Perubahan Produksi Kerugian yang Dialami oleh Responden Petani

pemeliharaan pada daerah aliran sungai serta tanggul sungai sehingga tanggul mengalami kerusakan ketika debit air sungai mengalami peningkatan. Pemerintah daerah mengeluarkan beberapa kebijakan dalam memperbaiki kerusakan dampak banjir salah satunya dengan memperbaiki tanggul dan dinding penahan Sungai Cidurian serta jalan Kampung Koper Kecamatan Kresek. Tanggul dan dinding penahan banjir dibangun di sepanjang aliran Sungai Cidurian yang mengalami kerusakan untuk menahan dan menghindari luapai air ke daratan atau di sekitarnya. Tanggul dan dinding penahan banjir menggunakan batu yang dililitkan kawat bronjong, dinding beton, dan bahan lainnya yang memenuhi syarat teknik. Pemerintah daerah yang berwenang dalam perbaikan tanggul dan jalan ini adalah Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang. Biaya perbaikan yang dihitung dalam penelitian ini adalah biaya perbaikan yang dikeluarkan oleh Bupati Tangerang tentang Alokasi Anggaran Penanggulangan Banjir dan Pascabanjir Kabupaten Tangerang tahun 2013 No.903Kep.102- Huk2013 tanggal 14 Februari 2013 kepada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang sebesar Rp 1 385 989 000. Perbaikan alur sungai dan normalisasi saluran Sungai Cidurian sangat diharapkan semua pihak agar dampak banjir dapat diminimalkan serta banjir tidak terjadi lagi. Salah satu upaya perbaikan alur sungai yaitu perbaikan tanggul yang lebih kokoh kemudian didukung dengan pemeliharaan pada tanggul serta pengerukan sedimen pada endapan lumpur atau limpasan bawah sungai. Upaya perbaikan ini merupakan upaya yang paling efektif dan efisien dalam meminimalkan dampak banjir.

VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESAR

KERUGIAN PETANI Model pendugaan fungsi faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan yang mempengaruhi besar biaya kerugian petani merupakan model regresi double log. Peubah bebas yang dimasukkan ke dalam model, yaitu jarak sungai terhadap sawah JSS, luas banjir LUBAN, ketinggian air banjir TIBAN, lamanya banjir LAMBAN, dan umur padi UMPAD. Model diperoleh dari pengolahan data melalui program Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS 16. Persamaan kerugian banjir yaitu: Ln Y = 11.366 – 0.257 Ln JSS + 0.533 Ln LUBAN + 0.156 Ln TIBAN + 0.244 Ln LAMBAN + 0.123 Ln UMPAD Hasil dari pengolahan data menunjukkan persamaan regresi double log dengan peubah tak bebas biaya kerugian memiliki koefisien determinasi yang telah disesuaikan R² Adjusted sebesar 75.5. Artinya, keragaman pada kerugian dapat dijelaskan oleh peubah bebas yang dimasukkan ke dalam model dan sisanya 24.5 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Hubungan antara peubah bebas dan peubah tak bebas dilakukan pengujian terhadap model yaitu uji kenormalan, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Nilai asymp. sig. 2-tailed uji Kolmogorov-Smirnov 0.842 lebih besar dari taraf nyata 20 maka galat menyebar normal. Nilai Variance Inflation Factor VIF semua variabel bebas tidak lebih dari 10. Hal ini menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas karena keberadaan multikolinearitas ditunjukkan apabila VIF 10. Uji Gleiser dilakukan untuk memeriksa keberadaan homoskedastisitas yaitu diperoleh nilai P value abresid lebih besar dari taraf nyata 20. Hal ini menunjukkan tidak ada pelanggaran asumsi homoskedastisitas sehingga model tidak terdapat heteroskedastisitas. Selain uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedatisitas, dilakukan uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Hasil pengolahan data menunjukkan nilai DW sebesar 1.635 yang berada diantara selang 1.55 sampai 2.46 maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi pada model Firdaus 2004. Hasil uji parameter model regresi lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 12. Tanda koefisien positif memiliki arti pengaruh dari peubah bebas tersebut bersifat berbanding lurus, yaitu peningkatan peubah bebas tersebut akan meningkatkan besar kerugian banjir sedangkan tanda koefisien negatif memiliki arti sebaliknya, yaitu peningkatan peubah bebas akan menurunkan besarnya kerugian banjir. Berdasarkan hasil analisis regresi pada model double log, peubah bebas yang terdapat pada model berpengaruh nyata signifikan pada taraf nyata 20 adalah jarak sungai ke sawah, luas banjir, ketinggian banjir, dan lamanya banjir. Peubah bebas tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Jarak Sungai ke Sawah Jarak sungai ke sawah mempengaruhi besar dampak banjir yang dialami responden. Berdasarkan hasil analisis regresi pada model double log, peubah bebas jarak sungai ke sawah memiliki hubungan negatif terhadap besar kerugian dengan nilai elastisitas -0.257. Hal ini berarti apabila terjadi peningkatan jarak sungai ke sawah sebesar 1 maka rata-rata kerugian banjir diduga akan mengalami penurunan sebesar 0.257 dengan asumsi variabel lainnya tetap cateris paribus. Nilai P value jarak sungai ke sawah yaitu 0.000. Artinya, jarak sungai ke sawah memberikan pengaruh nyata terhadap besar kerugian banjir pada taraf nyata 1. Hal tersebut sesuai secara teoritis dan keadaan di lapang yaitu responden yang memiliki jarak lahan sawah yang lebih dekat dengan Sungai Cidurian yang menjadi sumber penyebab banjir menerima dampak lebih besar. 2. Luas Banjir Luas banjir mempengaruhi besar dampak banjir yang dialami responden. Peubah bebas luas banjir memiliki hubungan positif terhadap besar kerugian dengan nilai elastisitas 0.533. Artinya, apabila terjadi peningkatan luas lahan yang terkena banjir sebesar 1 maka rata-rata kerugian banjir diduga akan mengalami peningkatan sebesar 0.533 cateris paribus.