang asli, sementara kejahatan kontradiksi, kekikiran, kegelapan dan diam, memunyai eksistensi yang bersifat parsitis dan sub-ordinate. Namun eksistensi yang parasitis dan subordinat itu memainkan peranan yang sangat penting dalam menciptakan kebaikan keserasian, kemurahan hati, cahaya, gerakan dan perkembangan.  Karena alam semesta merupakan kesatuan alam hidup, artinya karena alam semesta diatur oleh kekuatan-kekuatan yang cerdas QS an-Nâziât79: 5 maka ia adalah alam semesta aksi dan reaksi.  Sesudah kehidupan yang sekarang ini manusia akan mengalami kehidupan abadi dimana manusia akan diberi pahala atau hukuman sebagai hasil dari Page 71 of 223 awal perbuatannya dalam kehidupan yang sekarang ini.  Ruh manusia adalah kenyataan yang abadi  Prinsif dasar dan dasar-dasar kehidupan , yakni prinsif-prinsif kehidupan moral dan manusiawi adalah abadi dan tetap  Kebenaran juga adalah abadi  Alam semesta, bumi dan langit dibangun dengan adil QS al-Ahqâf46: 3  Kehendak ilahi menggariskan kemenangannya kemenangan akhir kebenaran atas kebatilan QS Shaff61: 171-173  Manusia diciptakan sederajat dan tak seorang pun memunyai hak istimewa atas orang lain, karena rupa kejadiannya.

D. Peran Penting Media Dakwah