Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi pada Pertanian Padi Sawah Akibat

V. GAMBARAN UMUM

5.1 Gambaran Umum Kecamatan Kresek

Kecamatan Kresek secara administratif terletak di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Kecamatan Kresek berbatasan dengan Kabupaten Serang disebelah Barat, Kecamatan Gunung Kaler sebelah Utara, Kecamatan Sukamulya sebelah Timur, dan Kecamatan Jayanti di sebelah Selatan. Kecamatan Kresek sebagian besar wilayahnya merupakan areal persawahan dan pemukiman penduduk. Letak ketinggian laut sekitar tujuh meter dengan curah hujan rata-rata 15 milimeter. Jarak Kecamatan Kresek dari ibu kota kabupaten sekitar 25 kilometer yang dihubungkan dengan jalan negara, jalan provinsi, dan jalan kabupaten. Desa-desa yang termasuk wilayah Kecamatan Kresek dapat dilihat di Tabel 6. Tabel 6 Sembilan nama desa beserta luas wilayahnya yang berada di Kecamatan Kresek No Desa Luas Wilayah 1 Desa Kresek 381 hektar 2 Desa Renged 381 hektar 3 Desa Talok 248 hektar 4 Desa Kemuning 448 hektar 5 Desa Patrasana 234 hektar 6 Desa Rancailat 309 hektar 7 Desa Jengkol 357 hektar 8 Desa Pasir Ampo 245 hektar 9 Desa Koper 260 hektar Sumber: Kecamatan Kresek 2012 Secara demografis, Kecamatan Kresek terbagi menjadi sembilan desa dengan jumlah penduduk sebanyak 62.240 orang dengan perbandingan jumlah laki-laki sebanyak 30.804 jiwa dan perempuan sebanyak 31.436 jiwa serta jumlah Kepala Keluarga KK sebanyak 17.363 jiwa. Jumlah penduduk didominasi oleh kategori usia 15-60 tahun baik jenis kelamin laki-laki maupun perempuan, yaitu 21.378 jiwa dan 21.077 jiwa. Matapencaharian penduduk Kecamatan Kresek didominasi oleh penduduk yang bermatapencaharian sebagai buruh, pegawai swasta, dan petani yaitu sebanyak 8.189 jiwa, 7.357 jiwa, dan 5.212 jiwa Kecamatan Kresek 2012. Penelitian secara khusus difokuskan pada wilayah enam desa yaitu wilayah Desa Patrasana, Desa Renged, Desa Pasir Ampo, Desa Koper, Desa Kresek, dan Desa Talok. Wilayah-wilayah ini merupakan desa yang mengalami banjir dan letaknya dekat dengan Sungai Cidurian. Oleh karena itu, jika terjadi luapan air yang besar dari Sungai Cidurian, desa-desa tersebut terkena dampak banjir. Desa Patrasana, Desa Pasir Ampo, Desa Koper merupakan desa yang paling parah diantara tiga desa lainnya yaitu Desa Renged, Desa Kresek, dan Desa Talok. Tiga desa yang paling parah merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Sungai Cidurian, sedangkan tiga desa lainnya tidak terlalu parah.

5.2 Kondisi Lingkungan Daerah Penelitian

Kecamatan Kresek merupakan daerah yang hampir tiap tahun mengalami banjir khususnya pada musim hujan. Banjir di wilayah Kecamatan Kresek disebabkan tingginya intensitas hujan dan meningkatnya debit air Sungai Cidurian. Hal lain yang menyebabkan banjir di wilayah ini adalah rusaknya tanggul Sungai Cidurian sepanjang 12 meter yang dibangun oleh Dinas Sumberdaya Air Provinsi Banten pada tahun 2012. Lamanya banjir menggenangi wilayah ini antara 7 sampai 14 hari dengan ketinggian banjir rata-rata mencapai 0.5 meter sampai 5 meter tergantung intensitas air hujan dan lokasi sawah. Perubahan fungsi lahan di sekitar bantaran sungai menjadi perumahan menyebabkan pendangkalan sungai dan penyempitan aliran sungai sehingga tidak dapat menampung debit air yang mengalami peningkatan dari bagian hulu sungai. Banjir di Kecamatan Kresek juga menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi masyarakat yang tempat tinggalnya tergenang banjir dan harta benda ikut terbawa arus air. Kondisi lingkungan pertanian Kecamatan Kresek akibat banjir juga mengalami penurunan seperti banyaknya sampah pada lahan pertanian. Tidak hanya kerugian materi saja yang dialami oleh masyarakat, tetapi kerugian nonmateri pun mereka alami seperti gangguan psikologis, hilangnya kenyamanan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, dan timbulnya penyakit akibat banjir. Gambar 2 adalah peta wilayah Kecamatan Kresek.