Jarak Sungai terhadap Lahan Pertanian

VII. ESTIMASI KERUGIAN EKONOMI

Peningkatan intensitas curah hujan di wilayah hulu DAS Cidurian menyebabkan tingginya debit air yang merusak salah satu tanggul daerah hilir Sungai Cidurian yaitu di Kecamatan Kresek. Kerusakan tanggul Sungai Cidurian mengakibatkan luapan air sungai menggenangi sebagian wilayah di Kecamatan Kresek. Banjir tersebut menimbulkan kerusakan fisik pada lahan pertanian, saluran irigasi, dan jalan desa. Kerusakan fisik tersebut secara tidak langsung menimbulkan kerugian terutama pada petani berupa kerugian produksi. Sebagian besar tanaman padi sudah berumur dua bulan bahkan ada tanaman padi yang beberapa hari lagi akan dipanen. Keterbatasan biaya dan waktu membuat sebagian petani menggunakan tanaman padi yang masih dapat dimanfaatkan untuk ditanam kembali. Petani kehilangan satu kali musim tanam pertama yang mengharuskan petani menanam kembali tanaman padi yang rusak. Satu tahun terjadi dua kali musim tanam. Akibatnya, terjadi pergeseran waktu musim panen jika dibandingkan dengan wilayah lain yang tidak terendam banjir. Hal ini menimbulkan ancaman pengganggu organisme atau hama yang berasal dari wilayah yang sudah memasuki musim panen. Kumpulan jerami yang dibiarkan di areal persawahan wilayah lain menyebabkan hama seperti hama penggerek batang, wereng, dan tikus bermunculan yang kemudian menyerang areal persawahan di Kecamatan Kresek yang baru memasuki musim tanam akibat banjir. Produksi padi menjadi turun setiap hektarnya kemudian berpengaruh terhadap pendapatan petani. Kerugian dalam penelitian ini juga dihitung dari biaya yang dikeluarkan untuk mengurangi preventif dan memperbaiki dampak yang sudah terjadi. Upaya pencegahan atau preventif diketahui sebagai perlakuan sebelum terjadinya dampak ex-ante sedangkan perbaikan merupakan perlakuan setelah dampak terjadi ex-post Sihite 2001. Pengambilan kebijakan ataupun keputusan mengenai upaya perbaikan dilakukan oleh Dinas Bina Marga dan Pengairan dengan membuat tanggul sungai dan upaya perbaikan dilakukan oleh petani untuk memperbaiki dampak yang sudah terjadi dalam memperbaiki benih, pupuk, dan obat-obatan yang sudah diberikan terhadap tanaman padi yang terendam. Hal ini mengakibatkan biaya sarana produksi menjadi lebih tinggi karena terjadi peningkatan biaya untuk mengelola kembali sawah yang terendam banjir. Pupuk yang biasa digunakan oleh petani dan dianjurkan oleh penyuluh adalah pupuk organik pupuk kandang dan pupuk an-organik Urea, NPK Poska, SP-36, NPK Kujang. Penggunaan pestisida yang biasa digunakan adalah jenis pestisida cair, trobost atau PPC, dan carbofuran. Proporsi sarana produksi yang digunakan oleh petani berbeda tiap musim tanam karena tergantung faktor cuaca dan hama. Selain itu, biaya tenaga kerja harus dikeluarkan lagi untuk mengolah kembali lahan karena tipe produksi pertanian di Kecamatan Kresek merupakan padat karya. Sebagian kecil petani mengalami peningkatan biaya dalam menyewa peralatan dan mesin seperti traktor serta ongkos irigasi atau pengairan.

7.1 Kerugian yang Dialami oleh Responden Petani

Kerugian yang dialami petani berkaitan dengan kerusakan yang terjadi pada lahan sawah adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh petani dalam menghadapi masalah banjir. Nilai kerugian meliputi biaya kehilangan pendapatan petani akibat penurunan produktivitas dan biaya perbaikan lahan sawah yang meningkatkan biaya produksi petani setelah banjir. Kerugian yang dialami oleh responden petani dibagi menjadi tiga berdasarkan kepemilikan lahan, yaitu kerugian yang dialami oleh petani yang menggarap lahan milik sendiri, petani yang menggarap lahan milik orang lain bagi hasil.

7.1.1 Perubahan Produksi

Dampak secara tidak langsung langsung akibat banjir luapan sungai adalah penurunan produktivitas pertanian komoditi padi. Kerugian yang ditanggung petani merupakan perubahan produktivitas akibat penurunan produksi. Total luas lahan responden petani padi yang terkena banjir adalah seluas 83.95 hektar mengalami penurunan hasil panen selama satu musim sedangkan total lahan sawah yang terkena puso satu Kecamatan Kresek adalah 511 hektar. Perubahan produksi padi responden petani setelah banjir dibagi berdasarkan status kepemilikan lahan yaitu perubahan produksi padi lahan milik sendiri yang disajikan pada Tabel 21 perhitungan dapat dilihat di Lampiran 2 dan 4 sedangkan perubahan produksi padi lahan garapan milik orang lain disajikan pada