Persepsi Responden Petani terhadap Kondisi Lingkungan Pertanian

Tabel 22 perhitungan dapat dilihat di Lampiran 3 dan 5. Faktor penyebab menurunnya hasil produksi padi adalah gagal tanam dan ketertinggalan masa panen sehingga banyak tanaman padi yang terserang hama. Kualitas gabah setelah banjir menjadi kurang baik dan beras menjadi kehitam-hitaman. Hal ini mengakibatkan harga gabah setelah banjir sebagian besar menurun dibandingkan harga sebelum banjir. Tabel 21 Perubahan produksi padi per responden petani pemilik akibat banjir tahun 2013 dalam satu musim tanam Uraian Rata-rata Jumlah Produksi kwMT Rata-rata Harga Produk Rpkw Rata-rata Nilai Produksi RpMT Produksi sebelum banjir per petani 41.80 413 750 17 766 400.00 Produksi setelah banjir per petani 26.85 381 500 10 419 312.50 Nilai Penurunan Produksi Padi 14.95 32 250 7 347 087.50 Keterangan: MT = masa tanam Kw = kuintal Sumber: data primer diolah 2013 Rata-rata perubahan produksi padi per responden petani yang mengelola lahan milik sendiri sebesar 14.95 kwMT dengan penurunan harga per kuintal rata-rata sebesar Rp 32 350 yang mengakibatkan penurunan rata-rata penerimaan sebesar Rp 7 347 087.50MT. Produktivitas padi responden petani pemilik sebesar 49.33 kwha sedangkan produktivitas setelah banjir 31.50 kwha sehingga penurunan produktivitas padi petani pemilik sebesar 17.83 dapat dilihat di Lampiran 9. Tabel 22 Perubahan produksi padi per responden petani penggarap akibat banjir tahun 2013 dalam satu musim tanam Uraian Rata-rata Jumlah Produksi kwMT Rata-rata Harga Produk Rpkw Rata-rata Nilai Produksi RpMT Produksi sebelum banjir per petani 42.01 410 727 16 790 472.73 Produksi setelah banjir per petani 29.58 384 909 11 277 790.91 Nilai Penurunan Produksi Padi 12.43 25 818 5 512 681.82 Keterangan: MT = masa tanam Sumber: data primer diolah 2013 Rata-rata perubahan produksi padi responden petani penggarap yang mengelola lahan milik orang lain sebesar 12.43 kuintalMT dengan penurunan harga per kuintal rata-rata sebesar Rp 25 818 yang menurunkan rata-rata penerimaan responden petani sebesar Rp 5 512 681.82MT. Produktivitas padi responden petani penggarap sebesar 48.65 kwha sedangkan produktivitas setelah banjir 34.49 kwha sehingga penurunan produktivitas padi petani penggarap sebesar 14.16 dapat dilihat di Lampiran 11.

7.1.2 Biaya Produksi Setelah Banjir

Pendekatan biaya produksi sebelum banjir diperoleh dari biaya yang dikeluarkan oleh petani pemilik dan petani penggarap untuk mengolah lahan sawah dalam memproduksi padi yang terdiri dari biaya tenaga kerja dan biaya saprodi yang disajikan pada Tabel 23 dan Tabel 24 perhitungan dapat dilihat di Lampiran 6 dan 7. Tabel 23 Total dan rata-rata biaya produksi per responden petani pemilik sebelum banjir di Kecamatan Kresek tahun 2013 dalam satu musim tanam Jenis Biaya Jumlah Biaya RpMT Biaya Rata-rata ProduksiMT RpMT Biaya Tenaga Kerja 81 484 000 2 037 100.00 Biaya Saprodi 50 698 500 1 267 462.50 Jumlah 132 182 500 3 304 562.50 Sumber: data primer diolah 2013 Keterangan: MT = masa tanam Rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan responden petani pemilik untuk biaya tenaga kerja sebelum terjadi banjir sebesar Rp 2 037 100MT dan biaya saprodi sebesar Rp 1 267 462.50MT. Rata-rata biaya produksi per hektar sebelum banjir sebesar Rp 3 304 562.50MT. Tabel 24 Total dan rata-rata biaya produksi per responden petani penggarap sebelum banjir di Kecamatan Kresek tahun 2013 dalam satu musim tanam Jenis Biaya Jumlah Biaya RpMT Biaya Rata-rata Produksi RpMT Biaya Tenaga Kerja 105 222 000 1 913 127.27 Biaya Saprodi 30 562 000 555 672.73 Jumlah 135 784 000 2 468 800.00 Sumber: data primer diolah 2013 Keterangan: MT = masa tanam