Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

peternak untuk memanfaatkan biogas juga didorong oleh faktor-faktor lain yang dapat dijadikan bahan analisis penelitian yang dilakukan oleh Maulanasari 2010 dan Hermawati 2012. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Tujuan Metode Hasil 1 Heriyatno Analisis Pendapatan dan Faktor yang Memengaruhi Produksi Susu Sapi Perah di Tingkat Peternak Kasus Anggota Koperasi Serba Usaha “Karya Nugraha” Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat. 1. Menganalisis pendapatan peternak anggota KSU Karya Nugraha dalam usaha ternak sapi perahnya. 2. Menganalisis peran KSU Karya Nugraha terhadap keuntungan usaha peternak anggotanya. 3. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi produksi susu di tingkat peternak anggota KSU Karya Nugraha. 1. Tingkat pendapatan : Analisis pendapatan usahatani. 2. Besarnya penerimaan : RC rasio. 3. Faktor-faktor yang memengaruhi produksi susu sapi perah : Regresi berganda 1. Besarnya penerimaan dan biaya harian usahaternak skala menengah lebih besar dari usahaternak skala kecil dan usahaternak skala rakyat. Perbandingan tingkat pendapatan berdasarkan skala usahaternak, yaitu usaha skala menengah : usaha skala kecil : usaha skala rakyat adalah 1:3:5. Perbandingan pada biaya harian yang dikeluarkan hampir sama dengan perbandingan penerimaan harian pada masing-masing skala usahaternak, yaitu 1:4:5. Jadi dapat disimpulkan bahwa skala usahaternak berhubungan positif dengan biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh peternak. 2. Faktor-faktor yang memengaruhi produksi susu berasal dari faktor internal sapi itu sendiri, yaitu jumlah pemberian pakan konsentrat dan hijauan, dan masa laktasi. sedangkan faktor diluar itu faktor eksternal seperti biaya usaha tidak berpengaruh nyata. 21 No Peneliti Judul Tujuan Metode Hasil 2 Rani Maulanasari Faktor- faktor yang memengaruhi Pengambilan Keputusan Penggunaan Biogas di Desa Haurngombong. 1. Mengidentifikasi penggunaan energi biogas dan non biogas dalam keluarga. 2. Mengetahui manajemen keuangan dan energi antara keluarga pengguna biogas dan non biogas. 3. Menganalisis perbedaaan alokasi pengeluaran rumahtangga pengguna biogas dan non biogas. 4. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan keluarga terhadap penggunaan biogas. 1. Faktor-faktor yang memengaruhi manajemen keuangan dan energi : Analisis regresi linier 2. Faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan biogas : Analisis regresi logistik 1. Hampir seluruh pengguna biogas hanya mengeluarkan setengah dari biaya energi yang dikeluarkan oleh pengguna non biogas. 2. Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan penggunaan biogas, yaitu besar keluarga, pengetahuan istri mengenai biogas dan jumlah akses informasi. 3. Keluarga pengguna biogas lebih banyak melakukan manajemen keuangan dan energi perencanaan dan pelaksanaan dibandingkan pengguna non biogas. 3 Azis Kamiludin Analisis Pendapatan Usaha Peternakan Sapi Perah di Kawasan Peternakan Sapi Perah Cibungbulang Kabupaten Bogor 1. Menganalisis struktur biaya dan penerimaan peternakan sapi perah di kawasan peternakan sapi perah Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor dalam satu tahun. 2. Menganalisis besarnya pendapatan yang diperoleh oleh peternakan sapi perah. 3. Analisis pendapatan 4. Analisis RC rasio 1. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh peternak lebih besar dibandingkan biaya variabelnya 2. Penerimaan usahaternak sapi perah yang diperoleh menguntungkan peternak meskipun hanya berasal dari penjualan susu. 3. Berdasarkan nilai RC rasio yang diperoleh menunjukkan bahwa usaha ternak sapi perah yang dijalankan oleh peternak sapi perah Cibungbulang Kabupaten Bogor layak untuk dijalankan. 2 2 No Peneliti Judul Tujuan Metode Hasil 4 Nina Hermawati Analisis Dampak Ekonomi,Sosial, dan Lingkungan dariPemanfaatan Limbah ternak Sapi Perah : Studi Kasus di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 1. Mengidentifikasi persepsi responden mengenai pemanfaataan limbah kotoran ternak. 2. Mengidentifikasi faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan peternak dalam pemanfaatan limbah kotoran ternak menjadi biogas. 3. Membandingkan dampak pemanfaatan limbah kotoran ternak terhadap pendapatan usahaternak biogas dan usahaternak non biogas serta membandingkan dampak pemanfaatan tersebut terhadap pengeluaran energi responden. 4. Membandingkan kondisi sosial dan lingkungan responden di sekitar lokasi usahaternak biogas dan usahaternak non biogas. 1. Analisis pendapatan. 2. Analisis pengeluaran energi. 3. Analisis Regresi Logistik 1. Sebagian besar responden menilai pemanfaatan limbah kotoran ternak menjadi biogas memiliki manfaat langsung maupun tidak langsung bagi peternak dan masyarakat di sekitar lokasi usahaternak. 2. Faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi peternak dalam pemanfaatan biogas yaitu jenis kelamin, lama berusahaternak, dan tingkat pengetahuan peternak mengenai biogas. 3. Selisih pendapatan atas biaya tunai dan biaya total masing-masing sebesar Rp 355.036bulan dan Rp 143.191bulan. Rata-rata Penghematan pengeluaran peternak biogas sebesar Rp 189.760bulan, pengguna biogas non peternak Rp 31.890bulan, dan selisih pengeluaran energi usahaternak biogas dan non biogas sebesar Rp 131.840bulan. 4. Dampak sosial dan lingkungan yang dirasakan masyarakat: meningkatkan budaya gotong royong dan lapangan pekerjaan sebagai teknisi biogas, meningkatkan kinerja kelompok dan berkurangnya pencemaran udara dan air. 23

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Penerimaan usahaternak sapi perah

Penerimaan pada usahaternak pun terdiri atas penerimaan tunai dan penerimaan non tunai. Menurut Siregar 1990, penerimaan usaha ternak sapi perah diperoleh dari penjualan susu, penjualan sapi-sapi afkir dan pedet yang tidak digunakan untuk mengganti sapi laktasi, sedangkan penjualan limbah kotoran ternak sapi perah yang digunakan untuk input usahatani peternak, penjualan susu untuk konsumsi keluarga termasuk penerimaan non tunai.

3.1.2 Biaya usahaternak sapi perah

Soekartawi et.al 1986 mendefinisikan biaya sebagai semua nilai faktor produksi yang dipergunakan untuk menghasilkan suatu produk dalam periode produksi tertentu yang dinyatakan dengan nilai tertentu. Biaya usahaternak susu terdiri dari dua jenis yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan biaya non tunai. Biaya tunai adalah biaya yang dibayar dengan uang, seperti biaya sarana produksi yang diperlukan untuk usahaternak susu, sedangkan biaya yang diperhitungkan adalah biaya untuk menghitung berapa besarnya pendapatan kerja peternak dan modal. Biaya tunai seperti konsentrat, hijauan, obat – obatan, air dan tenaga kerja. Sedangkan komponen biaya yang diperhitungkan meliputi pengeluaran tidak tunai yang dikeluarkan oleh petani seperti sewa lahan dan penyusutan sarana produksi. Menurut Mubyarto 1982, usaha yang besar akan membutuhkan total biaya yang besar juga, tetapi biaya produksi tiap unit output yang dihasilkan akan makin kecil. Besarnya usaha dapat diukur dengan beberapa cara, antara lain berdasarkan jumlah ternak seluruhnya atau ternak utama. Suratiyah 2008 menjelaskan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi besarnya biaya dan pendapatan dibagi ke dalam dua golongan, yaitu 1 faktor internal dan faktor eksternal, serta 2 faktor manajemen. Faktor internal meliputi umur petani, pendidikan, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan, jumlah tenaga kerja keluarga, luas lahan, dan modal. Faktor eksternal terdiri dari input dan output. Faktor manajemen menempatkan petani atau peternak sebagai manajer yang harus dapat mengambil keputusan dengan berbagai pertimbangan ekonomis, sehingga diperoleh hasil yang memberikan pendapatan yang maksimal.

3.1.3 Pendapatan usahaternak sapi perah

Menurut Hernanto 1993, analisis pendapatan memerlukan data penerimaan revenue dan pengeluaran expenses, baik yang menyangkut biaya tetap fixed maupun biaya operasi operating expenses. Jumlah yang dijual termasuk yang dikonsumsi sendiri dikalikan dengan harga merupakan jumlah yang diterima atau penerimaan. Dengan demikian penerimaan dikurangi biaya produksi merupakan pendapatan. Pendapatan tunai usaha tani merupakan selisih antara penerimaan tunai usahatani dengan pengeluaran tunai usahatani Soekartawi et.al 1986. Selisih tersebut merupakan ukuran kemampuan usahatani untuk menghasilkan uang tunai, sehingga dengan menghitung pendapatan usahatani yang diterima akan membantu para pengelola usahatani dalam melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan usahatani yang dijalankannya. Analisis pendapatan digunakan untuk menjawab tujuan penelitian mengenai tingkat pendapatan yang diperoleh peternak dalam menjalankan usahaternaknya. Komponen pendapatan terdiri dari penerimaan dan biaya, dimana dalam setiap kegiatan usaha pelaku usaha berupaya untuk meminimalisir biaya begitu pun dengan peternak. Biaya yang dikeluarkan oleh setiap peternak berbeda- beda tergantung faktor input produksi yang disesuaikan dengan kepemilikan jumlah ternak. Maka analisis pendapatan usahaternak bisa digunakan untuk mengkaji lebih dalam mengenai pendapatan peternak.

3.1.4 Analisis regresi logit

Hosmer dan Lemeshow 1989 dalam Agassi 2013 menjelaskan bahwa regresi logit adalah bagian dari analisis regresi. Analisis logit digunakan untuk mengkaji hubungan variabel respon yang kategori dan variabel bebasnya. Analisis regresi logit digunakan untuk memperoleh probabilitas atau peluang kejadian tertentu dari kategori variabel respon Suharjo 2008. Model logit diturunkan berdasarkan fungsi peluang variabel kumulatif yang dispesifikasikan sebagai berikut Juanda 2009 : i F i F i - - ….................................. 4.1 atau dapat dituliskan dalam persamaan yang lain: i E | i - - …................................................ 4.2 Dari persamaan di atas dapat dikembangkan model logit sebagai berikut: i i - …............................................... 4.3 Dimana: Pi = Peluang individu dalam mengambil suatu keputusan Y = Variabel terikatvariabel respon Xi = Variabel bebas = Intersep = Koefisien regresi e Bilangan dasar logaritma natural e 2,718… Zi i variabel acak yang menyebar normal Berdasarkan persamaan 4.3 di atas, maka terdapat dua probabilitas atau peluang. Pi adalah peluang peternak memanfaatkan biogas, sedangkan 1-Pi adalah peluang peternak tidak memanfaatkan biogas, dirumuskan sebagai berikut: 1- i …................................................................... 4.4 Transformasi logit dari persamaan di atas yaitu: i ln - i ................................................................. 4.5 Analisis regresi logit digunakan untuk menjawab tujuan penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi peternak untuk menggunakan biogas. Uji regresi logit merupakan uji binomial dengan dua kategori variabel terikat atau variabel dependen. Penggunaan model logit dalam penelitian ini dikarenakan variabel terikat atau variabel dependen memiliki dua pilihan binnary logistic regression yaitu bernilai 1 jika peternak memanfaatkan biogas, dan bernilai 0 jika peternak tidak memanfaatkan biogas, sehingga tepat untuk menggunakan analisis regresi logit untuk menjawab tujuan penelitain mengenai faktor-faktor yang memengaruhi peternak untuk memanfaatkan biogas.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Proses produksi dan konsumsi dalam suatu kegiatan selalu menghasilkan buangan atau limbah yang dapat menimbulkan eksternalitas. Salah satu contohnya