FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESAR

dengan pemerintah Kementerian Pertanian dalam pendistribusian bantuan benih sesuai dengan penetapan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang tentang Penetapan Kelompok Tani Calon Penerima Bantuan Benih Padi melalui Cadangan Benih Nasional CBN tahun Anggaran 2013. CBN salah satunya diperuntukkan dalam rangka memenuhi kebutuhan benih yang bersifat mendesak guna pemulihan tanaman yang rusak atau puso sebagai akibat atau dampak anomali bencana alam. Setiap petani yang mengalami kerugian mendapatkan bantuan per hektar sebanyak 25 kilogram benih padi varietas Ciherang Penyuluh Kecamatan Kresek 2013. Fungsi DPP Kabupaten Tangerang adalah penyelenggaraan monitoring terhadap kondisi daerah bencana dan pelaksanaan koordinasi serta kerja sama dengan BPP dalam mencatat siapa saja dan luas lahan yang terkena dampak. 2. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pengairan berperan penting dalam mengatasi banjir di Kecamatan Kresek yaitu memperbaiki sarana dan prasarana yang rusak sesuai kewenangan akibat banjir. Perbaikan kerusakan pada tanggul Sungai Cidurian sebagian dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang. Pengelolaan Sungai Cidurian adalah kewenangan dari pemerintah provinsi namun pemerintah kabupaten ikut serta dalam upaya perbaikan pada tanggul sungai. Upaya ini sangat penting dalam mengatasi permasalahan banjir karena penyebab utama banjir adalah luapan air sungai yang berasal dari Sungai Cidurian. Fungsi dinas ini adalah penyelenggaraan monitoring terhadap sarana dan prasarana yang mengalami kerusakan akibat banjir . Dinas ini terdapat sub dinas pengairan yaitu Unit Pelaksana Teknis Dinas Bina Marga Kecamatan Kresek yang berfungsi dalam pelaksanaan perbaikan, pengembangan, dan pembangunan pengairan dan jaringan irigasi. 3. Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Tangerang Penanganan banjir di Kecamatan Kresek pun tidak luput dari perhatian Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Tangerang. Peran dinas ini adalah membuat tim bersama untuk memberikan bantuan dalam tindakan penyelamatan atau evakuasi korban. Dinas ini menyediakan peralatan berupa perahu karet beserta personil-personil yang terlatih untuk mengevakuasi warga yang menjadi korban banjir. Selain itu, dinas menerima laporan dari pemerintah desa berupa kerusakan yang ditimbulkan akibat bencana banjir. Fungsi dinas ini adalah menanggulangi dampak bencana alam. 4. Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Peran Dinas Kesehatan dalam mengatasi banjir di Kecamatan Kresek adalah membentuk tim kesehatan, menyediakan obat-obatan, dan membuat posko kesehatan yang bekerjasama dengan petugas medis dan Puskesmas Kecamatan Kresek di Kantor Desa Patrasana dan Kantor Desa Koper. Fungsi dinas ini adalah pelaksanaan kegiatan pencegahan, pemberantasan, dan penanggulangan penyakit yang diakibatkan oleh bencana banjir. 5. Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Desa Pemerintah kecamatan dan pemerintah desa menyediakan tempat yang digunakan untuk menampung warga yang terkena banjir sebagai posko. Pemerintah kecamatan dan pemerintah desa menjadi fasilitator dan memberikan izin kepada para donatur dalam mendistribusikan bantuan. Fungsi kecamatan dan desa dalam mengatasi bencana banjir adalah merencanakan dan mengawasi dampak dari bencana banjir.

9.2 Kelompok Non-pemerintah

Stakeholder yang termasuk ke dalam kelompok non-pemerintah yang terlibat dalam mengatasi banjir di Kecamatan Kresek adalah masyarakat, Balai Penyuluhan Pertanian Kaliasin, dan Perkumpulan Petani Pemakai Air. 1. Kelompok Masyarakat Peran aktif masyarakat baik secara swadaya maupun dengan bantuan pemerintah dalam mengatasi banjir sangat penting dalam penanggulangan awal. Masyarakat berperan dalam memantau kondisi perubahan lingkungan akibat banjir. Masyarakat terlibat dalam mengawasi dampak bencana banjir karena masyarakat dianggap lebih mengetahui perubahan kondisi lingkungan mereka masing-masing. 2. Balai Penyuluhan Pertanian BPP Kaliasin Peran BPP Kaliasin dalam mengatasi banjir adalah melakukan observasi lapang bersama DPP Kabupaten Tangerang untuk mengumpulkan data petani yang lahannya terkena dampak dan memberikan penyuluhan cara menanam dan pemupukan yang baik kepada petani. Fungsi BPP Kaliasin adalah sebagai distributor bantuan benih kepada para kelompok petani yang telah diberi oleh Kementerian Pertanian. 3. Perkumpulan Petani Pengguna Air P3A Mitra Cai Banyu Aji Kelembagaan yang ada dalam P3A Mitra Cai Banyu Aji MCBA terbentuk sejak awal dibentuknya P3A. P3A memiliki tugas pokok mendayagunakan potensi air irigasi yang tersedia di dalam Petak Tersier atau Daerah Irigasi Pedesaan untuk kesejahteraan masyarakat tani. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 77 tahun 2001 tentang Irigasi, perkumpulan petani pemakai air atau P3A adalah kelembagaan pengelola irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasi yang dibentuk oleh petani secara demokratis, termasuk kelembagaan lokal pengelola air irigasi. Setiap anggota P3A MCBA dapat memanfaatkan pelayanan air irigasi tersier jika membayar iuran berupa Iuran Pengelolaan Irigasi IPI. Bentuk IPI dapat berupa uang atau barang. Berdasarkan hasil rapat anggota, ditetapkan bahwa tiap anggota harus membayar iuran wajib sebesar 50 kilogram gabah kering panen per hektar setiap musim. Jika anggota membayar dengan uang berarti 50 kilogram gabah kering panen per hektar dikali harga gabah kering pada saat panen. Iuran ini harus dibayarkan selambat-lambatnya satu minggu setelah panen. Banjir yang merendam jaringan irigasi mengakibatkan kerusakan fisik pada jaringan irigasi. Peran kelembagaan P3A menjadi penting karena dengan kelembagaan kegiatan pengelolaan air dan jaringan tersier atau irigasi pedesaan terhadap sawah petani yang merupakan sawah tadah hujan dapat berjalan kembali dengan lancar dan terstruktur dengan baik. Guna mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula diperlukan rehabilitasi jaringan irigasi yaitu kegiatan rehabilitasi dan perbaikan jaringan irigasi. Berdasarkan tugas dan kewajibannya, pada saat banjir ini pengurus yang mengarahkan tenaga kerja petani anggota P3A MCBA bersama kelompok kwarter dalam menanggulangi kerusakan berat pada jaringan irigasi adalah pelaksana teknis atau ulu-ulu. Pengurus dan anggota P3A MCBA secara swadaya dan gotong royong hanya memperbaiki jaringan irigasi yang rusak. Hal ini dikarenakan kelembagaan P3A kurang berjalan dengan baik sesuai peran dan fungsinya. Besar biaya iuran anggota atau IPI sudah ditetapkan setiap anggota harus membayar hasil panen per hektar setiap musim dengan membagi sawah menbagi tujuh bagian. Banjir yang mengakibatkan penurunan produksi padi bahkan mengalami kegagalan panen tetap diwajibkan membayar IPI. Petani tetap membayar IPI meskipun banjir menurunkan hasil produksi panen namun petani merasa keberatan jika harus tetap membagi lahan sawah menjadi tujuh bagian untuk membayar IPI.

X. SIMPULAN DAN SARAN

10.1 Simpulan

1. Banjir merendam beberapa wilayah Kecamatan Kresek termasuk lingkungan pertanian. Banjir mengakibatkan kondisi lingkungan menjadi buruk dan sangat mengganggu kegiatan bertani namun upaya pencegahan petani dalam meminimalkan kerugian akibat sangat rendah. 2. Banjir menyebabkan penurunan produktivitas padi baik terhadap petani yang memiliki lahan sawah milik sendiri maupun petani yang mengolah lahan sawah garapan. Total kerugian yang dialami oleh seluruh petani akibat kehilangan pendapatan di Kecamatan Kresek sebesar Rp 3 986 422 853 per musim tanam dalam satu kali periode banjir. 3. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap besarnya kerugian banjir, yaitu jarak sungai dengan lahan sawah, luas lahan yang terkena banjir, ketinggian banjir, dan lamanya banjir. 4. Kelompok pemeritah daerah maupun non-pemerintah memiliki peran dan fungsi sesuai dengan kewenangan masing-masing. Stakeholder ini bersinergi dan saling melengkapi dalam mengatasi permasalahan banjir di Kecamatan Kresek.

10.2 Saran

Saran yang terkait hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan penelitian, selain tingginya curah hujan, salah satu penyebab banjir di Kecamatan Kresek adalah rusaknya tanggul Sungai Cidurian. Upaya pembangunan tanggul yang kokoh dan normalisasi di Daerah Aliran Sungai Cidurian perlu dilakukan dengan harapan upaya tersebut dapat menanggulangi banjir di Kecamatan Kresek. 2. Perlu dilakukan pemeliharaan jaringan irigasi dengan mengaktifkan kembali atau rehabilitasi kelembagaan P3A. Adanya kelembagaan P3A merupakan salah satu upaya agar petani dapat mewujudkan pengurangan resiko banjir pada pertanian padi sawah.