Ruang Lingkup Penelitian PENDAHULUAN
rentan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, banjir, kekeringan, tanah longsor, dan kebakaran hutan. Banjir besar dan gempa bumi dengan 9.2 skala
richter terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 di Pulau Andaman yang mengakibatkan tenggelamnya lahan pertanian, peternakan, dan perikanan. Survei
dilakukan pada 150 responden saat sebelum terjadi Tsunami dan setelah bencana Tsunami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banjir besar pada lahan pertanian
menghilangkan sumber mata pencaharian petani dan sumber kelangsungan hidup petani. Kontribusi sumber pendapatan dari sektor pertanian mengalami penurunan
yang sangat signifikan yaitu 40.30 persen menjadi 7.13 persen sedangkan sumber pendapatan dari sektor peternakan dan sektor perikanan sedikit meningkat dari
6.51 sampai 6.61 persen dan 2.21 sampai 4.19 persen. Hal tersebut terjadi karena departemen pembangunan telah memberikan bantuan berupa anak-anak kambing,
unggas, dan bibit ikan pasca-Tsunami. Dampak Tsunami pada lahan pertanian yaitu menurunnya pendapatan petani, menggeser sumber mata pencaharian dari
pertanian ke non-pertanian karena Tsunami telah menghilangkan lahan pertanian mereka, mengubah pola tanam secara drastis karena tanaman padi yang sebagian
besar terendam oleh banjir digantikan oleh tanaman baru, dan hilangnya nilai tanah serta tanaman yang mengakibatkan petani merugi. Dampak Tsunami
terhadap peternakan yaitu menurunnya populasi jumlah ternak, seperti sapi, kambing, unggas, dan lain-lain. Hal ini terjadi karena ternak dan kandang ternak
hanyut oleh arus Tsunami yang menyebabkan pendapatan petani berkurang dan mengalami kerugian yang cukup besar. Dampak Tsunami terhadap budi daya
perikanan yaitu petani mengalami kerugian karena beberapa kolam hanyut dan terkena gempa. Implikasi kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah India yaitu
melakukan tindakan rehabilitasi yang dapat meningkatkan mata pencaharian di desa yang terkena Tsunami dan menciptakan kesempatan kerja pada sektor
pertanian dan non-pertanian. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS 2005 juga
melakukan penelitian mengenai penilaian kerusakan dan kerugian akibat bencana alam Tsunami di Aceh dengan menggunakan metode ECLAC Economic
Commission for Latin America and Carebian. Total kerusakan dan kerugian akibat bencana Tsunami di Aceh diperkirakan mencapai Rp 41.4 triliun.
Kerusakan dan kerugian pada sektor sosial khususnya perumahan, pendidikan, kesehatan, sarana ibadah dan lembaga sosial merupakan kerusakan yang terparah
sebesar Rp 1.74 miliar. Sektor lain yaitu infrastruktur, produktif, dan lintas sektoral. Kerusakan dan kerugian di sektor infrastruktur seperti transportasi,
komunikasi, energi, sanitasi dan air, pengontrol banjir, irigasi, dan pelindung laut sebesar Rp 876.8 juta. Sektor produktif yaitu pertanian dan peternakan, perikanan,
dan perusahaan swasta sebesar Rp 1.18 miliar, sedangkan lintas sektoral yaitu lingkungan, pemerintahan dan administrasi, serta bank dan badan keuangan
sebesar Rp 652 juta. Laksono 2010 melakukan penelitian mengenai estimasi nilai kerusakan
dan kerugian bencana Situ Gintung dengan menggunakan metode analisis deskriptif, Habitat Equivalency Analysis, loss of earnings, pendekatan
produktivitas dan pendekatan biaya pemulihan dengan software Habitat Equivalency Analysis 2.5 dan Microsoft Office Excel. Penelitian ini mengestimasi
nilai kerusakan dan kerugian terhadap sumberdaya buatan seperti sektor perumahan, sektor infrastruktur, sektor ekonomi, dan sektor sosial yang terdiri
dari beberapa subsektor. Nilai kerusakan dan kerugian dari sektor perumahan sebesar Rp 12 554 003 833, sektor infrastruktur Rp 315 771 870, sektor ekonomi
Rp 10 330 361 675, dan sektor sosial sebesar Rp 10 151 250 000. Total nilai kerusakan dan kerugian yang diestimasi dari sumberdaya alam dan sumberdaya
buatan sebesar Rp 149 681 265 728.48. Penelitian lain dilakukan oleh Brown et al. no date
mengenai dampak cuaca ekstrim terhadap sektor pertanian. Penelitian ini dilakukan di Amerika
Serikat. Perubahan iklim dalam dekade terakhir menyebabkan kondisi cuaca menjadi ekstrim yang mengakibatkan terjadinya tornado, kekeringan, angin topan,
banjir, dan angin musim. Peristiwa ini memiliki efek merugikan pada sektor pertanian yang dapat mempengaruhi produksi pertanian dan sektor peternakan
yang dapat mempengaruhi jumlah hewan. Penelitian ini menunjukkan bahwa banjir menyebabkan kegagalan panen, mengurangi pendapatan petani, mengubah
pengeluaran petani dalam satu musim, serta kerusakan pada tanaman padi yaitu penipisan oksigen, penyakit, dan hilangnya nitrogen pada tanaman. Banjir juga