Page 176 of 223 rasul-Nya dengan mewahyukan segala perintah
dan larangannya dari Allah SWT. 11.
Martabat li Tahdîts, yaitu Percakapan transsendental di luar konteks wahyu at-Tahdîts.
12. Maratabat lil Fahm, yaitu Memberikan kemampuan
ketajaman pemahaman tentang segala persoalan melalui daya nalar al-Ifhâm.
13. Memberikan penjelasan umum tentang kebenaran
melalui bukti-bukti fenomena hukum alam yang teramati al-âyat al-masyhûdah al-ma
’iyyah dan penuturan simbol bahasa al-masmû
’ah al-matlû’ah . 14.
Martabat lil Bayân , yaitu Memberikan penjelasan khusus
melalui pemberian
kemampuan penyesuaian perilaku diri dengan ajaran.
15. Martabat Lil Ismâ’, yaitu Memerdengarkan sesuatu
kepada potensi pendengaran telinga, hati, dan damir manusia.
16. Martabat Ilhâm, yaitu Memberikan inspirasi dan
intuisi tanpa di dahului oleh usaha manusia untuk memerolehnya al-Ilhâm.
17. Martabat
ar-Ruyâ ash-Shâlihah,
yaitu mentransmisikan informasi melalui mimpi yang
valid ar-R u’yâ al-Shâdiqah.
2. Struktur Dakwah Nabi
Adanya dakwah ini dapat dilihat dari kerangka epistemologinya, yaitu QS al-Ahzâb33: 43-45, QS an-
Nahl16: 44 dan QS al-Jumu ’ah62: 2. Mengacu pada
kerangka epistemologi dakwah Nabi ini, maka dapat
Page 177 of 223 diturunkan prinsip-prinsip dakwah Nabi dan Rasul
sebagai berikut:
a. Nabi adalah pembawa informasi ilahiyah kepada
orang lain umatnya agar hanya dapat beribadah kepada Allah SWT, dan Rasul adalah
pembawa atau utusan Allah kepada manusia umat-Nya dengan membawa pesan risalah
agar manusia hanya beribadah kepada Allah SWT.
b. Dakwah Nabi berlangsung secara linier atau
horisontal. c.
Pesan nubuwwah dan risâlah disampaikan kepada manusia dengan metode:
1 Tasyîd, pembuktian dengan argumentasi dan
perbuatan 2
Tabsyîr, penyampaian dakwah yang berisi kabar-kabar yang menggembirakan bagi
orang-orang yang mengikuti dakwah.
159
3 Tandzîr atau indzâr, yaitu penyampaian
dakwah dimana isinya berupa peringatan terhadap manusia tentang adanya kehidupan
akherat dengan segala konsekuensinya.
160
4 Da’wah, yaitu seruan dan ajakan;
5 Sirâjan Munîrâ, yaitu penyuluhan dan
penerangan;
159
M. Munir, dkk, 2003, Metode Dakwah Jakarta: Kencana, Cet. Ke-3, hal. 257.
160
Ibid.
Page 178 of 223 6
Tilâwah, yaitu membaca sambil memahami; 7
Tazkiyah, yaitu membersihkan jiwa dan nafsu negatif;
8 Ta’lîm,
yaitu dengan
memberikan pengajaran;
9 Khithâbah, menuliskan pesan; atau dapat
diartikan pula sebagai upaya sosialisasi nilai- nilai Islam melalui media lisan, baik yang
terkait langsung dengan pelaksanaan ibadah mahdhah maupun yang tidak terkait dengan
ibadah mahdhah;
161
10 Hikmah, yaitu menempatkan berbagai
persoalan sesuai
peran, fungsi
dan tempatnya;
11 Tabyîn, yaitu penjelasan dengan lisan dan
perbuatan. d.
Media yang digunakan dalam menyalurkan pesan nubuwwah dan risâlah adalah bahasa lisan
dan tulisan dari instrumen lisan dan amal badan uswatun hasanah
e. Mad’û penerima pesan nubuah dan risalah
adalah individu nafsiyah, keluarga fardiyah, kelompok hizbiyah dan komunitas ummah;
f. Respon mad’û terhadap pesan nabi dan Rasul,
ada yang menerima sami’nâ wa ath’nâ dan ada
yang menolak sami’nâ wa ashainâ.
3. Struktur Dakwah Umat Nabi