Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

4.4.1 Identifikasi Persepsi Petani terhadap Kondisi Lingkungan Pertanian

Padi Sawah Analisis data yang digunakan untuk mengetahui kondisi lingkungan pertanian di Kecamatan Kresek dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Nazir 2011 menjelaskan analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Data dan informasi yang diperlukan meliputi indikator persepsi terhadap kondisi lingkungan pertanian padi sawah. Hasil yang diperoleh kemudian dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama dan dipersentasekan berdasarkan jumlah responden. Persentase terbesar dari setiap hasil merupakan faktor dominan dari masing-masing variabel yang dianalisis. Tabel 4 menyajikan informasi mengenai pengukuran persepsi petani terhadap kondisi lingkungan pertanian setelah banjir. Tabel 4 Indikator persepsi petani terhadap kondisi lingkungan pertanian padi sawah setelah banjir No Persepsi Indikator 1 Kondisi lingkungan Dibedakan menjadi empat kelas, yaitu: Sangat buruk Seluruh tanaman padi rusak dan busuk, sawah dipenuhi sampah plastik, pematang sawah hancur Buruk Sebagian besar tanaman padi rusak dan busuk, tidak banyak sampah plastik di sawah, pematang sawah hancur Baik Tanaman padi utuh walaupun terendam banjir namun merebah Sangat baik Tanaman padi utuh walaupun terndam banjir, masih pada posisi tegak, sawah bersih dari sampah 2 Kebersihan lingkungan Dibedakan menjadi empat kelas, yaitu: Sangat buruk Tempat tinggal ikut terendam banjir dan terbawa oleh arus bersama barang rumah tangga, meninggalkan sampah dan lumpur sehingga mengeluarkan bau tidak sedap Buruk Tempat tinggal ikut terendam banjir, sedikit meninggalkan sampah dan lumpur namun tidak mengeluarkan bau tidak sedap Baik Tempat tinggal tidak terendam banjir, lingkungan tidak kotor Sangat baik Tempat tinggal tidak terendam banjir, lingkungan bersih dan asri No Persepsi Indikator 3 Gangguan kenyamanan Sangat mengganggu Mengganggu kegiatan sehari-hari kegiatan bertani dan kegiatan lainnya terhenti dan terisolir Mengganggu Mengganggu kegiatan sehari-hari khususnya kegiatan bertani terhenti namun kegiatan lainnya bisa berjalan Tidak mengganggu Kegiatan sehari-hari berjalan seperti biasa Sangat tidak mengganggu Tidak mengganggu kegiatan sehari-hari dan tidak merasakan dampak tidak langsung dari banjir Sumber: data primer diolah 2013

4.4.2 Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi pada Pertanian Padi Sawah Akibat

Banjir Estimasi nilai kerugian ekonomi akibat banjir luapan sungai terhadap pertanian padi sawah merupakan kerugian tangible yang terdiri dari direct dan indirect yang menggunakan beberapa metode. Kerugian langsung direct meliputi kerusakan pada lahan pertanian yang diestimasi melalui pendekatan biaya perbaikan. Selanjutnya kerugian tidak langsung indirect meliputi penurunan produktivitas dan kehilangan pendapatan petani yang menggunakan pendekatan perubahan produktivitas.

4.4.2.1 Kerugian tangible secara langsung direct

Kerugian yang diakibatkan oleh kerusakan fisik pada lahan pertanian diestimasi dari pengeluaran biaya petani untuk memperbaiki kualitas lahan pertanian yang mengalami kerusakan akibat genangan air banjir selama satu periode. Biaya perbaikan ini nantinya dimasukkan ke dalam biaya produksi setelah banjir untuk menghitung pendapatan petani yang hilang. Metode yang digunakan dalam mengestimasi kerugian ini adalah pendekatan harga pasar yang berlaku dengan menggunakan rumus di bawah ini: ...........................................................................................2 Keterangan: = Rata-rata biaya perbaikan RupiahKepala Keluarga = Biaya perbaikan responden i Rupiah n = Jumlah responden Kepala Keluarga i = Responden ke-i 1,2,3,...,n Selain itu, kerugian juga dilihat dari pengeluaran biaya Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang untuk memperbaiki tanggul rusak akibat terkena banjir yang bertujuan untuk mencegah kerugian yang lebih besar lagi akibat banjir di masa yang akan datang. Biaya perbaikan tanggul diestimasi melalui biaya yang dikeluarkan dinas untuk membuat tanggul.

4.4.2.2 Kerugian tangible secara tidak langsung indirect

Perubahan hasil produksi pada lahan pertanian akibat dari kerusakan sumberdaya alam yang ditimbulkan oleh genangan banjir menyebabkan terjadinya penurunan pada hasil produksi padi yang dapat diestimasi menggunakan pendekatan perubahan produktivitas change of productivity. Nilai perubahan hasil produksi tersebut diestimasi dengan menggunakan harga pasar untuk barang dan jasa yang memiliki pasar atau mengestimasi nilai non-pasar untuk barang dan jasa yang tidak memiliki nilai pasar. Bencana banjir akibat rusaknya tanggul Sungai Cidurian telah berdampak pada perubahan produktivitas lahan pertanian di enam desa Kecamatan Kresek. Nilai kerugian dari perubahan produktivitas dapat dihitung dengan rumus: KHP= ΔP x L x H ...........................................................................................3 ΔP = P 1 – P t+1 ...........................................................................................4 Keterangan: KHP = Nilai kerugian turunnya hasil panen padi Rp ΔP = Perubahan jumlah hasil panen padi kwha P 1 = Jumlah hasil panen padi sebelum terjadi bencana kwha P t+1 = Jumlah hasil panen padi setelah terjadi bencana kwha L = Luas sawah padi yang terkena banjir ha H = Harga produk padi Rpkw

4.4.3 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besar Kerugian Banjir

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai kerugian banjir pada pertanian padi sawah di Kecamatan Kresek dilakukan menggunakan metode regresi linear berganda pada aplikasi SPSS 16. Model yang digunakan dalam menganalisis faktor-faktor tersebut adalah model double log. Metode regresi linear berganda mempunyai asumsi bahwa variabel dependent Y merupakan fungsi linear dari beberapa variabel independent X 1 , X 2 , ..., X n , dan komponen sisaan ε error. Metode ini juga bisa dijelaskan bahwa metode yang menjelaskan hubungan linear antara satu variabel dependent dengan dua atau lebih variabel independent Juanda 2009. Nilai kerugian dalam penelitian ini merupakan penjumlahan dari kehilangan pendapatan akibat perubahan produktivitas dan biaya perbaikan pada lahan pertanian. Nilai kerugian tersebut merupakan fungsi dari beberapa variabel independent, yaitu: jarak sungai ke lahan jss, luas lahan yang terkena banjir luban, ketinggian banjir tiban, lamanya banjir lamban, umur padi umpad.

4.4.3.1 Model Kerugian Ekonomi

Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap besarnya nilai kerugian adalah jarak sungai terhadap sawah, luas sawah yang terkena banjir, ketinggian banjir, lamanya banjir, dan umur padi. Fungsi persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut: Ln RUGI = β + β 1 Ln JSS ᵢ + β 2 Ln LUBAN ᵢ + β 3 Ln TIBAN ᵢ + β 4 Ln LAMBAN ᵢ + β 5 Ln UMPAD ᵢ + εᵢ ...................................................................5 Estimasi parameter yang diharapkan adalah β , β 2 , β 3 , β 4 , β 5 0 dan β 1 Keterangan: Ln RUGI = nilai kerugian Rpresponden β = intersep β 1 ,..., β 5 = koefisien regresi Ln JSS = jarak sungai ke lahan m Ln LUBAN = luas lahan yang terkena banjir m² Ln TIBAN = ketinggian banjir m Ln LAMBAN = lamanya banjir hari Ln UMPAD = umur padi hari εᵢ = error Variasi model ini dipilih dengan mengubah peubah bebas menjadi Ln membuat jarak antar data menjadi tidak terlalu lebar sehingga dapat terhindar dari heteroskedastisitas dan ketidakstasioneran. Hasil regresi berupa presentase yang telah mencerminkan elastisitas variabel X terhadap variabel Y Juanda 2009.