Bencana Banjir TINJAUAN PUSTAKA
Kerusakan dan kerugian pada sektor sosial khususnya perumahan, pendidikan, kesehatan, sarana ibadah dan lembaga sosial merupakan kerusakan yang terparah
sebesar Rp 1.74 miliar. Sektor lain yaitu infrastruktur, produktif, dan lintas sektoral. Kerusakan dan kerugian di sektor infrastruktur seperti transportasi,
komunikasi, energi, sanitasi dan air, pengontrol banjir, irigasi, dan pelindung laut sebesar Rp 876.8 juta. Sektor produktif yaitu pertanian dan peternakan, perikanan,
dan perusahaan swasta sebesar Rp 1.18 miliar, sedangkan lintas sektoral yaitu lingkungan, pemerintahan dan administrasi, serta bank dan badan keuangan
sebesar Rp 652 juta. Laksono 2010 melakukan penelitian mengenai estimasi nilai kerusakan
dan kerugian bencana Situ Gintung dengan menggunakan metode analisis deskriptif, Habitat Equivalency Analysis, loss of earnings, pendekatan
produktivitas dan pendekatan biaya pemulihan dengan software Habitat Equivalency Analysis 2.5 dan Microsoft Office Excel. Penelitian ini mengestimasi
nilai kerusakan dan kerugian terhadap sumberdaya buatan seperti sektor perumahan, sektor infrastruktur, sektor ekonomi, dan sektor sosial yang terdiri
dari beberapa subsektor. Nilai kerusakan dan kerugian dari sektor perumahan sebesar Rp 12 554 003 833, sektor infrastruktur Rp 315 771 870, sektor ekonomi
Rp 10 330 361 675, dan sektor sosial sebesar Rp 10 151 250 000. Total nilai kerusakan dan kerugian yang diestimasi dari sumberdaya alam dan sumberdaya
buatan sebesar Rp 149 681 265 728.48. Penelitian lain dilakukan oleh Brown et al. no date
mengenai dampak cuaca ekstrim terhadap sektor pertanian. Penelitian ini dilakukan di Amerika
Serikat. Perubahan iklim dalam dekade terakhir menyebabkan kondisi cuaca menjadi ekstrim yang mengakibatkan terjadinya tornado, kekeringan, angin topan,
banjir, dan angin musim. Peristiwa ini memiliki efek merugikan pada sektor pertanian yang dapat mempengaruhi produksi pertanian dan sektor peternakan
yang dapat mempengaruhi jumlah hewan. Penelitian ini menunjukkan bahwa banjir menyebabkan kegagalan panen, mengurangi pendapatan petani, mengubah
pengeluaran petani dalam satu musim, serta kerusakan pada tanaman padi yaitu penipisan oksigen, penyakit, dan hilangnya nitrogen pada tanaman. Banjir juga
menyebabkan hewan ternak mati, kandang hancur, dan membawa penyakit serta hama yang menyebar dengan cepat.
Penelitian yang mengkaji penilaian kerugian terhadap kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan akibat dampak banjir cukup banyak dilakukan.
Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu lokasi dan bahasan penelitian. Lokasi penelitian ini berkonsentrasi pada sektor pertanian
khususnya pertanian padi di kawasan Kabupaten Tangerang yang terendam banjir sehingga kemungkinan kerugian yang dirasakan petani cukup besar.
Pertanian padi ini berada di Kecamatan Kresek. Selain itu, penelitian ini membahas faktor-
faktor yang mempengaruhi besar kerugian akibat banjir pada pertanian padi. Terdapat beberapa kesamaan dalam penelitian ini dengan penelitian terdahulu
yaitu metode yang digunakan untuk menghitung perubahan produktivitas dan biaya perbaikan dengan menggunakan pendekatan change of productivity.