meluasnya penjualan pupuk organik ke beberapa toko pupuk di luar wilayah Kampung Areng menjadikan penjualan pupuk organik dari kotoran ternak belum
begitu berkembang. Padahal penggunaan pupuk organik memberikan nilai lebih, bukan hanya untuk tanaman namun dapat mengurangi kerusakan lingkungan
karena penggunaan pupuk sintetis.
6.1.2 Biaya usahaternak sapi perah tipe I dan II
Komponen biaya pada penelitian ini adalah biaya tunai antara lain biaya pakan konsentrat, biaya rumput, biaya ampas tahu dan ampas singkong, biaya air,
dan biaya listrik untuk penerangan kandang. Biaya rumput dihitung berdasarkan luasan lahan yang disewa peternak untuk menanam rumput di lahan milik
Perhutani dengan sistem sharing, sedangkan biaya air dan listrik yang digunakan untuk kegiatan usahaternak dihitung berdasarkan proporsi dari total pengeluaran
air dan listrik yang dibayarkan oleh peternak. Biaya inseminasi buatan IB dan kesehatan hewan Keswan merupakan bagian pelayanan yang diberikan secara
gratis oleh KPSBU kepada peternak yang menjadi anggotanya, bila pun membayar dokter hewan yang membantu pada proses persalinan sapi, hal
tersebut hanya sebagai ungkapan rasa terima kasih peternak dan tidak dipatok besaran biaya. Komponen yang termasuk biaya non tunai mencakup biaya
penyusutan kandang dan peralatan, biaya tenaga kerja dalam keluarga, dan biaya iuran anggota koperasi.
Tabel rata-rata biaya usahaternak sapi perah tipe I memperlihatkan bahwa biaya pakan yang terdiri dari biaya konsentrat, ampas singkong, ampas tahu, dan
pakan hijauan merupakan biaya input produksi terbesar dalam kegiatan usahaternak di Kampung Areng. Untuk setiap satuan ternak, biaya pakan yang
dikeluarkan sebesar Rp 598 133 per bulan atau 43.61 dari biaya total. Komponen biaya terbesar kedua adalah biaya tenaga kerja dalam keluarga yaitu
sebesar 42.92 atau senilai Rp 588 560 per bulan untuk setiap satuan ternak. Meskipun biaya tenaga kerja dalam keluarga merupakan jenis biaya non tunai
namun biaya tersebut harus tetap diperhitungkan dalam biaya input produksi. Biaya tenaga kerja dalam keluarga ini tidak dibayarkan secara langsung karena
merupakan opportunity cost bila peternak menggunakan tenaga kerja luar
keluarga. Sehingga total biaya pada usahaternak sapi perah tipe I untuk setiap satuan ternak sebesar Rp 1 371 625 per bulan.
Tabel 17 Rata-rata Biaya Usahaternak Sapi Perah Tipe I RpbulanST
Sumber : Data Primer diolah 2014
Berbeda dengan biaya usahaternak sapi perah tipe I, komponen biaya input terbesar pada usahaternak sapi perah tipe II adalah biaya tenaga kerja dalam
keluarga yaitu Rp 642 782 atau sebesar 46.81. Nilai biaya tenaga kerja yang besar tidak sebanding dengan jumlah sapi yang dimiliki oleh peternak. Rata-rata
jumlah sapi perah yang dimiliki peternak terbilang sedikit, sedangkan berdasarkan nilai HKP yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah satuan ternak yang dapat
tertangani seharusnya lebih banyak daripada jumlah satuan ternak sapi perah yang dimiliki oleh peternak saat ini. Dengan demikian terdapat ketidakefisienan tenaga
kerja karena terdapat HKP yang tidak termanfaatkan. Biaya input produksi terbesar selanjutnya adalah biaya pakan yaitu sebesar Rp 642 782 per bulan untuk
setiap satuan ternak atau 45.14.
Komponen Penggunaan
Harga Nilai
Persentase
A. Biaya Tunai
Konsentrat KgST 176.27
2 000 352 540
25,70 Ampas singkong
KgST 209.96
540 113 378
8.27
Ampas tahu KgST 163.71
580 94 952
6.92
Pakan hijauan 37 263
37 263 2.72
Penerangan kandang 9 516
9 516 0.69
Air 18 871
18 871 1.38
Sub total 626 520
45.68 Biaya Non Tunai
Tenaga kerja
dalam
keluarga HKPST
a.
Laki-laki
11.04 35 000
386 400 28.17
b.
Perempuan
8.09 25 000
202 250 14.75
Biaya Penyusutan Kandang
52 876 52 876
3.83 Instalasi biogas
33 333 33 333
2.43
Peralatan 60 246
60 246 4.39
Iuran anggota 10 000
10 000 0.73
Sub total 745 105
54.32 Total
1 371 625 100